🌱 3. Mencoba lebih dekat

2K 161 1
                                    

Haloo.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

___

Sejujurnya, Keira masih bertanya-tanya, apakah dirinya memang tertarik dengan Kenan?

Awalnya memang seperti itu, dia sempat terpukau dengan kegantengan cowok itu, Kenan masuk dalam kategori cowok yang cocok untuk dijadikan pacar.

Namun, niatnya seketika padam, dia tidak menyukai segala hal yang berhubungan dengan Klara. Dan sialnya, cowok itu dekat dengan Klara, meski Kenan sempat membantah.

"Sendirian aja?"

Keira menoleh saat mendengar suara yang tak asing, dia melihat Kenan yang sedang menaiki motor ninja miliknya.

"Hm."

"Mau pulang bareng?" tawar Kenan.

Keira ragu, sejak tadi ia memang duduk di halte depan sekolah, niatnya untuk menunggu sopirnya yang akan menjemput. Tapi, sejak tadi ia sudah lelah menunggu.

"Kalau lo maksa, oke deh, gue mau," kata Keira, padahal Kenan tidak memaksa sama sekali

Kenan tersenyum lebar, dia bernapas lega, setidaknya kali ini Keira tidak menolaknya lagi. Dan Kenan akan menggunakan kesempatan ini untuk tahu rumah Keira.

Kenan menuntun Keira untuk naik ke motornya, cewek itu tidak keberatan sama sekali saat Kenan memegang tangannya.

"Jangan lupa pegangan, peluk juga boleh," kata Kenan bercanda, namun, tak disangka kalau Keira malah memeluknya.

Gawat.

Jantung Kenan berdebar kencang, dia mendadak berkeringat dingin. Padahal tadi dia hanya bercanda dan tidak berharap banyak, kalau sudah seperti ini, mana mungkin Kenan akan menolak.

"Kenapa diem aja? Ayo jalan!" Keira mencubit pinggang Kenan, sejak tadi cowok itu hanya diam saja.

"O–oke," kata Kenan gugup.

Saat Kenan menjalankan motornya, Keira melirik ke arah gerbang sekolah, di sana, Klara menatapnya dengan pandangan menusuk. Keira yang melihatnya hanya tersenyum miring.

Alasan lain Keira menerima tawaran Kenan adalah kehadiran Klara, sejak tadi cewek itu memerhatikan interaksi di antara dirinya dan Kenan. Dia ingin melihat Klara terbakar api cemburu, cewek itu pasti merasa kesal pada Keira sekarang.

Saat di perjalanan tak ada yang bersuara, Kenan masih dengan pikirannya, sementara Keira menikmati perjalanannya. Punggung lebar Kenan memang tempat yang cocok untuk bersandar.

Padahal tadi niatnya hanya untuk membuat Klara jengkel, tapi akhirnya malah Keira yang terlanjur nyaman memeluk Kenan.

"Kei, rumah lo di mana?" tanya Kenan.

Keira baru saja tersadar kalau Kenan sudah pasti tidak tahu rumahnya, dan anehnya cowok itu baru bertanya setelah beberapa menit hanya berputar-putar.

"Kok baru tanya, sih?"

"Hehehe, habisnya lo kelihatan nyaman banget peluk gue," ujar Kenan menggoda.

Keira berdeham guna menghilangkan kegugupannya, apa yang dikatakan Kenan seratus persen memang benar, Keira terlalu terhanyut sampai tak peduli sekitar.

"Gimana kalau kita makan dulu, Ken?" tawar Keira.

"Boleh, ide bagus." Kenan tanpa pikir panjang menyetujuinya, ini akan membuatnya berlama-lama dengan Keira.

"Kei, gue tau tempat makan yang enak, lo pasti bakalan suka. Jangan khawatir, gue yang bayar semuanya."

"Tapi, Ken––"

Bersama KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang