18. - Rasa bersalah

3.1K 532 85
                                    

Anantha tengah duduk bersantai di rooftop sekolah sembari memakan es krim vanilla kesukaannya. Untuk kesekian kalinya Anantha membolos jam pelajaran terakhir—Sejarah. Alasan yang sederhana, guru yang mengajar membencinya karena Anantha sering terlibat tawuran. Bukan hanya satu atau dua guru, hampir semua guru pengajar bahkan kepala sekolah pun membencinya, namun mereka tidak bisa melakukan apapun karena Anantha adalah anak pemilik sekolah.

Sebagai gantinya, mereka hanya bisa mengomel dan melayangkan hukuman pada Anantha berharap agar gadis itu jera. Tetapi sepertinya Anantha tak memperdulikannya dan terus terlibat tawuran.

Arga dan kedua orang tuanya terus saja memberikan nasihat dan melarangnya untuk tidak berkelahi lagi, namun Anantha tak mau menurut.

Anantha melakukannya bukan karena ingin terlihat keren atau jagoan, hanya saja Anantha tidak suka siswa disekolahnya diganggu pihak lain. Geng motor dari sekolah lain terus saja membuat onar dan mengganggu orang-orang sekolahnya. Anantha hanya menegakkan keadilan, meskipun ia tahu caranya salah. Namun hanya ini yang bisa Anantha lakukan untuk melindungi keluarga dan orang-orang sekitarnya.

"Ana"

Anantha lantas menoleh ke arah Elsa yang baru saja datang dengan seragam olahraganya. Keringatnya bercucuran hingga membasahi sebagian rambut hitamnya yang diikat.

"Mau?" Anantha menawarkan es krim pada Elsa. Elsa menggeleng lalu menghela napas panjangnya, gadis itu melangkah mendekati Anantha dan duduk disampingnya.

"Kamu bolos lagi?"

"Lo sendiri? Bolos juga?" tanya Anantha balik sembari menikmati es krim vanillanya. Pandangannya menengadah memandangi langit biru yang tertutupi awan.

Elsa menggeleng. "Jam kosong"

Anantha berdecih. "Sejak kapan sekolah ini ada jam kosong?"

Elsa menggeleng heran lalu sedikit memutar tubuhnya menghadap Anantha. "Kamu mau sampe kapan bolos kayak gini? Bentar lagi kenaikan kelas loh, Ana"

"Tenang aja, gue gak akan tinggal kelas. Paling cuma nilai rapot aja yang merah" ujar Anantha santai dan melahap es krimnya kembali.

"Makanya belajar biar rapot kamu gak merah"

"Ribet"

Elsa menghela napas lagi dan menggeleng pelan, merasa heran dengan sikap Anantha yang sangat santai mengenai sekolahnya. Anantha bahkan tidak nampak takut jika seandainya gadis itu tidak naik kelas. Padahal orang tuanya sering memarahi Anantha setiap kali mendapat nilai jelek.

"Tha! Tha!" seru Farel yang datang dengan nafas terengah-engah, membuat Anantha dan Elsa sontak menoleh ke arahnya.

"Apa sih?!" tanya Anantha galak.

"I-itu ... a-anu ..."

"Ngomong apa sih lo?"

"Kenapa, Rel?" tanya Elsa.

"Anak geng motor SMA ANGKASA berulah lagi, Tha! Salah satu anggota kita dikroyok, mereka ngancem bakal ada korban lagi kalo lo gak ke sana nemuin mereka"

Anantha sontak berdiri, raut mukanya berubah dingin. "Berengsek! Cabut, Rel!"

Anantha membuang es krimnya sembarangan lalu meraih tasnya dan hendak melangkah pergi, namun Elsa menahannya.

"Ana, jangan pergi!"

"Gue gak bisa biarin mereka ngerusak wilayah ini dan nyakitin anggota gue, Elsa"

ANANTHA- I'm Fine (Save Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang