🌱 26. Kenan lagi

395 42 1
                                    

Usai makan malam berdua, Kenan memutuskan untuk mengantar Keira menuju apartemennya. Menurutnya, Keira lebih baik tidur saja di apartemen miliknya ketimbang di hotel.

"Udah kasih tau Mama kamu belum?" tanya Kenan, ia sedikit khawatir mengenai ide Keira kali ini.

Bagaimanapun juga, tadi Keira pergi bersamanya, apa kata mamanya jika Keira tidak pulang. Di sini sudah pasti Kenan yang akan disalahkan, ia juga takut kalau mama Keira akan melarangnya untuk berdekatan lagi dengan Keira.

"Belum," sahut Keira santai.

Mereka berdua tengah berjalan menuju parkiran, tapi seketika langkah Kenan berhenti. Dia menoleh ke arah Keira dengan perasaan yang campur aduk.

"Kei, nanti Tante cariin kamu lho."

"Biarin aja," jawab Keira tanpa beban.

Kenan mendadak gusar, pasalnya Keira pergi bersamanya dan Kenan tidak mau dianggap mempengaruhi Keira untuk tidak pulang ke rumah.

"Tapi kamu pergi sama aku, nanti dikira aku culik kamu," ujar Kenan yang masih berusaha membujuk Keira. Membujuk Keira lebih susah ketimbang membujuk anak kecil.

"Udah, deh. Mama aku nggak bakalan nyari kok, tenang aja," sahut Keira santai. Ia melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Kenan yang masih diam di tempatnya.

Melihat Keira yang sudah masuk ke dalam mobilnya, Kenan segera menyusul gadis itu. Di dalam mobil pun Kenan masih membujuk agar Keira mau menelepon mamanya terlebih dahulu.

"Ya udah, gimana kalau aku aja yang telepon?" tawar Kenan.

Keira menggeleng cepat, ia malah menyuruh Kenan untuk segera melajukan mobilnya. Melihat penolakan Keira yang terus menerus, akhirnya kini Kenan menyerah. Tetapi mungkin ia akan menelpon mama Keira diam-diam tanpa sepengetahuan cewek itu.

"Aku udah ngantuk berat, jadi, kamu jangan banyak ngomong deh," tukas Keira, ia menguap lebar di depan Kenan, tak peduli kalau Kenan merasa ilfeel padanya.

"Oke, sekarang kita pulang," ujar Kenan.

"Ken, kamu bakalan pulang ke rumah, kan?"

"Emangnya kenapa kalau aku nginap di apartemen?" tanya Kenan menggoda.

"Ck, kalau ada kamu, mending aku ke hotel aja deh," balas Keira malas.

Kenan terkekeh geli, padahal dia hanya menggoda Keira saja. Tangan cowok itu terulur untuk menepuk pelan kepala Keira.

Selama perjalanan pulang, Keira tak henti memikirkan berbagai kemungkinan. Otak kecilnya harus berpikir keras sehingga mengakibatkan rasa pusing.

"Ken, kalau Mama beneran nikah sama Om Roby gimana?" tanya Keira memecah keheningan.

Kenan yang tengah fokus menyetir seketika menoleh sekilas, cowok itu kembali fokus ke depan seraya berkata, "Ya, nggak apa-apa, Kei."

"Aku nggak mau, ya, satu rumah sama Karlos!" Keira melipat kedua tangannya di depan dada. Ia mendengkus jengkel tatkala membayangkan kalau ia akan serumah dengan Karlos.

"Ya terus mau gimana lagi?" Kenan merasa frustasi sendiri dengan pacarnya ini.

"Mungkin aku bakalan beli apartemen sendiri," ujar Keira, ide bagus menurutnya kalau ia tinggal di apartemen dan keluar dari rumahnya.

"Kamu yakin? Aku kok nggak yakin yah kamu bisa ngurus diri sendiri," ucap Kenan melirik cewek itu singkat.

Untuk beberapa alasan, Keira mulai setuju dengan pendapat Kenan. Bagaimanapun juga dia hanya seorang remaja yang cuma tahu cara bersenang-senang.

Bersama KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang