(IND) Chapter Seventeen - The Butterfly's Grave

448 36 5
                                    

Menjelang tengah malam, tiba - tiba mereka dikagetkan dengan bau asap yang berasal dari sebuah jendela yang terbakar. Pha seraya membuka matanya dan membangunkan Singto sambil berusaha menahan nafas. Keduanya terbelalak kaget melihat api yang menyala dari balik tirai.

Pha segera menarik Singto turun dari ranjang dan melesat ke pintu untuk menyelamatkan diri, dan panik seketika karena ternyata pintu di gembok dari luar.

Singto mencoba mendobrak pintu sementara Phana segera memeriksa sisi jendela yang aman, namun tidak bisa dibuka, terdapat sebuah dahan pohon yang menahannya dari luar.

Asap mulai memenuhi ruangan, dan api dengan cepat menjilat dinding yang terbuat dari kayu. Kedua orang yang terperangkap di dalam mulai sesak nafas dan batuk - batuk. 

Singto berpikir mereka mungkin akan mati. Sedangkan Pha berusaha memutar otak, mencari cara untuk keluar dari tempat itu. Ia tidak percaya bahwa setelah menyelesaikan ritual, mereka akan mati dengan cara seperti ini.

"Bukankah kita sudah menyelesaikan ritualnya? Uhuk...uhuk...kenapa kita tetap harus mati...uhuk..." tanya Singto tidak percaya sambil berusaha menahan nafas. "Apa kita melakukan kesalahan?"

"Kita akan akan mencari jawabannya setelah keluar dari sini..." balas Pha, berusaha untuk tidak panik sambil mengamati sekeliling, matanya terasa perih oleh kepulan asap.

Tidak lama, terdengar suara teriakan seorang warga dari luar yang meneriakkan kebakaran. Para pendudukpun mulai berdatangan dan berusaha memadamkan api dan membuka gembok untuk mengeluarkan mereka.

Sementara di dalam, Pha mengambil sebuah kursi dan melemparkannya ke jendela dengan kuat beberapa kali, dahan pohon yang menyanggah jendela akhirnya patah dan jendelapun berhasil di buka.

Ia segera membantu Singto memanjat keluar terlebih dahulu sebelum dirinya, dan beberapa orang warga menolong mereka dari luar.

Satu jam kemudian, api pun berhasil di padamkan, sebagian kamar hangus terbakar, sebagian penduduk menduga api berasal dari lilin.

"Ini adalah kejadian yang ketiga kalinya, padahal kami sudah mengingatkan kepada pengantin baru untuk mematikan lilin sebelum tidur..."

Namun Pha menegaskan bahwa ia sudah mematikan lilin sebelum tidur dan api berasal dari jendela. Dari analisanya, ia menduga ada yang menuang minyak melalui celah jendela lalu membakarnya, dan sengaja memblokir jalan keluar.

Ia lalu teringat dengan aroma bunga yang ia cium tadi malam dan berpikir sejenak.

"Apakah tadi malam ada yang berpatroli di sekitar kamar?" tanya Pha.

"Tentu saja tidak ada, kami tidak ingin mengganggu proses ritual..." jawab kepala desa sambil tertawa canggung, "Namun ada beberapa orang yang tidur di kuil untuk berjaga - jaga seandainya ada kebakaran seperti hari ini, apakah kau melihat sesuatu atau seseorang yang mencurigakan tadi malam?"

"Aku mencium aroma bunga hutan dari luar kamar, apakah kau menyuruh orang menaruh sesajen dan lilin di dekat kamar?"

"Bunga hutan?" para warga saling bertukar pandang bingung, tiba - tiba seorang warga membisikkan sesuatu pada kepala desa. "Oh, kau benar, ada minyak lampu dan beberapa sesajen yang diletakkan satu meter dari pintu, apakah mungkin angin meniup lampu minyak hingga jatuh dan menyebabkan kebakaran?"

"Ya, pasti begitu..." sahut para warga setuju.

Pha tidak berkomentar, ia merasa ada sesuatu yang mencurigakan, jelas - jelas jendela tidak berbunyi tadi malam, mana mungkin ada angin.

Setelah diskusi selesai, Pha memberikan donasi untuk biaya renovasi kamar, lalu berpamitan pada kepala desa dan semua warga untuk kembali ke Bangkok.

(ENG - IND) Butterfly's Fate - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang