"Jadi?"
Kenan dengan gemas menunggu jawaban dari Keira, pasalnya cewek itu hanya menatapnya tanpa berminat untuk melanjutkan perkataannya yang sempat tertunda tadi.
"Nungguin ya?"
"Ck, nggak lucu tau, aku udah penasaran banget." Kenan berdecak kesal, disaat ia tengah dilanda penasaran, Keira malah bermain-main dengannya.
"Bentar, deh," ujar Keira, ia melihat ponselnya yang berdering nyaring.
Nama papanya terpampang di layar ponsel, dengan buru-buru Keira segera mematikan ponselnya tanpa menjawab panggilan tersebut.
"Kok dimatiin? Emang dari siapa?"
"Dari Diana, paling juga nggak penting, kok," sahut Keira beralasan.
"Siapa tau penting, Kei."
"Gimana kalau kita pulang aja, Ken?" pinta Keira dengan wajah memelas.
"Nggak jadi nambah makannya?"
"Kayaknya engga deh."
Kenan yang melihat wajah memelas Keira pun tak sanggup menolak, ia akhirnya mengangguk setuju dan segera membayar makanan mereka kemudian mengantar Keira untuk pulang.
Hari ini Keira tampak aneh, cewek itu tidak banyak bicara, walaupun Keira memang agak pendiam, namun, kali ini terasa berbeda. Kenan yang ingin bertanya pun kini berusaha menahan segala rasa ingin tahunya.
"Sudah sampai," ujar Kenan.
Usai beberapa menit berkendara, mereka berdua sudah sampai di depan rumah milik Keira.
Keira yang sejak tadi melamun, kini segera tersadar dari lamunannya kala mendengar suara Kenan. Ia segera turun dari motor cowok itu.
"Kei, kamu yakin nggak apa-apa?" tanya Kenan khawatir.
"Hm, emangnya aku kenapa? Kamu langsung pulang, kan?" tanya Keira.
"Aku mau antar kamu sampai dalam rumah," ujar Kenan memaksa.
"Ya terserah sih."
Keira membalas perkataan Kenan singkat, ia segera berjalan menuju pintu rumahnya, tapi rasa bingung kembali muncul tatkala melihat mobil asing depan rumah.
"Lah, mobil siapa lagi ini?" cerocos Kenan, cowok itu melirik Keira guna meminta jawaban.
"Mana aku tau." Keira mengedikkan bahunya, karena dia memang tidak tahu.
"Duh, kenapa rumah kamu banyak kedatangan orang asing, sih? Kalau kamu sendirian nanti––"
Keira menutup mulut Kenan dengan tangan, cowok di sebelahnya ini benar-benar berisik. Telinga Keira panas mendengar ocehan Kenan terus menerus.
Kenan melepaskan bekapan tangan Keira dimulutnya, dia malah mendapatkan pelototan tajam dari cewek di sebelahnya.
"Berisik banget kamu," ucap Keira jengkel.
"Habisnya aku penasaran banget, kamu dari tadi ditanya juga nggak mau jawab jujur," tukas Kenan.
Setahu Keira, Kenan bukanlah cowok yang cerewet. Biasanya ia terlihat sangat dingin bahkan saat bersama teman-temannya. Tapi saat bersama Keira, sifat menyebalkan cowok itu keluar semua.
"Bukannya nggak mau jawab jujur, tapi ... ya begitu lah, susah buat dijelasin."
"Susah gimana?"
Kenan memegang pundak Keira, ia menatap Keira dengan pandangan yang bisa membuat siapa saja meleleh. Saat Keira akan membuka suaranya, seseorang lebih dulu menyela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama K
Teen FictionTak ada yang salah dengan Kenan, dia tampan dan pintar, parasnya yang rupawan membuatnya menjadi populer. Di sekolah sosok Kenan sangat digilai banyak cewek. Tapi, ada yang salah dengan Keira, di saat semua cewek mendekati Kenan demi menarik perhati...