Anye, gadis itu tersenyum manis. Mengantarkan siswi terakhirnya yang dijemput orang tuanya.
"Sampai jumpa, Miss." Ujar gadis kecil itu semangat.
"Sampai jumpa, Alice." Jawab Anye tersenyum hangat ikut membalas lambaian gadis kecil itu.
"Kau manis sekali Anye." Gumam sahabatnya, Arlin.
"Kenapa kau tidak menikah saja dan mendapatkan satu yang sepertinya." Lanjut Arlin lagi.
Anye memutar bola matanya. Oh, sahabatnya mulai lagi. "Kau tahu aku tidak bisa." Jawabnya cemberut.
"Oh, ayolah kau bukannya tidak bisa. Hanya tidak mau. Kurasa jujur lebih baik." Jawabnya sedikit menyindir.
Kali ini Anye tidak menghiraukannya.
"Anye kau bisa ikut kencan buta. Arlon akan mengenalkanmu dengan koleganya." Kali ini Daniella ikut membela Arlin. Arlon adalah saudara kembar Arlin sekaligus suami Daniela.
Ya, Arlin maupun Daniella sudah menikah. Hanya dirinya yang belum menikah dan masih asik menjomblo.
"Tidak mau, Daniella. Oh, aku tahu niat kalian baik. Tapi bisakah aku memilih pasanganku sendiri." Ujarnya mencoba membuat sahabatnya mengerti.
Keduanya memutar bola matanya. Mereka tahu itu tidak akan pernah terjadi. Anye dan lelaki. Lelaki mana yang beruntung bisa mendekati Anye, jika ingat gadis itu bahkan tidak pernah mau keluar jauh dari rumahnya. Kehidupan Anye yang monoton. Terlebih setelah ia tinggal sendiri.
Anye tidak pernah mau repot-repot mendekatkan diri dengan terlalu banyak orang, baginya sudah cukup memiliki beberapa teman yang mengerti dirinya.
Mereka bertiga adalah guru sekaligus pemilik taman kanak-kanak disana. Ehm..., sebenarnya anye bukan guru tetap disana, ia hanya akan berkunjung diakhir pekan jika tidak sibuk dengan pekerjaannya.
Anye menyukai anak-anak, karena itulah dirinya bersama dua temannya mendirikan taman kanak-kanak yang cukup sukses dikotanya.
Meski sejujurnya yang diinginkan Anye adalah menjadi seorang pelukis. Namun sudah lama ia melupakan hobinya itu, mengingat melukis hanya bisa mengingatkannya pada peristiwa buruk dihidupnya.
Sebagai gantinya kini ia mengganti hobinya dengan menulis. Anye seorang penulis dongeng anak-anak dan penulis cerpen majalah tetap.
Karena pekerjaan itulah anye tidak pernah keluar dari rumahnya. Dan jika ia mulai bosan ia akan bergabung untuk mengajar di TK.
"Kau yakin tidak ingin ikut kencan buta itu?" Arlin kembali bicara setelah berhasil mengikuti Anye.
Oh, ayolah harus berapa kali Anye menolak.
"Tidak. Dan tidak akan berubah." Tegasnya yang membuat Arlin mencibir.
Anye kembali merapikan peralatannya bersiap untuk pulang. Arlin pun melakukan hal yang sama.
"Oh, lihat siapa di depan?" Heboh Daniella begitu sampai ke tempat dua sahabatnya.
Anye dan Arlin mengerutkan dahi mereka masing-masing. Menatap heran ke arah Daniella.
"Siapa?" Tanya Arlin.
Dengan senyum mengembang. Daniella menjawab. "Tuan David di depan."
Arlin terkekeh sementara Anye kehilangan minatnya untuk pulang.
"Haha.... Pantas Anye menolak kencan buta yang kita tawarkan. Ternyata karena Hot Dady." Gurau Arlin.
Anye meringis. Harus ia apakan lagi orang itu agar berhenti mengejarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/255808199-288-k541798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Emotion Love
Romance"Apa yang kau lakukan Anye?" Tanya orang itu dengan angkuhnya. Anye. Gadis itu tidak bergeming di tempatnya. Pandangannya buram. Bukan ini yang ia pikirkan. Apa begini cara memperlakukannya setelah ia mengatakan mencintai laki-laki itu. Bukankah ini...