Siapa yang kangen Anantha?
Ayoo jangan lupa like, komen dan bantu share yaa~~
Happy Reading
.
.
❄
Pagi sekali Anantha sudah berada di halaman rumah, menyiram tanaman-tanaman bunga cantik milik Lisa. Anantha merasa bosan di kamar terus-terusan selama tiga hari terakhir, jadi ia memilih keluar untuk menyiram bunga. Meskipun Anantha sendiri merasa kesulitan karena berada di kursi roda.
Sejak hari dimana kaki Anantha tidak bisa lagi di gerakkan, Lisa memesankan kursi roda untuknya hingga menimbulkan banyak pertanyaan dari mulut Axel yang kebingungan perihal kondisinya.
Axel terus menyerangnya dengan pertanyaan setiap kali cowok itu melihat Anantha. Untungnya Lisa cepat meredakannya dengan memberi alasan jika Anantha tidak boleh banyak gerak karena mudah lelah.
Meskipun Anantha sadar sesuatu, bahwa sorot mata Axel menunjukkan ketidakpercayaannya. Namun saat itu Axel mendengarkan penjelasan Lisa dan tidak bertanya lagi.
Anantha mendongakkan wajahnya pada bunga-bunga mawar yang berada di atas rak. Bunga-bunga cantik milik Lisa tersusun di antara rak tanaman, dan bunga yang belum tersentuh air hanya bunga mawar. Ini menyulitkan Anantha untuk menyiram bunga itu jika kakinya tidak bisa digunakan untuk berdiri.
Anantha mendesah panjang. Sekali ini saja kakinya berfungsi walau hanya sebentar, harapnya begitu. Kedua tangannya lalu bergerak menurunkan kedua kakinya kemudian memegang sisi kursi roda, menopang tubuhnya untuk coba berdiri.
Anantha tersenyum ketika tubuhnya berhasil tegap berdiri. Perlahan, satu tangan Anantha membantu kakinya untuk melangkah maju mendekati tanaman, sedangkan satu tangan lainnya terjulur ke bunga mawar hendak menyiram. Namun sebelum air itu jatuh, tubuh Anantha limbung dan jatuh ke tanah, bersamaan dengan teriakan seseorang.
"Ananatha!"
Axel berlari menghampiri Anantha dan berjongkok di sampingnya. "Lo gapapa?" tanya Axel khawatir, tangannya bergerak menyentuh bahu Anantha namun gadis itu menepisnya.
"Pergi!"
"Tha"
Anantha tidak menghiraukan panggilan Axel dan berusaha bangkit untuk pindah ke kursi roda, namun gagal.
"Biar gue bantu" kata Axel ingin membantu namun Anantha mendorongnya.
"Pergi! Gue bisa sendiri!" ketus Anantha dan berusaha berdiri lagi namun tetap gagal.
"Tha, jangan maksain diri lo" kata Axel ketika melihat lutut Anantha terluka. "Kaki lo luk—"
"I'M FINE!!" bentak Anantha, ia mencoba untuk bangkit lagi. Kedua matanya memerah, seakan usahanya sia-sia. Anantha pun akhirnya diam, wajahnya tertunduk menatap kedua kakinya.
"Pergi!" tekan Anantha dengan nada dinginnya.
Axel menatap Anantha. Axel paham betul apa yang tengah Anantha rasakan saat ini.
Axel menghela napasnya. "Oke gue pergi, tapi please panggil gue kalo lo butuh. Jangan maksain diri lo, Tha"
Anantha tak menjawab, Axel pun bangkit dan berjalan memasuki rumah meninggalkan Anantha disana.
Kedua tangan Anantha mengepal kuat, air matanya yang sedari tadi ia tahan pun akhirnya jatuh membasahi pipinya. Anantha berteriak dan memukul kedua kakinya bertubi-tubi dengan umpatan serapahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTHA- I'm Fine (Save Me)
Ficção Adolescente📖 DILARANG COPAS/MENJIPLAK KARYA HANA OKE👻 Lebih baik punya karya hasil otak sendiri dari pada punya karya tapi hasil otak orang lain😂True? Jadi, Bijaklah sebelum berkarya🤗🐼 📍SLOW UPDATE!! #1 - Im Fine #10 - sad story Kesedihan, Kesakitan, kek...