Flashback.
"Gue tunggu di mobil ya," ujar Keira.
Usai menghabiskan beberapa menit di kafe, mereka berdua akan pergi berbelanja bersama, saat Diana akan memasukan ponselnya ke dalam tas, ia baru teringat sesuatu.
"Ya ampun, ini 'kan ponsel Julian," ujar Diana.
Dia baru ingat kalau tadi, sebelum Keira datang, Julian lebih dulu menemaninya. Namun, secara mendadak cowok itu pergi, karena ada urusan penting katanya.
Dan lebih parahnya lagi Julian meninggalkan ponselnya, jadi Diana memilih untuk mengamankan ponsel cowok itu terlebih dahulu, dan berniat mengembalikannya besok di sekolah.
Namun, saat Diana keluar dari kafe, ia dikejutkan dengan kedatangan Julian. Cowok itu entah datang dari mana. Tiba-tiba saja sudah berada di depan Diana.
"Di, tadi ponsel gue ketinggalan di dalam," kata Julian dengan panik.
"Oh, nih ada di gue kok, tenang aja."
Diana tidak curiga sama sekali, ia segera merogoh tasnya dan mengambil ponsel milik Julian. Cowok itu pun tersenyum lega, usai mengatakan terima kasih, Julian segera berlalu dari hadapan Diana.
"Julian ganteng juga," gumam Diana.
Pada saat itu, kalau boleh jujur, Diana memang terpesona karena ketampanan Julian. Dia yang biasanya anti sekali dengan cowok, kini sudah mulai membuka hatinya.
Diana tersenyum-senyum sendiri, pasalnya sejak kemarin Julian terus saja mendekatinya. Entah apa alasannya Diana juga tidak tahu.
Flashback end.
____
Diana segera keluar saat Kenan sudah pergi, ia melihat Keira yang masih berdiri mematung. Diana mendekati Keira dan memegang pundak cewek itu.
"Kei," panggil Diana.
Awalnya Keira tidak merespon panggilan Diana, namun ketika Diana berdiri di depannya seraya mengguncang pundaknya pelan, baru lah Keira sadar.
"Lo nggak apa-apa, kan?" tanya Diana dengan khawatir.
Keira menggeleng, ia tidak bisa mengatakan apapun. Masih terlalu terkejut dengan berbagai kejutan yang menghampirinya akhir-akhir ini. Jantungnya masih berdebar kencang.
"Semuanya sudah selesai, Di," gumam Keira lirih.
Diana menggeleng, ia tadi sempat mendengar semua percakapan Kenan dan Keira. Katakanlah dia tidak sopan, tapi Diana hanya penasaran tatkala melihat wajah marah Kenan.
Dan benar, kecurigaannya memang terbukti saat Kenan sudah mengetahui alasan Keira menjadikannya pacar. Sama seperti Keira, perasaan Diana juga tak baik-baik saja, sepertinya dia tahu siapa dalang dibalik kekacauan ini.
"Semuanya bakalan baik-baik aja, Kei. Udah nggak usah dipikirin ya," ujar Diana, ia mencoba membawa Keira untuk masuk ke dalam rumahnya.
Saat masuk ke dalam rumah, Mama Keira menatap anaknya bingung, pasalnya Keira seperti orang yang putus asa. Kemudian atensi Mama Keira beralih pada Diana yang wajahnya tak kalah suram dari anaknya.
"Kalian berdua kenapa? Di, ada apa sih?"
Diana tidak tahu harus menjawab apa, baru kali ini dia merasa kesusahan menjawab pertanyaan dari Mama Keira.
"Eh, nggak apa-apa, kok, Tante. Kayaknya Keira lagi kurang sehat," ujar Diana dengan sangat terpaksa berbohong.
Mama Keira langsung menatap putrinya dengan khawatir, ia berpikir kalau Keira pasti merasa terbebani dengan perkataannya beberapa saat lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama K
Teen FictionTak ada yang salah dengan Kenan, dia tampan dan pintar, parasnya yang rupawan membuatnya menjadi populer. Di sekolah sosok Kenan sangat digilai banyak cewek. Tapi, ada yang salah dengan Keira, di saat semua cewek mendekati Kenan demi menarik perhati...