🌱 6. Sebuah kebetulan yang menyebalkan

981 93 2
                                    

"Kei, kok, lo berangkat sama Kenan, sih?"

Pagi-pagi Diana sudah heboh, dia bahkan belum masuk ke dalam kelasnya, dan malah masuk ke dalam kelas Keira.

"Gue butuh penjelasan, Kei." Diana merengek, pasalnya Keira hanya acuh tak acuh.

Diana tak bisa tinggal diam, sebagai salah satu anggota geng gosip di sekolah ini, dia harus tahu berita yang sedang menjadi perbincangan hangat para murid.

Dan sialnya, sepupunya ini menjadi terkenal tiba-tiba karena terlihat bersama dengan Kenan.

Padahal selama ini, Kenan dikenal hanya dekat dengan Klara. Tapi rupanya ada satu kandidat lagi yang berani maju mendekati Kenan.

"Lo kepo banget sih, Di. Gue nggak mau cerita sama lo," kata Keira dengan kejam. Diana tak akan menyerah.

"Gimana kalau gue beliin tas baru? Atau lo mau sepatu baru? Baju juga boleh, deh," bujuk Diana, rasa ingin tahunya memang sudah berada di level tertinggi. Kalau dia sudah penasaran, apa pun akan dia lakukan.

Keira menyeringai, otak liciknya tengah memikirkan rencana jahat. Kapan lagi bisa menguras uang jajan Diana ini.

"Oke, gue mau belanja baju, tapi lo yang bayar ya, Di."

"Oke, deh. Sekarang jelasin dulu, dong." Diana masih memaksa, pantang baginya keluar dari kelas Keira tanpa memperoleh berita apa pun.

"Gue emang lagi dekat sama Kenan," kata Keira, dia terdiam sebentar dan mencoba melihat wajah Diana.

"Serius lo? Kok bisa, sih?" Diana semakin menatap Keira penasaran.

"Ya, bisa lah."

"Gue bilangin, nih. Selama ini nggak ada yang berani deketin Kenan. Kecuali Klara tentunya," ucap Diana. Dia menopang dagunya dengan tangan.

"Kenapa nggak ada yang berani? Emang Klara punya kekuasaan apa sampai semuanya takut sama dia?" Keira bertanya dengan suara yang keras, mungkin saja beberapa  yang berada di dalam kelas mendengar perkataannya.

"Entahlah, pokoknya cewek yang mencoba mendekati Kenan, pasti besoknya menjauhi cowok itu, ada pula yang malah pindah sekolah." Diana juga masih penasaran dengan para cewek yang tiba-tiba menyerah tanpa alasan.

Keira berpikir sejenak, dia merasa aneh. Tidak mungkin mereka langsung menyerah begitu saja. Ini mencurigakan.

Saat tengah berperang dengan pikirannya, Klara masuk ke dalam kelas. Wajah cewek itu terlihat sangat lesu.

"Pasti dia tau berita lo berangkat sama Kenan, siap-siap aja besok lo menghilang," kata Diana mencoba menakuti Keira.

Bukannya takut, yang ada malah Keira tertawa keras. Ia merasa lucu dengan perkataan Diana.

"Lo pikir gue takut, Di?"

"Nggak. Tapi gue khawatir kalau lo tiba-tiba menghilang," kata Diana.

Keira mengibaskan tangannya di depan wajah Diana, dia tidak ingin sepupunya ini memikirkan hal yang tidak penting sama sekali.

Brak.

Pintu kelas dibuka dengan bantingan keras, menimbulkan kegaduhan di pagi hari. Sang pelaku menjadi perhatian seisi kelas.

"Klara!"

Seorang cowok memasuki kelas dengan langkah tergesa-gesa, cowok itu terlihat menghampiri tempat duduk Klara.

"Itu Karlos, kan?" Keira menyipitkan matanya, dia tidak asing dengan wajah cowok itu.

Banyak sekali teman SMP-nya yang bersekolah di sini.

Bersama KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang