Sementara di sekolah, beredar rumor di antara para siswa yang mengatakan bahwa guru yang tewas tenggelam di dorong oleh tersangka. Selain itu juga beredar gossip bahwa arwah penasaran guru tersebut kerap menampakkan diri di kolam renang.
Sore itu Singto sedang mengoreksi hasil ulangan siswa dan merasa ngantuk, ia pun memutuskan untuk membeli secangkir kopi di kantin.
Saat melewati lorong yang menuju ke arah kolam renang, ia seakan melihat bayangan seseorang di ujung lorong, padahal saat ini area kolam masih dipagari garis polisi.
Singto langsung menelan ludahnya dengan berat dan berusaha berpikir positif, bahwa ia hanya berhalusinasi karena ngantuk. Namun saat hendak meninggalkan tempat itu, tiba- tiba saja ia mendengar suara air kolam, seperti ada seseorang yang melompat ke dalam kolam.
Ia langsung bertanya - tanya apakah ada orang yang tidak sengaja jatuh ke kolam, rasa takutnya pun digantikan oleh rasa khawatir, ia segera melesat ke kolam renang untuk memeriksanya tanpa pikir panjang.
Singto berjalan dengan langkah lebar menuju ke arah kolam, sesaat rumor soal penampakan yang di dengarnya membuat detak jantungnya meningkat dua kali lipat. Namun ia berusaha mengumpulkan nyalinya, menyeret kakinya mendekati gerbang dan melangkah masuk.
Ia berjalan mendekati tepi kolam dengan hati - hati sambil menjaga jarak dari garis polisi.
Singto terbelalak kaget dan jantungnya seakan berhenti saat melihat permukaan kolam tampak bergelombang, seakan sesuatu baru saja tercebur ke dalam, namun ia tidak melihat apapun di dalam kolam. Bulu kuduknya terasa berdiri. Pandangan matanya menyusuri seluruh sudut area kolam renang dengan jantung berdebar sambil berdoa di dalam hati semoga ia tidak melihat sesuatu yang tidak nyata.
Tiba - tiba saja seseorang menepuk bahunya dan mengagetkannya dari belakang.
Singto seraya menoleh dan hampir meninju wajah orang tersebut, dimana Phana dengan sigap menangkap tinjunya dan memelintir lengannya ke belakang.
Singto meringis kesakitan dan berusaha membebaskan diri, ia bisa melihat beberapa polisi tiba dan sedang memperhatikannya dari belakang.
"Apa yang kau lakukan di TKP?" tanya Phana dengan nada menginterogasi sebelum melepaskannya.
Singto langsung berbalik dan mencengkram pergelangan tangannya yang terasa sakit, lalu mengangkat wajahnya menatap pria itu dengan ekspresi kesal.
"Kenapa kau mengagetkanku dari belakang?!! Aku hampir saja mendapatkan serangan jantung, kupikir aku melihat hantu!!!"
Phana berusaha menahan tawa dan mengabaikan lelucon tersebut.
"Aku dan timku baru saja tiba sekitar 5 menit yang lalu dan menemukanmu disini..." jawab Phana. "Apa yang kau lakukan? Apakah kau hendak menghilangkan bukti dengan merusak TKP?" tudingnya.
"Kau bilang apa?!!" seru Singto tidak percaya. "Untuk apa aku melakukan itu?"
"Aku ingat kau berjanji pada ayah tersangka untuk menolong putrinya agar terbebas dari tuntutan..."
"Justru aku ingin mencari petunjuk untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah, karena aku percaya ia tidak mungkin membunuh orang..."
"Meskipun kau benar, tetapi ia melihat korban jatuh ke dalam kolam dan tidak mencoba untuk menolongnya, itu sama saja dengan membunuh..." Phana menegaskan.
Singto tidak ingin berdebat soal itu.
"Well, a-aku turut berduka atas kejadian yang menimpa korban...tetapi...apa yang sudah terjadi tidak bisa di ubah, meskipun Mai dipenjara, orang yang mati tidak bisa hidup kembali..."
KAMU SEDANG MEMBACA
(ENG - IND) Butterfly's Fate - Completed
Mistério / SuspenseCouple : Pha/Sing Genre : Criminal/Mistery Sinopsis : (IND) Phana adalah seorang inspektur polisi yang menemukan rentetan kasus kematian aneh yang melibatkan kematian kembar. Ia mencurigai kasus kematian tersebut berhubungan dengan pembunuhan beran...