Happy Reading guys
❄❄❄
"Lo gak pulang?" tanya Anantha setelah mereka sampai di rumah Anantha.
Axel menggeleng dan berjongkok di hadapan Anantha yang duduk di kursi kayu teras rumah. Kedua tangannya terulur membenarkan topi rajut yang dikenakan Anantha.
"Gue nginep sini, ya? Jagain lo"
"Nggak!" tolak Anantha langsung hingga menciptkan kernyitan tak suka dikening Axel.
"Kenapa?"
"Nyokap lo sendirian di rumah"
"Tapi lo lagi sakit, Tha"
"Nyokap lo juga sakit, Xel"
Axel terdiam. Merasa bimbang untuk memilih antara tetap tinggal dan menjaga Anantha atau pulang. Di satu sisi, Axel mengkhawatirkan mamanya yang sudah beberapa jam ini ia tinggal sendirian di rumah, meski dipantau oleh bibinya—Clara, Axel tetap tak tenang meninggalkan mamanya. Tapi di sisi lain, Axel juga tidak bisa meninggalkan Anantha sendirian setelah mengetahui kondisinya sekarang.
"Izinin gue nginep buat semalam aja"
Anantha menggeleng. "Dokter Lisa butuh lo"
"Terus gimana sama lo?"
"Bego! Sebelum lo dateng gue juga udah tinggal sendiri!" ketus Anantha membuat Axel tertawa kecil.
"Hp lo mana?"
"Gue buang" Axel melotot mendengar jawaban Anantha.
"Kenapa lo buang bodoh?! Lo tau kegunaan hp kan? Kalo lo kenapa-napa gimana orang bisa tau keadaan lo?!"
Anantha berdecak seraya menatap Axel datar. "Berisik!" Anantha lalu mengeluarkan ponselnya dari saku jaket dan menunjukkannya pada Axel, membuat cowok itu sontak mengusap wajahnya frustasi.
"Astaga Anantha ...! Kapan sih lo gak bikin gue khawatir?" ujarnya, sedangkan Anantha hanya tersenyum miring.
Axel mengambil ponsel Anantha dan memainkannya.
"Ngapain?"
"Kepo lo!"
"Itu hp gue tolol!" umpat Anantha seraya menoyor kening Axel. Axel berdecak.
"Bawel lo, ah!"
"Nih! Udah gue atur nomer gue di kontak darurat, kalo ada apa-apa telpon gue, jangan cowok lain! Gue juga udah atur alarm, lo harus makan dan minum obat setiap alarm itu bunyi. Dan jangan matiin lokasi lo biar gue gampang lacak lo! Ngerti kan?"
Anantha mendelik. "Siapa lo ngatur-ngatur hidup gue?" tanyanya sewot.
"Cowok lo lah!"
Anantha berdecih. "Sejak kapan jadian?"
"Sejak gue nyium lo! Puas?!"
Anantha seketika terdiam dengan semburat merah di pipinya. Anantha memalingkan mukanya dari Axel ketika tak sengaja melihat cowok itu menatapnya dengan seringaian.
"Dasar ca—"
Kening Axel mengerut karena Anantha tidak melanjutkan perkataannya.
"Kenapa, Tha?"
Anantha menggeleng pelan seraya merapatkan bibirnya. Axel yang melihat tingkah Anantha yang terlihat aneh kembali bertanya, "Lo gapapa? Muka lo pucet"
Anantha menggeleng kecil. "G-gapapa" jawab Anantha dengan suara seraknya. Axel menatapnya penuh arti.
"Jadi kapan lo balik?" tanya Anantha. Axel menatapnya penuh arti. Bukan karena tidak suka karena Anantha mengusirnya, tapi ucapan Anantha barusan seolah menyuruhnya pergi agar ia tidak melihat sesuatu yang akan terjadi pada Anantha nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTHA- I'm Fine (Save Me)
Teen Fiction📖 DILARANG COPAS/MENJIPLAK KARYA HANA OKE👻 Lebih baik punya karya hasil otak sendiri dari pada punya karya tapi hasil otak orang lain😂True? Jadi, Bijaklah sebelum berkarya🤗🐼 📍SLOW UPDATE!! #1 - Im Fine #10 - sad story Kesedihan, Kesakitan, kek...