Masa lalu yang menyakitkan membuat kita ingin selalu menjauh untuk melupakan, meskipun pada hakikatnya kita tidak bisa menghindarinya.
❄
Ini sudah ke sekian kalinya Vera membututinya meskipun Anantha sudah berusaha menghindar. Anantha tetap diam dan menjauh meskipun vera sudah memintanya untuk mendengarkannya barang sebentar. Sebenarnya Vera sudah lelah dengan kekeras kepalaan Anantha. Dinginnya hati Anantha membuatnya harus ekstra sabar menghadapi gadis itu. Vera kalut, harus bagaimana lagi Vera memperbaiki hubungan mereka?
"Tha." Vera menahan lengan Anantha.
"Lepas!"
"Bisa gak sih kita kayak dulu lagi? Gue tau gue salah tapi lo gak harus hukum gue kayak gini!"
Anantha menatap Vera datar. "Mau lo apa?"
"Gue mau lo kayak dulu lagi, Tha. Gue mau kita kayak dulu lagi."
Anantha menyentakkan lengannya lalu menatap Vera tajam. "Lo nyuruh gue?"
Vera menggeleng pelan, gadis itu hendak bersuara namun urung saat melihat pergerakan Anantha.
Anantha melangkah maju. "Lo bukan siapa-siapa gue jadi lo gak berhak ngatur-ngatur hidup gue!"
"Gue gak--"
"Pada akhirnya sampah akan tetap menjadi sampah! Yang gak berguna akan berakhir gak terpakai atau di buang ke tempat sampah!" ujar Anantha, gadis itu kemudian melangkah namun di tahan Vera.
"Tha, lo bukan sampah ..." lirih Vera menatap Anantha sendu.
Anantha tersenyum miring. "Bukannya itu kalimat yang lo ucapin ke gue dulu? Lupa lo?!" Anantha menyentak tangannya dan pergi dari sana, meninggalkan Vera yang mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipi kanannya.
"Maafin gue, Tha ..." gumam Vera menyesal.
❄
"Anantha!"
Anantha yang baru saja keluar dari perpustakaan pun menoleh ke asal suara, gadis itu memutar matanya malas melihat Arga berlari kecil menghampirinya.
Anantha tak menghiraukan dan melanjutkan langkahnya menjauhi cowok itu.
"Tha, lo udah makan? Gimana belajarnya?" tanya Arga namun tak ada jawaban dari Anantha, membuat Arga pun menghela napas panjangnya.
"Tha, kakak lagi ngomong loh sama lo," kata Arga yang membuat Anantha sontak menghentikan langkahnya mendnegar kata embel 'kakak' yang keluar dari mulut Arga. Anantha benar-benar merindukan obrolan mereka yang hangat, seperti dulu.
Anantha menoleh.
"Lo udah makan?" tanya Arga lagi.
"Kalo belum apa urusannya sama lo?" tanya Anantha balik lalu melanjutkan langkahnya kembali. Arga pun menyusul dan menahan lengan gadis itu.
"Tha, lo beneran gak mau pulang ke rumah? Nyokap sakit-sakitan manggil lo terus, Tha."
Mendengar itu, hati Anantha serasa tercubit. Jelas Anantha sangat terkejut mendengar berita jika Renata tengah sakit. Tapi bagaimanapun juga Anantha tak bisa kembali ke rumah itu. Anantha tak bisa dan tak akan pernah bisa kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTHA- I'm Fine (Save Me)
Teen Fiction📖 DILARANG COPAS/MENJIPLAK KARYA HANA OKE👻 Lebih baik punya karya hasil otak sendiri dari pada punya karya tapi hasil otak orang lain😂True? Jadi, Bijaklah sebelum berkarya🤗🐼 📍SLOW UPDATE!! #1 - Im Fine #10 - sad story Kesedihan, Kesakitan, kek...