🌱 33. Tak bisa mengatakan...

349 35 0
                                    

Keira hanya menopang dagunya dan melirik wajah Diana yang tampak terkejut. Ia tahu kalau perkataannya terkesan ngawur, karena bagaimanapun juga Diana tahu betapa Kenan sangat menyukainya begitupun sebaliknya. Jika Keira memutuskan Kenan secara sepihak, bukankah dia terlalu kekanakan? Hanya karena masalah yang mungkin bagi sebagian orang sepele.

"Lo pasti lagi bercanda, kan?" Diana menatap Keira dengan tampang garang.

Keira hanya tertawa kecil, dia mengedikkan bahunya acuh tak acuh. Pandangan Keira beralih menatap di sekitarnya yang terlihat dipenuhi pasang muda yang tengah dimabuk asmara.

"Gue merasa kalau Kenan itu terlalu baik," gumam Keira, melihat betapa baiknya Kenan selama ini, dia baru menyadari satu hal.

"Kalau dia baik, terus kenapa lo mau putus, hah?" Diana menjadi gemas sendiri dengan Keira.

"Entah lah, gue bosen," balas Keira dengan cepat.

"Gue nggak tau ada masalah apa sama lo, tapi melampiaskan sama orang yang nggak tau apa-apa, lo itu ... kelihatan jahat banget, Kei," ujar Diana.

Keira cemberut mendengarkan ocehan dari Diana, dia akui memang dirinya salah. Tetapi, di satu sisi Keira tak ingin kalau Kenan sakit hati.

"Lo tau nggak, Di, kalau gue pacaran sama Kenan cuma buat bikin Klara merasa kalah," kata Keira dengan pelan.

Diana membulatkan matanya, dia segera duduk di samping Keira dan memukul lengan cewek itu pelan. Wajahnya terlihat marah usai mendengar penuturan dari Keira.

"Lo benar-benar gila. Jadi selama ini lo cuma manfaatin Kenan? Kei, gue pikir lo udah berubah." Diana menghela napas panjang.

Sifat Keira yang sering memanfaatkan orang lain memang menyebalkan, namun, Diana pikir cewek itu sudah berubah seiring berjalannya waktu. Tapi mendengar pengakuannya hari ini, Diana tahu kalau Keira tidak pernah berubah.

"Terus gue harus gimana? Kayaknya gue udah capek kalau harus pura-pura peduli terus sama cowok itu," ujar Keira dengan santai.

"Kei, gue tau lo kecewa sama Papa lo, tapi bukan berarti semua lelaki sama akan kelakuannya. Kenan nggak tau apa-apa, dan lo manfaatin dia buat balas dendam!" Diana merasa marah, dia tidak ingin Keira nanti menyesal.

"Ini sama sekali nggak ada hubungannya sama Papa," ujar Keira.

"Lo emang kayaknya lagi sakit deh, makanya bicara lo nggak jelas gini. Mending lo pulang aja, terus jangan ketemu sama Kenan dulu."

"Kenapa?" tanya Keira dengan bingung.

"Soalnya kalau lo ketemu sama Kenan, lo pasti bakalan putusin tuh cowok."

"Ya, emang gue mau putusin Kenan cepat atau lambat," kata Keira lagi.

"Ck, lo dibilangin susah banget sih? Terserah lo deh, tapi jangan nyesel ya. Gue nggak mau bantuin lo kalau ada apa-apa," ucap Diana yang tak dipedulikan Keira.

___

Keira pulang ke rumahnya saat malam hari, ia dan Diana menghabiskan waktunya untuk berbelanja pakaian. Bahkan Keira tanpa pikir panjang menghabiskan uang jajannya hanya untuk membeli skincare dan juga beberapa baju baru. Meski nanti mamanya akan mengomel, sepertinya Keira tak peduli sama sekali.

Turun dari mobilnya, Keira bersenandung kecil saat berjalan menuju pintu rumahnya. Kedua tangannya sibuk memegangi banyak paper bag berisi belanjaannya. Namun, saat sudah berada di ambang pintu, ia menghentikan langkahnya.

"Hai."

Keira mengernyit bingung tatkala mendapati Kenan yang tengah berdiri di depan pintu rumah. Cowok itu terlihat memakai pakaian berwarna hitam yang terkesan santai, tak lupa senyuman manis yang cowok itu lemparkan kepada Keira.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Keira pelan, dia terkejut karena Kenan tiba-tiba di rumahnya tanpa mengabarinya terlebih dahulu.

"Kamu lupa, ya? Kamu 'kan janji mau ngabarin aku, Kei. Aku tadi telepon juga nggak di angkat. Aku khawatir sama kamu," kata Kenan.

Keira hanya berdiri dengan canggung, dia memang sengaja tidak membalas pesan Kenan maupun mengangkat panggilannya. Semua itu dilakukan karena dia mencoba menghindari Kenan.

Namun, tidak Keira duga kalau Kenan akan mengkhawatirkan keadaannya, bahkan cowok itu rela ke rumahnya saat hari sudah malam seperti ini. Dan semua itu hanya karena Keira tidak mengabarinya.

"Aku baik-baik aja, kok. Kamu nggak perlu khawatir. Tadi aku jalan-jalan sama Diana, nggak sempat buka hp," ujar Keira yang tentu saja sedikit berbohong.

Kenan maju ke arah Keira, cowok itu mengelus kepala Keira dengan lembut. Meski terlihat khawatir, Kenan masih menahan dirinya untuk tidak mengomeli Keira karena sudah membuatnya kalang kabut.

"Oke, jangan diulangi lagi, aku nggak pernah larang kamu buat main. Tapi, tolong, Kei. Balas pesan dari aku bukan hal yang susah, kan?" Kenan berbicara dengan lembut.

Untuk beberapa alasan, rasa menyesal merasuki hatinya. Apa dia sanggup untuk melukai hati cowok ini? Kenan begitu baik padanya. Tidak seharusnya dia melukai perasaan Kenan.

"Hm, maaf." Keira akhirnya meminta maaf.

Kenan hanya mengangguk, dia tidak mengatakan apapun lagi.

"Kamu mau masuk dulu?" tawar Keira, melihat Kenan yang tak kunjung bicara, akhirnya dia berinisiatif untuk mengajak cowok itu masuk ke dalam rumahnya.

"Ini udah malam, lebih baik aku pulang aja, deh. Lagian kamu kayaknya capek baru pulang," jawab Kenan seraya melirik jam yang melingkar di tangannya.

Saat Kenan akan pergi, Keira segera mencekal lengan cowok itu dan menyebabkan Kenan menghentikan langkahnya.

"Ada yang perlu aku omongin sama kamu, Ken," ujar Keira, matanya menatap Kenan dengan lekat.

"Oke, aku bakalan dengerin. Emangnya kamu mau ngomong apa?"

Kenan menatap Keira dengan lekat, ia menunggu cewek di depannya untuk mengatakan sesuatu. Namun, beberapa menit berlalu Keira masih saja bungkam, nampak keraguan di wajahnya.

"Jadi?"

Keira menatap Kenan dengan ragu, akhirnya dia hanya diam mematung tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Hm, nggak jadi. Nanti aja deh. Tadi katanya kamu mau pulang kan? Ya udah hati-hati di jalan," ujar Keira.

Usai mengatakan itu, dia segera masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan Kenan yang dilanda kebingungan.

Di dalam rumah, Keira mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana dia harus mengakhiri hubungannya dengan Kenan? Dia bahkan tidak sanggup mengatakannya langsung.

___

TBC.

Jangan lupa tinggalkan komen dan vote ya gaes.

Btw, maaf kalau updatenya lama. Aku udah berusaha mau update cepat, tapi ternyata tugasku gak bisa ditinggal.

Semoga kedepannya aku bisa update sesering mungkin.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Bersama KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang