🌱 15. Dia lagi

549 57 0
                                    

Keira mendengkus sebal, ia hanya menatap malas pada Klara yang terus saja menempel pada Kenan. Padahal cowok itu terlihat sangat tidak nyaman.

Julian yang juga berada di sekitar Kenan, hanya menatap sahabatnya itu dengan pandangan menyesal, dia tidak tahu kalau akan menjadi canggung seperti ini.

"Ken, lo udah nggak apa-apa, kan?" tanya Klara perhatian, tak lupa memberikan senyum menawan agar Kenan terpikat.

Kenan hanya diam, ia tidak menjawab pertanyaan Klara dan malah melirik Keira. Dia hanya tidak ingin Keira sakit hati kalau Kenan meladeni Klara, perasaan pacarnya harus dia jaga sebaik mungkin.

"Hm," balas Kenan hanya bergumam singkat, suasana di ruangannya semakin dingin saja. Keira juga tidak membuka suara dari tadi, membuat Kenan menebak-nebak kalau cewek itu marah padanya.

"Gue keluar dulu, ya," ujar Keira tiba-tiba.

Sontak saja semua mata tertuju ke arahnya, Keira yang akan membuka pintu segera dicegah Kenan.

"Mau ke mana?" Kenan tidak akan mengizinkan Keira keluar sebelum cewek itu memberi tahu tujuannya.

"Cari angin, di sini kayaknya panas banget," celetuk Keira, ia mengipasi wajahnya dengan tangan.

Tentu saja Kenan tidak akan percaya dengan ucapan konyol Keira, cowok itu masih menatap lekat pacarnya. Kenan menebak alasan cewek itu enggan berada di ruangan ini karena kehadiran Klara.

"Kei, aku nggak mau––"

"Aku cuma keluar sebentar, oke?"

Sama dengan Kenan, Keira juga sama keras kepalanya, perkataan cewek itu jelas tak bisa dibantah. Namun, Kenan tak ingin membiarkan Keira pergi begitu saja, karena nanti cewek itu akan semakin salah paham.

"Kei, aku mau kamu tetap di sini," kata Kenan tetap memaksa.

Keira jengah sendiri mendengar ucapan Kenan, ia sudah ingin minggat dari ruangan ini sejak tadi. Berada satu ruangan dengan Klara hanya akan membuatnya sesak napas.

"Aku nggak bisa, kamu tau sendiri, kan, aku nggak suka ada Klara di sini," kata Keira dengan terang-terangan.

Baik Kenan maupun Julian tidak ada yang bersuara, usai Keira mengatakan hal seperti itu, suasana menjadi semakin dingin. Tak dapat dipungkiri, keberanian Keira memang patut diacungi jempol. Cewek itu bahkan tanpa rasa takut mengibarkan bendera permusuhan di depan Klara langsung.

Klara yang mendengar hal itu, seketika amarah menguasai hatinya. Dia benar-benar tidak bisa terima dengan segala kebencian yang diarahkan untuknya.

Harusnya Kenan menjadi pacarnya, tetapi dengan tidak tahu malunya Keira datang dan mengacaukan segalanya.

Ia membenci semua ini, benci karena merasa dikalahkan oleh Keira.

"Lo––" ucapan Klara terhenti karena Keira langsung menyela.

"Kenapa? Lo nggak suka gue ngomong gitu?" Keira mendelik sinis, ia beralih menatap Kenan lagi dan berkata, "Ken, kalau kamu mau aku tetap di sini, usir Klara sekarang juga."

Sejak dulu memang seperti itu, Keira tidak suka ada yang mengganggu miliknya. Apalagi kini Klara berusaha merebut Kenan. Tanpa menunggu jawaban dari Kenan, Keira langsung memutuskan untuk keluar dari ruangan.

Kenan semakin pusing saja dibuatnya, meski Kenan juga tidak begitu suka dengan kehadiran Klara, akan tetapi Klara datang bersama dengan Julian, cewek itu juga susah diatur. Mana mau Klara pergi dari sini hanya karena gertakan dari Keira.

"Jul, kayaknya lo salah besar kalau bawa Klara ke sini," ujar Kenan dengan pelan.

Julian yang kebetulan berdiri di dekat Kenan tentu saja mendengar, dia seketika tersenyum canggung, Julian tidak menduga akan seperti ini. Tadinya Julian membawa Klara ke sini agar cewek itu berbaikan dengan Keira.

Bersama KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang