21. - PERMULAAN

3K 547 329
                                    

Boleh gak kasih hadiah buat hana? 

Kalo tembus 200 komen, hana bakal update Anantha lagi

Jangan lupa banjirin komen kalian di tiap paragraf ya:)

Happy Reading

-

-

Gavin kini tengah duduk di bangku panjang taman belakang sekolah. Menatap sebuah buku diary milik Anantha yang sudah usang karena terbakar api. Gavin berhasil menyelamatkannya meskipun sebagian buku tersebut sudah lenyap termakan api.

Ada tulisan rapih tangan milik Anantha yang menggores lembaran-lembaran buku itu.

Isinya tentang curahan hati Anantha selama beberapa tahun terakhir ini, dan pernyataan tertulis Anantha yang menyebutkan jika dirinya menderita tumor otak dan jantung.

Lalu dibalik halaman itu Anantha menuliskan bahwa dia menyesali atas semua perbuatannya. Anantha menyesali perubahan dirinya yang menyebabkan Elisa tewas karenanya, dan bagaimana keluarga dan para teman-temannya yang membencinya saat itu sungguh sangat menyakiti hatinya.

Semua goresan-goresan tinta yang Anantha curahkan ke dalam diary miliknya berisikan penyesalan dan kesedihan yang selama ini Anantha rasakan. Alasan kenapa Anantha berubah dan kenapa Anantha tidak ingin kembali menjadi Anantha yang dulu lagi, semuanya tertulis didalam sana.

Anantha yang sekarang di mata orang adalah sosok yang jahat, dingin dan tak tersentuh, sesungguhnya menyimpan jutaan rasa sakit yang ia pendam.

Perasaan bersalah hinggap dihatinya karena pergi meninggalkan Anantha. Di saat kepergiannya, Gavin bahkan tidak pernah mengirim surat atau menanyakan kabar Anantha.

Bodohnya, saat Gavin mengetahui tentang kematian Elsa yang diakibatkan oleh Anantha sendiri, Gavin justru ikut menjauhinya. Tidak mempedulikan telfon atau pesan yang Anantha kirimkan untuknya.

Padahal saat itu Anantha membutuhkannya. Membutuhkan dirinya sebagai sandaran untuk tetap bertahan dan kuat di saat dunia menjauhinya.

Seharusnya Gavin mendatangi Anantha dan melindunginya, mengatakan semuanya akan baik-baik saja pada gadis itu.

Tapi Gavin tidak melakukannya dan membiarkan Anantha terluka sendirian di dasar jurang.

Ia memang berengsek, Gavin menyadarinya. Tapi sekali saja, Gavin ingin berdiri tegak di depan Anantha untuk melindunginya dan berada di samping gadis itu selama sisa umurnya.

Setidaknya dengan begini, Gavin tidak akan merasa menyesal lagi.

"Lo liat Anantha?"

Gavin menoleh menatap Arga yang tiba-tiba saja datang menginterupsinya. Keningnya mengernyit menatap wajah Arga yang tampak emosi, namun sepertinya ini menyangkut Anantha mengingat cowok itu tengah mencarinya.

"Anantha gak masuk. Kenapa?"

"Bangsat tuh cewek! Gara-gara dia nyokap gue masuk rumah sakit! Mana minggat dari apartemen gak bilang-bilang lagi!" marahnya seraya berkacak pinggang.

Gavin menghela napas. "Ga—"

"Lo tau? Dia selalu nolak ajakan gue buat pulang jenguk ortu, tapi giliran balapan ..." Arga menggantungkan ucapannya menendang rerumputan yang dipijakinya penuh kekesalan.

"Ga, lo gak tau apa-apa soal Anantha—"

"Gue tau! Gue kakaknya! Dan gue tau gimana sifat dan kelakuan dia!" Arga mendesah kasar. "Bedebah itu ... gue gak habis pikir sama jalan pikirannya. Bisa-bisanya dia gak peduli sama orang tuanya sendiri" Arga menggeleng. "Bener-bener bangsat!"

ANANTHA- I'm Fine (Save Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang