Keira menatap Zena dengan raut yang penasaran, pasalnya cewek itu terlihat memendam perasaan kesal yang mendalam untuk Klara. Jadi, Keira memutuskan untuk bertanya pada cewek itu, siapa tahu Keira bisa membantunya. Membantu untuk balas dendam misalnya.
Memikirkan hal tersebut, entah mengapa membuat Keira senang. Semakin banyak yang tidak menyukai Klara, menurutnya itu semakin bagus.
"Lo tau, dulu sewaktu kelas satu, Klara fitnah gue, katanya gue nyontek. Tuh anak iri kali, soalnya nilai gue di atas dia," ucap Zena, meski sudah lama terjadi, rasa sakit hatinya masih tersisa. Hal itu menjadi mimpi buruk bagi Zena, karena saat itu semua murid menatapnya dengan pandangan sinis.
"Tuh cewek emang terobsesi buat jadi nomor satu," celetuk Diana yang sejak tadi hanya diam, ia bisa melihat seringai licik milik Keira. Diana curiga pasti cewek itu tengah merencanakan sesuatu lagi.
"Hm, dia emang bermuka dua. Di depan orang lain berwajah malaikat, padahal memiliki hati iblis," gumam Keira, meski begitu teman-teman di sekitarnya dapat mendengar gumaman Keira.
"Lo kelihatan benci sama tuh cewek. Apa karena dia deketin Kenan?" Rania yang sedari tadi hanya menyimak, kini mulai membuka suaranya, dia juga penasaran dengan Keira. Cewek itu murid baru yang cukup berani. Pertama, melawan Klara, dan kedua berani berpacaran dengan Kenan.
"Gue punya masalah sama dia sejak dulu, tepatnya saat SMP," balas Keira santai, dia tidak berusaha menutupi masalahnya.
Diana menatap Keira lekat, dia tidak bisa menebak apa yang ada di kepala sepupunya itu. Keira cukup sulit ditebak, cewek itu kerap kali bertindak sendirian tanpa memikirkan resikonya.
"Udah jangan bahas Klara terus, sekarang kita mending makan dulu," ujar Diana mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin Keira berbicara lebih jauh, akan sangat berbahaya kalau kedua temannya mengetahui rahasia di antara Klara dan Keira.
Meskipun Diana sadar, suatu saat nanti pasti akan ada waktunya semuanya terbongkar. Tapi tidak sekarang. Status Keira sebagai murid baru akan sulit mendapatkan dukungan kalau bersinggungan dengan Klara.
Keira hanya diam saja saat Diana mencoba mengalihkan perhatian, dia tahu kalau Diana berusaha untuk menyelamatkannya. Tetapi, Keira tidak masalah jika kedua teman Diana tahu masalah Keira dan Klara.
"Masalah apa emang? Gue penasaran." Zena mengabaikan perkataan Diana, nyatanya rasa penasaran Zena lebih besar.
"Ze, kan udah gue bilang, jangan bahas Klara lagi," tukas Diana kesal, dia lebih kesal lagi saat melihat Keira yang tampak tenang di tempatnya.
"Lo mau tau?" Keira bertanya pelan, ia mencoba bermain-main dengan Diana. Dapat dilihat kalau Diana sudah mendelik tajam, mencoba memperingati agar Keira tidak asal bicara.
Zena mengangguk antusias, begitupun dengan Rania yang sejak tadi hanya diam saja. Kedua cewek itu menunggu perkataan yang terlontar dari mulut Keira.
"Ibu Klara selingkuh sama Ayah gue, keluarga gue hancur di tangan ibunya Klara," kata Keira dengan entengnya.
Diana menutup wajahnya frustasi, entah mengapa Keira ini tidak sabaran sekali. Kalau sudah seperti ini akan ada gosip yang menyebar dengan cepat.
"Apa?! Lo serius?" Zena berseru kaget, tidak menyangka permasalahan Keira lebih rumit dari yang dia duga. Pantas saja Keira amat membenci Klara.
"Yah, begitu lah. Bisa dibilang Klara itu saudara tiri gue, soalnya Ayah gue memutuskan menikah sama Ibu Klara," balas Keira masih dengan raut santai.
Meski Keira berkata dengan nada santai, bisa mereka dengar ada nada kesedihan yang terselip di dalam setiap perkataannya. Diana pun tahu, Keira tak sekuat yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama K
Roman pour AdolescentsTak ada yang salah dengan Kenan, dia tampan dan pintar, parasnya yang rupawan membuatnya menjadi populer. Di sekolah sosok Kenan sangat digilai banyak cewek. Tapi, ada yang salah dengan Keira, di saat semua cewek mendekati Kenan demi menarik perhati...