25 - Into you

14.4K 812 8
                                    

Pandangannya mengabur. Efek alkohol masih sangat mempengaruhinya padahal Anye hanya meminum beberapa tegukan hasil bujuk rayu Hardin.

Anye merasakan sensasi aneh pada tubuhnya. Ia tidak pernah merasakan ini. Anye melenguh masih dengan pandangan kabur ia melihat pria di atas tubuhnya. Meski kesulitan tapi Anye mengenali tatapan khas itu. Tatapan tajam namun bisa menenggelamkannya. Itu adalah tatapan Hardin. "Hardin.." lirih Anye.

Hardin tersenyum miring. Itu adalah hal terakhir yang Anye ingat sebelum kesadarannya kembali direnggut.

Paginya Anye terbangun dengan tubuh tanpa sehelai benang dan Hardin tidur disampingnya. Anye yang kala itu masih sangat polos sontak begitu merasa tertekan. Ia menarik selimut agar semakin menutupi tubuhnya. Air matanya mengalir. Kecewa, jelas ia kecewa pada Hardin yang sudah berjanji tidak akan memaksakan dirinya pada Anye nyatanya malah merusaknya.

Saat itu ia begitu membenci Hardin. Bahkan rasanya ia ingin membunuh pria itu saat itu juga. Pikiran Anye berkelana tentang masa depannya yang jadi taruhannya jika ia hamil. Dan ketakutannya jika anak yang akan dilahirkannya bisa saja bernasib sama seperti dirinya.

Hardin mengerang. Tanda ia akan bangun dari tidurnya. Anye segera bangkit dan berpakaian dengan cepat.

Sesaat setelah Hardin membuka mata satu tamparan tepat berada di pipi kirinya. Bukan karena kerasnya tamparan itu, tapi karena egonya yang terluka.

"Kau!" Delik Hardin marah. "Apa yang kau lakukan Anye!" Hentaknya sekali lagi. Emosinya naik tanpa bisa ia cegah. Tentu saja siapa yang tidak marah baru saja ia bangun dari tidur bukannya ciuman selamat pagi yang ia dapat melainkan tamparan keras.

"Kau menjijikkan." Hanya itu yang Anye ucapkan tapi sudah mewakili apa yang ia rasakan. Anye menyesali semuanya.

Semalam ia memang terpuruk karena melihat ayahnya berselingkuh terang-terangan di depannya dan ibunya. Ya, pria hidung belang yang sialnya adalah ayahnya itu membawa jalangnya ke rumahnya. Hal itu yang membuat Anye kala itu frustrasi dan meninggalkan rumahnya menuju apartemen Hardin. Ia menangis tanpa mengadu kepada Hardin dan berakhir dengan Hardin yang menawarkan alkohol padanya. Awal dari mimpi buruk yang akan menghantuinya seumur hidup.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Tanya Anye frustrasi.

Hardin tersenyum dengan paksaan. "Hal yang seharusnya Sudah kulakukan sejak di perpustakaan dulu."

"Hardin!" Teriak Anye frustrasi.

Hari itu berakhir dengan pertengkaran keduanya dan amukan Hardin yang lebih brutal. Tapi besoknya seperti tanpa pernah memiliki dosa Hardin kembali bersikap santai dan mendekati Anye. Lama tapi akhirnya Anye tetap luluh dan keduanya kembali berteman seperti biasa dengan Hardin yang semakin berani menciumnya di depan umum. Hal yang dulunya tabu bagi Anye perlahan menjadi biasa.

Itulah kisah kebodohan Anye dulu.

Dan ia tidak menyangka hal itu kembali membelenggunya.

Jika ia bisa menahan diri untuk tidak kembali pada Hardin. Ia tidak akan berakhir seperti ini. Perasaan yang ia miliki pada Hardin adalah kutukan sekaligus malapetaka untuknya.

Anye tersenyum miris saat melihat Hardin pulang bersama wanita pirang dengan tampilan menggoda. Jelas itu jalangnya.

"Kau keberatan?" Tanya Hardin memicingkan matanya.

Anye diam sebentar membiarkan Hardin merasa puas dengan kelakuannya. "Tidak masalah bagiku. Kau bebas melakukan apa pun." Putus Anye dan pergi meninggalkan Hardin.

Tanpa Hardin sadari pria itu kembali membuka luka lama Anye. Kelakuan Hardin tak ada bedanya dengan kelakuan ayahnya dulu.

Dulu saat ia terluka akan kelakuan ayahnya, Hardin adalah tempat pelariannya. Ia selalu merasa terobati meski yang dilakukan Hardin hanya memeluk dan menepuk punggungnya tanpa berkata apa pun atau bertanya kenapa ia menangis. Karena itulah, sesakit apa pun Hardin menyakitinya. Anye selalu luluh dan merasa nyaman dengan cepat pada pria itu.

Emotion LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang