Halo semuanya.
Semoga kalian nggak bosen ya, karena cerita ini update setiap hari.
Jangan lupa tinggalkan komentar untuk part kali ini.
____
Keira diam mematung, dia bahkan tidak mampu mengeluarkan suaranya. Pikirannya berkelana, memikirkan berbagai hal yang membuat kepalanya pening.
Apa kali ini, mamanya juga akan pergi meninggalkan dia setelah mendapatkan lelaki pujaannya.
Dulu, ayahnya pergi bersama selingkuhannya, dan sekarang mamanya sudah mendapatkan lelaki yang akan mendampingi hidupnya.
"Keira, kamu tidak apa-apa, kan?" Mamanya bertanya, melihat wajah putrinya yang memucat membuatnya khawatir.
"Kei, nggak apa-apa, Ma." Keira menjawab dengan susah payah, dia menahan suaranya agar terdengar biasa saja.
"Kalau gitu, sini, Sayang, kenalan dulu sama Om Roby."
"Maaf, aku nggak enak badan, Ma. Mau ke kamar dulu," kata Keira, ia menolak berkenalan dengan lelaki di sebelah mamanya.
Keira segera bergerak menjauh, tujuannya saat ini adalah kamarnya, dia bahkan tidak peduli dengan teriakan mamanya yang menyuruh Keira kembali.
Keira tidak bisa, dia masih merasa ketakutan.
Saat sudah sampai di dalam kamarnya, Keira melempar tasnya ke sembarang arah, tubuhnya meluruh ke lantai, disusul cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya.
Sekali lagi, Keira menangis sendirian, tak ada yang tahu isi hatinya, tak ada yang tahu tentang lukanya.
Dan, tak ada yang tahu penderitanya selama ini.
"Pada akhirnya semua bakalan ninggalin gue," gumam Keira menjambak rambutnya frustasi.
Di tengah rasa frustasi yang dirasakan Keira, tiba-tiba ponselnya berdering dengan nyaring. Ia segera merogoh ponsel yang masih berada di saku seragamnya.
Nomor tidak dikenal.
Keira mengernyit, ia memilih mengabaikan panggilan itu, tetapi, panggilan itu tak kunjung berhenti.
Dengan kesal Keira mengangkat panggilan itu, ia mencoba berdeham pelan sebelum berbicara.
"Halo, Kei?" suara cowok terdengar sangat bersemangat.
Keira terkesiap kaget, dia mengenali suara ini, suaranya dengan nada lembut yang mampu membuat hatinya menghangat.
"Kenan?"
"Iya, ini gue," kata Kenan di seberang sana dengan ceria.
Tanpa sadar Keira terkekeh, dia tidak tahu kalau Kenan sosok yang ceria, seingatnya dulu cowok itu selalu berwajah murung dan tidak bersemangat.
"Kenapa, Ken?"
"Malam ini lo sibuk nggak?"
Keira berpikir sejenak, dia sebenarnya ada janji makan malam dengan mamanya, tapi, pasti sang mama akan membawa lelaki itu.
"Nggak sibuk, kok," balas Keira, biarlah kali ini dia tidak ikut. Keira hanya belum siap menerima semuanya.
"Gue mau ajak lo jalan-jalan, Kei, mau 'kan?" Kenan kini semakin melangkah maju, dia memang akan berusaha sangat keras agar mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.
Dan, Keira adalah sesuatu yang dia inginkan saat ini.
"Oke, gue mau," jawab Keira tanpa pikir panjang. Cewek itu tersenyum saat mendengar Kenan yang berseru kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama K
أدب المراهقينTak ada yang salah dengan Kenan, dia tampan dan pintar, parasnya yang rupawan membuatnya menjadi populer. Di sekolah sosok Kenan sangat digilai banyak cewek. Tapi, ada yang salah dengan Keira, di saat semua cewek mendekati Kenan demi menarik perhati...