"Terima kasih sudah kembali, meski luka hati belum sepenuhnya pulih."
❄
Gavin masih bergeming menatap Anantha dari kaca pintu ruangan. Tidak berniat untuk melangkah ke dalam meski Arga dan Renata menyuruhnya masuk.
Hati Gavin sudah terasa nyeri melihat berbagai peralatan medis terpasang di tubuh Anantha. Ia takut jika alat detak jantung itu tiba-tiba berubah berbunyi lurus panjang saat memasuki ruangan.
Satu tangannya terangkat menyentuh kaca pintu, seakan jemarinya kini tengah membelai kepala Anantha. Kedua matanya memerah. Menyorot sendu mata Anantha yang masih enggan di bukanya.
Gavin takut kehilangan Anantha. Sangat takut sampai-sampai Gavin tidak bisa tidur karena memikirkan Anantha.
Gavin menghela napas panjang. "Cepet sadar, Tha ... gue sayang lo" ucapnya penuh harap. Masih ada hutang janji yang belum Gavin wujudkan pada Anantha, juga suatu hal yang selama ini Gavin simpan.
Perasaannya pada Anantha.
"Vin!"
Sebuah tepukan di pundaknya menyadarkan lamunan Gavin. Cowok itu menoleh menatap Arga yang tengah berjalan menghampirinya. Terlihat jelas gurat kelelahan di wajah Arga akibat tak tidur karena menjaga Anantha semalaman. Gavin mengangkat kedua sudut bibirnya, tersenyum—bermaksud menghibur sahabatnya itu.
"Dari tadi masih disini, beneran gak mau masuk?" tanya Arga saat sampai di hadapannya. Gavin menggeleng.
"Liat dari sini aja udah cukup, Ga. Lagian gue bukan siapa-siapa—"
"Lo masih bagian dari Anantha, Vin. Bagian dari keluarga gue"
Gavin tak menjawab. Cowok itu kembali menatap Anantha.
"Lo masih sayang Ana, kan?"
Gavin tersenyum tipis. "Sampe kapanpun perasaan gue ke Ana gak akan berubah, Ga" akunya, membuat Arga juga tersenyum dan ikut menolehkan pandangannya ke Anantha.
"Lo denger 'kan, dek? Gavin suka sama lo. Jadi, please buka mata lo, Tha" kata Arga.
Di balik tembok yang tak jauh dari tempat mereka, Axel sedari tadi berdiri mendengar percakapan mereka. Rasa panas menjalar di hatinya ketika mengetahui Anantha disukai cowok lain selain dirinya. Ketakutannya kehilangan Anantha jadi makin bercabang.
Takut Tuhan menghilangkan nyawa Anantha, dan takut Tuhan memberikan Anantha pada cowok lain.
Axel menghela napasnya dan menyebut nama Anantha. Bingung dengan perasaan Anantha yang belum ia tahu. Apa dan untuk siapa isi hati dan pikiran Anantha selama ini, Axel tidak bisa menebaknya.
❄
Kening Farel mengkerut dalam melihat Axel yang sedari tadi uring-uringan di depannya. Bantal sofa sudah berserakan di lantai karena perbuatan cowok itu. Tidak jelas alasannya karena setiap kali Farel bertanya, Axel hanya menjawabnya dengan helaan napas panjang kemudian mengganti posisinya.
Kemungkinan Axel masih mengkhawatirkan kondisi Anantha.
"Halah, tai!"
Farel terperanjat saat Axel tiba-tiba berdiri dan mengumpat.
"Kenapa sih lo?!" tanya Farel mulai kesal. Axel hanya menatapnya sebentar dan kembali merebahkan tubuhnya di sofa. Menutup wajahnya dengan bantal sofa yang sempat ia pungut.
Melihat itu, Farel berdecak. "Gak jelas lo!"
"Yang gak jelas tuh dia!"
Kening Farel semakin mengkerut dalam. "Dia siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTHA- I'm Fine (Save Me)
Teen Fiction📖 DILARANG COPAS/MENJIPLAK KARYA HANA OKE👻 Lebih baik punya karya hasil otak sendiri dari pada punya karya tapi hasil otak orang lain😂True? Jadi, Bijaklah sebelum berkarya🤗🐼 📍SLOW UPDATE!! #1 - Im Fine #10 - sad story Kesedihan, Kesakitan, kek...