🌱 31. Hidup memang banyak masalah

366 36 1
                                    

Kekacauan yang ditimbulkan oleh Klara dan Diana sudah berakhir, mereka berdua mendapat hukuman karena mengacau di kantin.

Kalau bukan karena ada yang melaporkan kelakuan mereka berdua ke guru BK, mungkin kini Diana dan Klara tidak akan berakhir di lapangan belakang sekolah. Mereka berdua dihukum untuk membersihkan lapangan yang dipenuhi sampah dedaunan karena jarang dibersihkan.

Sejak tadi Klara hanya menggerutu, cewek itu duduk di bawah pohon tanpa membantu Diana yang sedang memungut sampah. Klara mana mau diperintah seperti itu.

Diana melirik sinis pada Klara, setahunya hukuman ini untuk mereka berdua, lantas mengapa Klara seenaknya duduk tanpa membantunya.

"Enak banget lo cuma duduk!" seru Diana berjalan mendekati Klara.

"Lo aja sana yang bersihin lapangan ini, gue nggak mau!" Klara berujar dengan nada yang menjengkelkan.

Diana melipat kedua tangannya di depan dada, memangnya siapa Klara hingga dengan seenaknya memerintah dirinya.

"Emang lo siapa, hah? Berani-beraninya nyuruh gue," ucap Diana kesal. Dia segera menarik tangan Klara agar cewek itu berdiri.

Klara berteriak keras saat tangannya ditarik Diana, bukan tanpa sebab Klara seperti itu. Pasalnya Diana menariknya dengan kasar.

"Kasar banget lo jadi cewek," kata Klara dengan ketus. Dia berkacak pinggang di depan Diana, menatap lawan bicaranya dengan angkuh.

"Ck, jangan banyak omong lo, mending sekarang lo bantuin gue buat––" ucapan Diana tidak berlanjut saat melihat Klara yang melarikan diri.

"Woi, Klara! Mau ke mana lo?!" Diana berteriak murka, bisa-bisanya dia dikerjai oleh cewek itu.

Klara yang mendengar teriakan Diana semakin berlari dengan kencang. Dia bahkan tidak melihat sekitarnya saat berlari. Karena tidak fokus, Klara malah menabrak seseorang yang membuatnya nyaris jatuh jika saja tidak ada yang menangkap tubuhnya.

Pelan-pelan Klara membuka mata, ia ingin melihat seseorang yang kini merangkul pinggangnya.

"Hati-hati kalau lari, jangan kayak anak kecil," gumam orang itu.

Klara merasa tidak asing dengan suara ini, maka dengan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Klara memberanikan diri untuk mendongak dan melihat wajah seseorang yang ia tabrak.

"J–julian," ucap Klara terkejut.

Melihat wajah kaku Julian, Klara langsung menegakkan tubuhnya. Ia malah menatap Julian dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Maaf, ya. Tadi gue nggak sengaja nabrak lo," ujar Klara kikuk.

Julian hanya berdeham pelan, tatapan matanya masih menatap Klara dengan dingin. Klara mengernyit heran melihat tingkah laku Julian yang tidak seperti biasanya. Teman Kenan ini terlihat aneh.

"Oke, kalau gitu, gue pergi dulu ya," ujar Klara.

Julian hanya mengangguk singkat, cowok itu segera berlalu dari hadapan Klara, padahal biasanya Julian akan mengajak Klara bicara hal-hal yang sepele. Cowok itu terlihat benar-benar berubah.

Apa sekarang Julian tidak menyukainya lagi? Pikiran Klara buyar saat melihat Julian yang kini mencegah Diana yang akan mengejarnya. Mereka berdua terlihat tengah membicarakan sesuatu.

Tak ingin melihat interaksi keduanya lebih jauh, Klara lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Apapun hubungan Diana dan Julian bukan urusannya.

Sejujurnya, tak ada yang tahu, kalau Julian merupakan mantan pacar Klara. Karena selama pacaran dengan Julian, Klara tidak pernah mempublikasikan hubungannya. Ia sama sekali tidak menyukai cowok itu, tujuan Klara mendekati Julian hanya ingin tahu tentang Kenan.

Bersama KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang