Jeong Jaehyun berusaha menerima Kim Jisoo dan semua kontroversinya. Gadis yang bahkan belum mengerti apapun untuk membangun sebuah pernikahan dengannya.
Dan Kim Jisoo melepas apa yang ia sebut cinta demi menyelamatkan nama baiknya di mata publik den...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari sudah sangat larut ketika Jisoo pulang ke rumah. Tubuhnya terasa semakin remuk saja karna latihan koreografi yang belum ia kuasai, sedangkan lusa dia harus melakukan penampilan di atas panggung.
Tidak masalah. Yang penting hari ini ia harus istirahat agar besok bisa melakukan konfrensi pers.
Namun baru saja Jisoo akan naik ke tangga, seorang pelayan menghampirinya dan mengatakan Jaehyun sudah menunggunya sejak tadi di ruang makan. Segera saja Jisoo bergegas ke ruang makan.
Meskipun sudah menghabiskan malam panas di hotel tempo hari, dan ia kira Jaehyun akan lebih hangat, namun tidak. Jaehyun tetap saja dingin. Dan jika dipikir lagi, laki-laki itu tidak pernah meneleponnya atau mengirim pesan padanya.
Laki-laki itu sekarang bahkan duduk dengan wajah kaku.
"Apa kau menungguku?"
Jaehyun menatapnya dengan tatapan dinginnya, dan hanya mengangguk sebagai jawaban. "Duduklah."
Mendadak Jisoo merasa tangannya dingin karna suara Jaehyun yang berat. Dia menarik kursi, lalu duduk di hadapan Jaehyun. "Ada masalah apa?"
"Aku akan ke Jepang besok," jawab laki-laki itu. "Sekertarisku yang bernama Sowon akan menemanimu dan mengatur jadwal pribadimu," lanjut Jaehyun pelan.
Jisoo mengeryitkan kening. "Mengatur jadwalku? Tapi aku sudah punya manager-"
"Sowon akan mengatur untuk pemeriksaanmu di rumah sakit. Dan memastikan kau tidak pulang terlalu larut."
"Hm? Oh. Iya, baiklah."
Tanpa memberi respon lagi, Jaehyun berdiri dan berbalik seolah akan bersiap pergi. Tapi Jisoo tidak ingin laki-laki itu pergi. "Jaehyun, kau sudah makan?" tanyanya seraya ikut berdiri.
"Sudah. Jika kau mau makan, minta pelayan memasak untukmu," jawab laki-laki itu kemudian berlalu pergi begitu saja.
Jisoo merasa dadanya begitu sesak melihat itu. Entah kenapa rasanya dia selalu ingin dekat dengan Jaehyun. Tapi setelah apa yang mereka lalui, Jaehyun tetaplah Jaehyun. Laki-laki itu kembali menjadi dirinya yang sebelumnya. Bahkan Jisoo merasa jika hanya dirinya yang merasakan percintaan itu.
Dengan langkah lemah, Jisoo menyeret tubuhnya untuk bisa sampai ke kamar. Dia mulai membayangkan bagaimana rumah tanpa Jaehyun. Ada laki-laki itu saja rumah masih sunyi, apalagi jika tidak ada. Membawa teman datang ke mari juga hanya akan membongkar kedok jika pernikahannya dan Jaehyun tidak berjalan lancar.
"Nyonya," baru saja Jisoo akan membuka pintu kamarnya, seorang pelayan sudah datang menghampirinya dengan membawa segelas susu. Ia melebarkan senyum mengambil susu itu dan menggumamkan terima kasih.
Pelayan di rumah ini sangat sigap melayani dirinya, tapi mereka seperti robot yang jarang terlihat menggosip tentang majikannya.