14. - Flashback

5.1K 660 148
                                    

Silahkan di tonton trailernya terlebih dahulu🙌

Seorang gadis yang masih duduk di bangku kelas 4 SD dengan rambut hitam panjangnya tengah sibuk menyapu halaman dengan sapu lidi panjang yang terlihat kebesaran dari ukuran tubuhnya. Membantu sang kakak yang juga ikut membersihkan halaman rumah sederhana yang kemarin sudah menjadi hak milik mereka. Orang tua mereka membelikan rumah tersebut karena permintaan mereka yang ingin memiliki bangunan sederhana tersebut. Bukan tanpa sebab, Kakak-beradik itu membantu seorang wanita paruh baya-si pemilik rumah sebelumnya yang kesulitan dengan biaya hidup. Wanita renta yang memiliki tujuh orang anak yang masih kecil, sementara suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan.

Tidak bisa bekerja karena kelumpuhan yang di deritanya. Beliau juga tidak bisa menyuruh anak-anaknya untuk bekerja di saat umur mereka yang terbilang kecil. Hingga akhirnya beliau memutuskan untuk menjual rumah, namun tak ada satu pun yang mau membeli rumahnya karena memang keadaan bangunan itu sudah lumayan tua dan rusak di banyak bagian.

Si gadis kecil yang mengetahui keadaan wanita itu pun langsung mengadu pada kakaknya-Arga, dan akhirnya mereka membicarakan masalah ini pada orang tua mereka. Mereka pun akhirnya membeli rumah itu dengan harga yang terbilang sangat tinggi, dan membantu mencarikan rumah yang lebih layak lagi untuk wanita itu dan anak-anaknya.

"Kak" Anantha. Si gadis berseragam SD itu memanggil sang kakak. Sedangkan sapu yang sedari tadi di tangannya kini sudah tergeletak di tanah.

Arga menoleh ke arah Anantha yang tengah menyeka keringat di dahinya. Cowok itu meletakkan sapu lidinya kemudian menghampiri Anantha. "Kenapa?"

"Capekk...!!" rengek Anantha sembari memasang wajah cemberutnya hingga mengundang kekehan geli Arga. Arga menjulurkan tangannya mengusap rambut Anantha lembut.

"Yaudah istirahat aja, biar Kakak yang lanjutin sisanya"

"Kakak gak capek?" tanya Anantha. Arga menggeleng. Cowok itu mengambil karung yang tergeletak di ayunan kayu kemudian berjongkok memasukkan sampah dedaunan ke dalamnya. "Cowok kan gak boleh capek. Lagian cowok itu lebih kuat di banding cewek" jelasnya.

Anantha semakin cemberut mendengar ucapan Arga. Tidak terima perkataan sang kakak yang secara tidak langsung menyebut cewek itu lemah. Tidak. Anantha bukanlah cewek lemah. Dia bisa lebih kuat dari Arga.

"Loh? Katanya capek" kata Arga saat melihat Anantha kembali memungut sapunya kembali dan kembali menyapu.

"Ana tuh gak terima Kak Arga rendahin kaum cewek!"

"Rendahin?" tanya Arga tak mengerti.

Anantha memutar tubuhnya menghadap Arga dengan hentakan kaki, menunjukkan jika ia sedang kesal.

"Kakak bilang kalo cowok lebih kuat dari cewek! Itu penghinaan tau!" protesnya.

Arga tergelak memegangi perutnya yang terasa geli. Sepertinya seru kalau Arga memberinya sedikit bumbu untuk mengerjai adiknya yang terlihat sangat menggemaskan jika sedang marah begini.

"Ya 'kan emang bener, kodratnya cowok selalu di atas cewek. Tugas cowok 'kan ngelindungin cewek yang lemah lembut"

"Gak bener ih!" protes Anantha menjadi-jadi.

"Bener kok, Tha"

"Nggak, Kaaaakkk!"

"Bener Anantha sayang"

"Kak Arga nih! Anantha bilang nggak ya nggak!"

"Bener!"

"Kakaaaakk!! Minta di banting yaa?!" galak Anantha. Sedangkan di tempatnya berdiri, Arga tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan Anantha. Kepalanya mendongak ke atas dengan mata yang terpejam, sedangkan kedua tangannya memegangi perutnya yang terasa sakit sekaligus geli. Arga selalu merasa senang menjahili Anantha sampai adiknya kesal seperti itu. Wajah imut Anantha menjadi semakin bertambah berkali-kali lipat.

ANANTHA- I'm Fine (Save Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang