"Apa yang kau lakukan Anye?" Tanya orang itu dengan angkuhnya.
Anye. Gadis itu tidak bergeming di tempatnya. Pandangannya buram. Bukan ini yang ia pikirkan. Apa begini cara memperlakukannya setelah ia mengatakan mencintai laki-laki itu.
Bukankah ini...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anyelir
Dalam usahanya kabur. Anye hanya bisa mengandalkan kakinya. Tidak ada ponsel karena Hardin menyitanya. Ia juga tidak memiliki uang tunai karena terbiasa menggunakan kartu kemana-mana. Disini juga tidak ada ATM atau sejenisnya. Hampir semua rumah terlihat kosong, mungkin karena mereka pergi berlibur mengingat ini musim panas. Hanya butuh waktu 10 menit dan seharusnya ia sudah berada di dalam bus menuju bandara. Ya, seharusnya begitu jika saja sebuah mobil hitam tidak berhenti tiba-tiba dan menghalangi jalannya. Ia tidak bisa menebak siapa yang ada didalam mobil itu karena kaca mobil itu tidak membiarkannya mengintip.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anye panik saat melihat Hardin keluar dari mobil itu dengan tatapan marah. Dengan cepat ia berbalik dan yah.... tubuhnya diangkat tiba-tiba dari belakang.
Anye berteriak histeris dan memberontak. Tentu saja ia tahu itu Hardin.
"Rasa takut itu penting, Anye." Desis Hardin.
Tidak perduli dengan Anye yang berontak. Hardin memasukkan Anye ke dalam mobilnya dengan kasar.
"Seharusnya jangan menyulut emosiku." Geram Hardin. Kedua tangannya mengoyak kaos yang Anye pakai hingga kaos tipis itu terlepas dari tubuh gadis itu. Menyisakan bra hitam tubuh gadis malang itu.
Anye berteriak histeris. "Keluar jika kau berani!" Ancam Hardin dan membuang potong kaos itu di jalan.
Hardin menutup mobil itu kasar dan memutarinya. Setelah duduk di kursi kemudi dengan cepat ia menjalankan mobilnya. Disampingnya Anye hanya diam, menangis pun percuma. Yang dilakukan gadis itu hanya mencengkram seat belt yang menahan tubuhnya.
"Kemana?" Tanya Anye gemetar saat mereka sudah berjalan cukup jauh. Merasa Hardin tidak akan menjawabnya Anye kembali bersuara. "Hardin."
Hardin memutar setirnya dan berbelok ke sebuah hotel.
Napas Anye memburu. Ia tidak tahu bagaimana nasibnya setelah ini. Ia ingin meminta tolong tapi dengan siapa?
Hardin membuka kemeja yang ia pakai dan memakaikannya pada Anye. Membiarkan dirinya sendiri hanya memakai kaos tipis yang ia gunakan sebagai dalaman.