Kesederhanaan seseorang bukan di lihat dari luaran nya saja. Tetapi lihat lah ke dalam hati nya.
❄
Pinggir jalan
Anantha menghembuskan napas kasar nya menatap motor ninja milik nya. Bulan ini ia lupa men-service motor nya karena harus bulak-balik ke rumah sakit untuk cek up.
Anantha melirik jam yang melingkar di tangan nya lalu mengacak rambut nya frustasi. Sepuluh menit lagi bel masuk, dan Anantha masih berada di jalan saat ini. Jarak tempat nya ke sekolah juga masih terbilang cukup jauh. Dan ia harus masuk hari ini mengingat ada ulangan matematika di jam pertama hari ini.
Anantha mengusap wajah nya kasar. Ia harus bagaimana?
Suara klakson dari arah belakang nya membuat Anantha berbalik badan. Menatap sosok yang duduk di atas motor ninja hitam milik nya. Anantha menatap malas ketika sosok itu membuka kaca helm nya.
"Kenapa, Tha? Motor lo mogok?" tanya Gavin.
Anantha berdeham lalu mengeluarkan ponsel nya dari saku jaket kulit yang di kenakan nya.
"Bareng gue aja yuk" tawar Gavin.
"Gue pesen taksi" balas Anantha singkat tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar ponsel.
Gavin menghela napas. "Kelamaan, Tha. Keburu bel masuk, dari pada lo di hukum mending bareng gue" kata Gavin. "Hari ini lo ada ulangan kan?"
Anantha beralih menatap Gavin yang tengah mengangkat satu alis nya ke atas.
Anantha terdiam sejenak sembari menggoyangkan ponsel nya. Menimang tawaran Gavin.
Anggukan singkat dari Anantha membuat Gavin tersenyum.
Anantha memakai helm milik nya lalu naik ke atas motor ninja hitam Gavin. Gavin sedikit kecewa karena Anantha tidak mau menerima uluran tangan nya untuk membantu gadis itu naik.
Mungkin ucapan Arga ada benar nya. Anantha berubah, tidak se-asik dulu lagi, tidak seperti Anantha yang ia kenal. Ramah, lugu, ceria dan cerewet. Gavin merasa ada yang hilang dari diri nya melihat Anantha berubah seperti ini. Jiwa nya hampa, namun perasaan itu masih ada sampai saat ini.
"Jalan" kata Anantha menyadarkan lamunan nya.
"Pegangan, Tha" ujar Gavin sembari menyalakan mesin motor nya. Tetapi seperti nya Anantha tidak mengindahkan ucapan nya barusan.
Gavin melirik Anantha dari kaca spion nya. Anantha memalingkan pandangan nya ketika Gavin menatap nya.
"Pegangan, Tha" ulang Gavin.
Anantha menghembuskan napas nya lalu memegangi jaket levis yang Gavin kenakan.
Gavin menarik kedua tangan Anantha dan melingkarkan nya di pinggang nya.
"Pegangan tuh kayak gini. Kalo kayak tadi, nanti pas gue nge gas lo mungkin langsung kejengkang ke belakang kali"
Anantha hendak menarik tangan nya dari pinggang Gavin, namun cowok itu menahan nya
"Jangan keras kepala, Tha. Gue gak mau sampe terjadi sesuatu sama lo karena kegengsian lo itu"
"Lagian.. Mau lo peluk atau raba-raba gue juga gue ikhlas kok, Tha. Gue gak bakal marah asal itu bikin lo seneng"
Gavin mengedipkan mata nya ke arah kaca spion ketika Anantha menatap nya tajam. Anantha mendelik lalu membuang muka.
"Gak usah masang muka sok serem gitu deh, gak cocok lo"
Anantha berdecak. "Lo mau berangkat atau mau ngoceh? Kalo mau ngoceh mending gue nyari taksi aja" protes Anantha tanpa sadar.
Gavin mengembangkan senyuman nya.
"Nah itu baru Anantha gue yang cerewet"
Anantha membeku, sadar jika diri nya sudah berbicara banyak pada Gavin.
"Jangan berubah, Tha. Apapun masalah yang lo alamin di masa lalu, ikhlasin. Karena manusia gak akan pernah bahagia kalo dia selalu hidup di dalam bayang-bayang masa lalu"
Anantha terdiam. Perkataan Gavin seolah menampar nya. Ia memang tidak pernah merasa bahagia sejak hadir nya seseorang yang merusak kehidupan nya. Merampas semua sumber kebahagiaan nya, merampas semua milik nya. Keluarga, teman, bahkan sosok orang yang berarti untuk nya.
Anantha tak akan pernah melupakan itu. Anantha dendam. Namun Anantha tak bisa berbuat apa-apa. Takdir mempermainkan nya. Takdir merenggut semua dari nya.
Dan Anantha hancur karena itu.
Ia tidak pernah bisa memaafkan sesuatu hal yang merenggut kebahagiaan nya.
Menghancurkan hidup juga hati nya.
❄
Anantha langsung turun ketika motor Gavin berhenti di parkiran sekolah. Hanya lima menit perjalanan. Gavin benar-benar mengendarai motor nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tersisa tiga menit lagi, bel masuk berbunyi.
Anantha berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelas nya. Mengabaikan ribuan pasang mata yang menatap nya penuh arti.
Anantha tahu apa yang tengah mereka pikirkan. Bisikan-bisikan dari beberapa murid yang di lewati nya terdengar jelas di telinga nya. Namun Anantha tetap berlalu mengabaikan bisikan mereka. Anantha tidak terlalu memikirkan nya.
"Anantha kok bisa bareng sama Gavin?"
"Mereka ada hubungan apa sih?"
"Jangan-jangan mereka pacaran"
"Ih, cewek beku kayak dia kok mau sih Gavin?"
"Tau tuh, iya sih cantik, tapi masa dingin gitu sama orang lain, menyendiri terus lagi, dasar aneh"
"Bukan nya menyendiri kali, emang gak ada yang mau temenan sama dia"
Anantha menghentikan langkah nya. Suara gelak tawa terdengar jelas di telinga nya, karena tiga murid perempuan yang duduk di bangku koridor itu puas mengejek nya. Namun bukan itu yang membuat Anantha menghentikan langkah nya.
"Anantha gak aneh, dia lebih memilih menyendiri karena menghindari people toxic kayak kalian. Kalian pikir kalian siapa? Gak usah nge-judge orang sembarangan kalo kalian gak tau asli nya"
Gavin menatap tajam tiga murid perempuan yang telah mengejek Anantha.
"Dan satu lagi, jangan menilai orang dari cover nya, tapi liat dari hati nya. Dan yang gue tahu, hati Anantha lebih baik dari pada kalian yang cuma cover nya doang bagus tapi dalem nya nothing"
Gavin menghampiri Anantha yang masih berdiri diam membelakangi nya.
"Lo gapapa kan, Tha?" tanya Gavin. Gavin mengerutkan kening nya khawatir ketika melihat Anantha yang tengah memejamkan mata nya. Wajah nya terlihat pucat dengan keringat dingin membanjiri pelipis nya.
"Tha, are you okay?" tanya Gavin sembari mengguncang pelan kedua bahu Anantha.
Anantha perlahan membuka mata nya menatap Gavin. Anantha mengangguk singkat kemudian berlalu pergi meninggalkan Gavin yang menatap punggung nya penuh tanya.
❄
Adohhh maap yak gaes Anantha lama update. Soal nya bingung mau ngetik yang mana duluan wkwk. Nyari ide buat cerita ini tuh gak gampang, apalagi hana suka lupa terus tiap dapet ide. Wkwkwk
Satu kata buat Anantha
Satu kata buat Gavin
Satu kata buat Arga
Next part kalian mau nya cerita Anantha kayak gimana?
Jangan lupa like dan kome yaa, jang cuma komen next doang wkwk😂😂
Terima kasih🙏
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTHA- I'm Fine (Save Me)
Teen Fiction📖 DILARANG COPAS/MENJIPLAK KARYA HANA OKE👻 Lebih baik punya karya hasil otak sendiri dari pada punya karya tapi hasil otak orang lain😂True? Jadi, Bijaklah sebelum berkarya🤗🐼 📍SLOW UPDATE!! #1 - Im Fine #10 - sad story Kesedihan, Kesakitan, kek...