🌱 Prolog

3.4K 320 5
                                    

Flashback.

SMP Langgas.

Pagi ini, suasana kelas ramai, lebih ramai dari pasar. Keira menatap malas anak-anak yang tengah cekikikan dengan geng rumpinya. Ada juga yang tengah bermain kejar-kejaran.

"Dasar bocah SMP," gumam Keira, tak sadar kalau dirinya juga bagian dari mereka.

Keira kembali memakan kuaci, di jam istirahat seperti ini, dia lebih memilih membuang-buang waktu dengan makan kuaci di kelas, biasanya kelas akan sepi, tapi kali ini berbeda.

"Mana nih si gendut, katanya mau nembak Klara," tukas salah satu teman Keira.

"Iya nih, aku udah nungguin dari tadi, bahkan bela-belain nggak ke kantin," sahut yang lainnya.

Keira tak peduli, meski dirinya mendengar nama Klara disebut-sebut. Tapi, dia penasaran dengan orang yang mereka sebut si gendut. Mulut teman-temannya memang menyebalkan.

"Ah, itu dia!" Pekik salah satu cewek di belakang Keira, suaranya seperti burung kejepit pintu.

Sosok murid laki-laki masuk ke dalam kelas Keira, ia belum pernah melihatnya, mungkin murid kelas sebelah. Lagi pula, dia memang tidak terlalu peduli dengan murid lain, nama teman kelasnya saja tidak dia ingat semuanya.

Klara- si murid pintar di kelas, duduk di bangku paling depan, wajahnya lumayan cantik, meski lebih cantik Keira.

Bocah lelaki itu mendekati Klara, semua pandangan murid di kelas tertuju ke arahnya, banyak nada mencemooh yang terdengar. Maklum, Klara itu ratu kelas, meski di mata Keira, Klara lebih seperti ratu lebah.

"Klara, aku suka sama kamu," kata cowok itu seraya menyerahkan surat dan bunga.

Suara sorak-sorai terdengar, sebagian mencibir, mengatakan kalau cowok itu terlalu berani menembak Klara.

"Ya, ampun. Gendut, kamu kok berani-beraninya suka sama Klara, ngaca dong!"

Ini keterlaluan.

Keira masih menjadi pengamat, dia melihat wajah murid cowok itu yang kian pucat pasi, malu dan ingin berlari.

Klara masih terdiam, di sebelah Klara, seorang murid cowok kini bangkit berdiri dari duduknya, ia berjalan ke arah cowok gendut yang baru saja menyatakan cintanya.

"Bro, Klara nggak suka sama cowok modelan kayak kamu," ucapnya diiringi gelak tawa.

Karlos tertawa, dia cowok populer di sekolah. Setiap ucapannya tak ada yang berani membantah. Pantas saja dia berani mendekati Klara.

"Ken, maaf, kamu bukan tipe kesukaanku," ujar Klara akhirnya, ucapan sombongnya ditanggapi dengan tawa. Seolah-olah itu hanya lelucon semata.

Cowok bernama Ken menunduk, dia merasa sakit hati tentu saja. Tapi ini sudah menjadi resikonya. Dia sudah menduga tidak akan diterima Klara.

"Baiklah, tidak apa-apa," kata Ken seraya tersenyum, meski terlihat terpaksa.

Ken keluar dari kelas dengan langkah pelan, semua murid di kelas tertawa melihat pemandangan itu. Keira yang tadi hanya menjadi pengamat merasa geram.

Klara pikir dia siapa? Menolak seseorang di depan banyak murid.

Brakk.

Semua menoleh, Keira bangkit dari duduknya seraya menggebrak meja. Gerakannya yang tiba-tiba mengundang perhatian sekitar.

Keira berjalan keluar kelas, namun, ia berhenti terlebih dahulu di depan bangku Klara.

"Kla, muka kamu 'kan, nggak cantik-cantik amat, jadi jangan sombong," kata Keira keras, dia sengaja mengeraskan suaranya.

Klara tersinggung, dia tidak suka dengan perkataan Keira, tapi, tak ada yang berani membantah perkataan cewek itu, tak ada yang berani dengan Keira. Cewek yang memiliki temperamen buruk di kelas.

Usai mengatakan itu, Keira melanjutkan langkahnya lagi, dia memang tak suka dengan Klara, baginya, cewek itu menyimpan sifat buruknya dibalik wajah manisnya.

__

Ken termenung di taman, berita tentang dia yang menyatakan cinta pada Klara, sudah menyebar di penjuru sekolah. Banyak murid yang mem-bully dirinya.

"Bodoh!"

Ken menoleh mendengar perkataan kasar itu, dia melihat cewek cantik yang datang menghampirinya. Ken mengenalnya, Keira si cantik, walau wajahnya terlihat juteknya minta ampun.

"Kamu Keira?" Ken hanya memastikan saja, dia melihat cewek itu duduk di sebelahnya.

"Hm, semua orang pasti kenal sama aku," tukas Keira dengan percaya diri, tak ada yang salah dengan ucapannya, karena memang seperti itu kenyataannya.

"Aku tau," balas Ken.

"Selera kamu rendah, masa suka sama Klara, dia 'kan enggak cantik, anaknya sombong, nggak ada bagus- bagusnya."

Ken memandang Keira tidak suka, dia kesal karena Keira jelas saja menjelek-jelekkan nama Klara di depan Ken.

"Dia sebenarnya baik, dia-"

"Dia sengaja menolak kamu di depan semua murid, kamu nggak sadar?" Keira menyela dengan cepat, dia tak mengizinkan Ken melanjutkan ucapannya.

Keira menepuk pundak Ken dengan pelan, wajah cewek itu berubah menjadi serius.

"Jangan tertipu dengan wajah manis Klara, karena biasanya yang berwajah polos, biasanya jahat." Keira tertawa usai mengatakan itu, wajahnya terlihat tanpa beban saat mengatakan hal-hal buruk tentang Klara.

Ken masih diam, dia sempat terpesona dengan tawa Keira. Namun, dia segera menghilangkan pemikiran konyolnya yang sempat mengagumi Keira.

"Oh, ya. Ngomong-ngomong kamu ganteng kok," kata Keira.

Ucapan cewek itu membuat Ken tersipu malu, tak ada seorang pun yang mengatakan dia ganteng, hanya Keira.

Ken tidak menyangka, hari di mana dia pertama kalinya berbicara dengan Keira, sekaligus menjadi hari terakhirnya bertemu cewek itu.

Keira pindah ke luar negeri, bertepatan dengan berita Klara yang jatuh dari tangga lantai dua sekolah.

__

TBC

Halo-halo, jangan lupa tinggalkan jejak.

Sampai bertemu di part selanjutnya.

Ada typo bilang.

🌱 Ratna Sa

Bersama KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang