Pagi ini, Anantha sudah berada di sekolah. Berdiri di tengah lapangan, mendribel bola dan memasukkannya ke dalam ring. Ia sengaja berangkat agak pagi karena ia tidak ingin bertemu Arga. Karena setiap hari cowok itu selalu datang ke apartement nya untuk mengajaknya berangkat bersama. Dan itu membuatnya kesal.
Anantha tidak ingin siapapun mengganggunya. Anantha ingin sendiri, seperti yang seharusnya.
Anantha hendak melemparkan bola ke arah ring namun pergerakannya terhenti ketika merasakan sakit di bagian dadanya. Bola basket yang berada di tangannya pun terjatuh bersamaan dengan tubuhnya yang limbung ke tanah.
Anantha meringis tertahan sambil memegang dadanya yang terasa sakit. Jika sudah seperti ini, ia harus meminum obatnya. Tetapi ia tidak mungkin mengeluarkannya di sini. Mengingat sudah banyak siswa yang mulai berdatangan.
Para murid yang melihatnya pun terheran-heran, kenapa Anantha bisa sampai terjatuh seperti itu, apalagi dengan ekspresi yang tengah menahan sakit. Sebagian dari mereka ingin membantu Anantha namun urung mengingat bagaimana dinginnya gadis itu pada semua orang.
Dan pada akhirnya mereka hanya bisa menonton dengan rasa penasaran dan khawatir di dalam diri mereka. Sebagian lainnya bersikap tidak peduli, bahkan ada yang mencibir diam-diam karena tidak suka dengan Anantha. Apa lagi kalau bukan karena kecantikannya namun sangat dingin pada semua orang di sekitarnya.
Anantha pun bangkit sambil menahan rasa sakit di dadanya. Baru saja ia menegakkan tubuhnya, Anantha kembali limbung ke belakang. Nyaris saja Anantha kembali menyentuh tanah jika tidak ada seseorang yang menahan tubuh nya dari belakang.
"Lo gapapa?" tanyanya setelah membantu Anantha untuk berdiri tegak. Anantha berbalik, menatap datar pada cowok yang baru saja menolongnya. Cowok itu pun terkejut melihat cewek yang baru saja di tolongnya ternyata Anantha. Sosok yang sangat di kenalnya. Sahabat kecilnya.
"Anantha?" ada rasa senang di hatinya ketika bertemu dengan gadis itu. Cowok itu merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Anantha. Tapi dengan cepat Anantha mendorong dada cowok itu menjauh dari nya. Menciptakan kerutan bingung di dahinya.
"Tha, ini gue Gavin" ucap cowok yang mengaku Gavin itu.
"Don't.touch!" ujar Anantha dingin kemudian berbalik pergi sambil memegangi dadanya yang masih terasa nyeri.
Gavin memiringkan kepalanya bingung. Kenapa Anantha berubah dingin? Dan kenapa Anantha menolak pelukannya. Bukankah dulu Anantha sangat suka di peluk olehnya? Pikir Gavin.
"Lo salah kalo sifat Anantha masih sama kayak dulu, Vin"
Gavin menoleh ke arah suara di belakangnya. Arga melangkah mendekati Gavin.
"Sebenernya Anantha kenapa, Ga? Kok dia jadi dingin gitu? Kayak bukan Anantha yang gue kenal" ujar Gavin, sedikit merasa kecewa dengan sikap Anantha padanya tadi. Ia benar-benar tidak mengerti dengan perubahan Anantha saat ini.
"Ada banyak kejadian selama lo di Aussie"
Gavin mengerutkan keningnya. "Maksud lo?" tanya nya masih tidak mengerti.
Arga menghela napas panjang. "Ini semua salah gue, Vin"
Gavin semakin mengerutkan dahinya dalam. "Maksud lo apa sih, Ga? Sebenernya kenapa sama Anantha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTHA- I'm Fine (Save Me)
Roman pour Adolescents📖 DILARANG COPAS/MENJIPLAK KARYA HANA OKE👻 Lebih baik punya karya hasil otak sendiri dari pada punya karya tapi hasil otak orang lain😂True? Jadi, Bijaklah sebelum berkarya🤗🐼 📍SLOW UPDATE!! #1 - Im Fine #10 - sad story Kesedihan, Kesakitan, kek...