Hilang...
Hardin menghilang. Anye tertawa sinis. Pria itu benar-benar menghilang. Sejak ia pergi berkencan bersama tunangannya. Hardin tidak pernah menampakkan dirinya lagi. Bahkan saat Anye menghubunginya, semua akun dan nomor ponselnya tidak aktif.
Anye tertawa miris. Sebenarnya apa yang ia harapkan dari hubungan tidak jelas ini. Ah... Mengingat kata hubungan, ia sendiri ragu apa arti sebuah hubungan.
Anye menatap pantulan dirinya di cermin. Ia merasa miris. Rasanya ia sangat mengasihani dirinya sendiri.
Sebenarnya ia sudah antisipasi pada kejadian ini. Memang pada akhirnya ia akan melepas Hardin untuk tunangannya. Mengembalikan semua pada posisi masing-masing. Ia hanya ingin merasakan kenyamanan itu sebentar saja. Dan ternyata kata sebentar itu sepertinya sudah habis berlakunya.
"Anye!" Panggilan seseorang menghentaknya keluar dari pemikirannya diikuti tepukan pelan dipipinya. "Kau melamun." Itu Malfoy.
Anye melihat sekelilingnya dimana semua menatap ke arahnya dengan raut wajah heran. Sepertinya ia memang terlalu lama melamun.
"Aku memanggilmu sejak tadi." Malfoy menjelaskan. Ia mengeluarkan notebook miliknya dan mulai menjelaskan kembali tentang penerbitan buku milik Anye.
"Kau mengerti?" Tanya Malfoy setelah untuk kesekian kalinya ia menjelaskan. "Demi tuhan Anye. Kau benar-benar tidak fokus." Malfoy terlihat sangat lelah sekaligus gemas pada wanita di depannya.
Anye menghela nafasnya. "Maaf.." ia bergumam pelan.
"Kita akhiri saja dan akan kembali membahasnya nanti." Putus Malfoy kembali. Ia melirik arloji miliknya dan tersenyum tipis. "Jam makan siang. Kau mau makan denganku?" Tawar Malfoy.
Anye yang sudah terbiasa makan ditemani Hardin pun mengangguk. Sekarang ia merasa tidak nyaman makan sendiri. Sekali lagi Anye sadar.
Arlin dan Daniella benar. Bermain api dengan Hardin hanya akan membakar dirinya sendiri. Pria itu terlalu berbahaya atau mungkin Anye yang terlalu murahan.
Tapi seperti kata Hardin. Anye membutuhkannya. Anye merasakan genggaman di tangannya. Manik matanya menatap tatapan berseri dan senyum ramah Malfoy.
Dengan senyum tipis Anye kemudian dituntun mengikuti Malfoy.
"Kau suka ayam goreng?" Tanya Malfoy. Jangan berpikir Malfoy akan mengajaknya makan di tempat yang romantis. Nyatanya keduanya hanya makan di restoran ayam goreng yang ada di kawasan mall.
"Kau tidak romantis." Rengek Anye tapi ia tetap tertawa.
Malfoy ikut tertawa. "Mau yang romantis? Emang udah siap diseriusin?" Tawar Malfoy yang dibalas dengan ekspresi mengejek dari Anye.
Malfoy menatap Anye yang sudah sibuk dengan ayam gorengnya. Ia tersenyum lembut. Setidaknya mood gadis di depannya terlihat lebih baik. Sekilas ia mengingat ucapan Amanda beberapa saat yang lalu yang menanyakan hubungannya dan Anye. Awalnya ia bingung karena tidak biasanya Amanda mencampuri urusan pribadinya. Tapi ia tetap menjawab dengan pantas setiap ucapan Amanda.
Meski terlihat jahil dan tidak pernah serius, sebenarnya Malfoy cukup baik jika dijadikan teman bicara.
Malfoy bukannya tidak menyukai Anye. Ia menyukai gadis itu. Anye gadis yang menarik. Bukan karena penampilannya atau bakat menulisnya. Tapi gadis di depannya pintar membuatnya merasa nyaman.
Ia menyukai saat-saat mereka berteman akrab seperti ini. Dan Malfoy tidak pernah mengharapkan lebih sejak kejadian Anye menciumnya. Yah..., Sedikit banyak juga ia mulai tahu gadis di depannya sepertinya akan sulit memulai hubungan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emotion Love
Romance"Apa yang kau lakukan Anye?" Tanya orang itu dengan angkuhnya. Anye. Gadis itu tidak bergeming di tempatnya. Pandangannya buram. Bukan ini yang ia pikirkan. Apa begini cara memperlakukannya setelah ia mengatakan mencintai laki-laki itu. Bukankah ini...