Keira merebahkan kepalanya di meja kantin, dia benar-benar lelah hari ini. Otaknya dipaksa berpikir dengan keras untuk ulangan kali ini. Ia menghela napas kasar lalu menegakkan tubuhnya.
Saat ini dia tengah berada di kantin bersama Diana dan kedua temannya, makan bakso super pedas mungkin bisa mengembalikan semangatnya lagi.
"Di, gue beliin bakso dong," ujar Keira menyuruh Diana yang sedang makan.
Diana mendengkus sebal, dia memutar bola matanya malas. Apa Keira tidak melihat kalau dia sedang makan?
"Beli sendiri sana!" Diana mengibaskan tangannya, ia menyuruh Keira untuk segera pergi membeli makanan.
"Gue males banget, Di."
Zena hanya cekikikan di tempatnya, ia bisa melihat wajah Diana yang sudah bete setengah mati. Zena sudah menduga pasti Diana akan berakhir menuruti perintah Keira.
"Kapan sih lo nggak males? Perasaan dari dulu gue jadi babu lo terus, deh," kata Diana sebal, ia segera bangkit dari duduknya untuk memesan makanan Keira.
"Minumannya es jeruk ya, Di." Keira berkata dengan santai.
Diana tidak menjawab melainkan menggerutu kesal, dengan langkah yang berat ia terpaksa mengantri lagi demi Keira. Melihat wajah tersiksa Diana entah mengapa membuat Keira senang.
"Lo kayaknya seneng banget lihat Diana susah," ujar Rania, matanya mengikuti langkah Diana yang tengah berdesakan dengan murid lainnya.
"Hahaha, gue emang suka bikin dia kesal," balas Keira dengan seringainya.
"Jahat lo, Kei," ucap Zena yang ikut tertawa.
Saat tengah menunggu makanan yang dibelikan Diana, Keira tiba-tiba izin pada kedua temannya untuk ke toilet sebentar. Mereka berdua hanya mengangguk sebagai jawaban.
Saat sedang berjalan di koridor, Keira bisa mendengar bisik-bisik siswa yang membicarakan Klara. Kalau biasanya mereka membicarakan tentang kepintaran dan kebaikan Klara, kali ini mereka membicarakan tentang ibu Klara yang katanya pelakor.
Keira mendadak menghentikan langkahnya, ia semakin menajamkan telinganya untuk mendengarkan ucapan siswi tersebut.
"Lo tau nggak, katanya ibu Klara pelakor."
"Kata siapa lo?"
"Di grub kelas heboh tau, ih nggak nyangka ya."
"Gue nggak heran, sih. Klara aja genit banget sama Kenan, padahal Kenan udah punya pacar."
Keira tersenyum miring, ia tidak menyangka berita ini akan menyebar dengan sangat cepat. Nama baik Klara seketika terjun bebas, sekarang cewek itu dicap tidak baik. Tidak sia-sia dia menyebarkan gosip pada Zena dan Rania. Dua teman Diana itu memang bisa diandalkan.
Dengan langkah ringan, Keira kembali berjalan. Saat sudah sampai di depan toilet. Ia dikejutkan oleh Klara yang muncul dari salah satu bilik toilet. Wajah cewek itu tidak baik-baik saja.
Keira bisa melihat mata Klara sembap sehabis menangis, raut mukanya juga suram. Bahkan rambut yang biasanya rapi kini terlihat berantakan. Benar-benar kacau sekali penampilan Klara.
"Kla, kayaknya lo nggak baik-baik aja," kata Keira dengan sengaja menghadang langkah Klara.
Klara menatap tajam Keira, cewek itu tahu kalau Keira pasti sudah mendengar berita tentangnya. Dan kalau boleh jujur Klara benar-benar benci akan hal itu. Semua teman-temannya kini menatap dia dengan pandangan sinis.
"Lo udah puas?" Klara berseru kesal, dia tahu dalang dibalik gosip yang menerpanya sudah pasti Keira.
Keira tertawa keras, untung saja suasana toilet sepi. Kalau ramai pasti Keira sudah dianggap orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama K
Teen FictionTak ada yang salah dengan Kenan, dia tampan dan pintar, parasnya yang rupawan membuatnya menjadi populer. Di sekolah sosok Kenan sangat digilai banyak cewek. Tapi, ada yang salah dengan Keira, di saat semua cewek mendekati Kenan demi menarik perhati...