Pintu Keira terbuka ketika ia tengah belajar. Akhir-akhir ini dia lebih banyak membaca buku ketimbang bermain ponsel.
Wajah Diana terlihat saat pintu terbuka, cewek dengan potongan rambut sebahu itu terlihat kesusahan membawa kantong plastik yang entah apa isinya.
"Sekarang kayaknya lo sering banget deh ke sini," cibir Keira.
Diana mengabaikan perkataan Keira, ia berjalan menuju sofa yang berada di kamar Keira dan meletakan kantong plastik yang dibawanya, lalu Diana merebahkan dirinya di ranjang Keira.
Yang membuat Keira geram, bahkan hampir melempar laptop di depannya, karena Diana dengan seenak jidatnya tidak melepas sepatu dan langsung naik ke ranjang miliknya.
"Cewek sinting! Lepas dulu sepatu lo sialan!" geram Keira.
Bukannya merasa bersalah, Diana malah cekikikan layaknya kunti di tengah malam. Cewek itu segera mencopot sepatunya dan melemparnya ke arah Keira.
"Santai, Kei. Lagian itu sepatu baru gue beli langsung dari tokonya," tukas Diana santai.
"Gue nggak tanya, lagian lo kayak nggak punya rumah aja, sih? Perasaan dari kemarin numpang di sini terus," omel Keira.
Hal yang membuat Keira kesal bukan main, Diana itu selalu membuat berantakan rumah Keira, ada saja hal-hal yang dilakukan cewek itu.
Mulai dari memasak di dapur, padahal cewek itu tak bisa masak sama sekali. Hampir saja dapur Keira kebakaran karena ulah Diana.
Bahkan kemarin Diana mencoba mendekorasi kamar Keira menjadi warna pink semua, membuat Keira hampir saja menjerit frustasi.
"Bosen gue di rumah, diomelin terus. Nggak boleh ini, nggak boleh itu," ujar Diana dengan cemberut.
"Ya lo 'kan anak pungut, jadi diomelin terus," balas Keira dengan ketus.
"Sembarangan lo kalau ngomong, oh iya, Kei. Gue bawa makanan buat Lo tuh," kata Diana seraya menunjuk bungkusan yang tadi dibawanya.
"Bawa apa, Di?"
"Bawa makanan."
"Ya, maksud gue bawa makanan apa bego."
Keira mendelik kesal, Diana ini otaknya cuma pintar kalau masalah cowok saja.
"Nggak tau, titipan dari Ibu gue," ucap Diana.
"Bilangin makasih, ya. Ibu lo baik banget deh, tau aja gue lagi laper banget," ujar Keira sumringah.
"Ya, nanti gue bilangin deh kalau nggak lupa," tukas Diana lesu.
"Lo kenapa?"
"Emang muka gue kelihatan lesu, ya?" tanya Diana, ia segera membuka kamera di ponsel guna melihat wajahnya.
"Hm, muka lo kelihatan banyak beban, dasar beban keluarga." Keira seketika tertawa dengan perkataannya sendiri.
Diana melempar bantal ke wajah Keira, membuat Keira berdecak kesal. Kalau bukan karena Diana sepupu dan sahabat baiknya, mungkin Keira sudah menyeret Diana untuk keluar dari kamarnya.
"Lo tau nggak, gue lagi galau berat." Diana memulai sesi curhat, alasan sebenarnya dia ke rumah Keira hanya untuk curhat saja.
"Lo bisa galau juga, ya?" cibir Keira pelan, ia kembali mengalihkan atensinya pada buku yang dibacanya.
"Ya bisa lah, menurut lo Julian orangnya gimana?" tanya Diana tiba-tiba.
"Ya mana gue tau! Emangnya dia temen gue?" Keira berdecak kesal. Lagian, ada-ada saja bertanya mengenai Julian pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama K
Fiksi RemajaTak ada yang salah dengan Kenan, dia tampan dan pintar, parasnya yang rupawan membuatnya menjadi populer. Di sekolah sosok Kenan sangat digilai banyak cewek. Tapi, ada yang salah dengan Keira, di saat semua cewek mendekati Kenan demi menarik perhati...