Ban Na Ton Chan....
Sebelum mengunjungi rumah sakit umum, Phana terlebih dahulu menginjakkan kakinya di kantor polisi local untuk memeriksa berkas kasus kematian kembar yang terjadi di kota kecil itu. Setelah itu, ia mencoba menghubungi anggota keluarga korban untuk mencari informasi tentang latar belakang kecelakaan dan saksi.
Ia menemui salah satu keluarga korban yang bunuh diri tahun 2013.
"Kematian putriku disebabkan oleh kutukan karena ia menolak untuk menikah dengan pria yang seharusnya ditakdirkan untuk menjadi pasangannya..." tutur sang ayah dan menghela nafas panjang.
"Aku tidak percaya dengan kutukan..." ujar Pha.
Orang tua itu tertawa dan berkata. "Kau pasti berasal dari luar daerah..." tebaknya. "Semua orang disini percaya dengan kutukan itu, desa ini dikutuk oleh arwah Ying dan Khan yang ingin membalas dendam..." ujarnya dengan suara pelan seperti berbisik.
"Ying dan Khan?" ulang Pha dengan nada bertanya dan langsung menebak kedua nama itu adalah milik sepasang saudara kembar yang bunuh diri dan menjadi mitos kutukan kupu - kupu.
"Kami tidak membicarakannya dan dilarang menyebutkan nama mereka..."
"Siapa yang memulai semua ini?" tanya Phana. "Maksudku...darimana cerita ini berasal?"
"Tidak ada yang tau, tetapi sejak tragedy Phee Sua 40 tahun yang lalu, banyak bayi di desa ini yang mati sebelum mereka dilahirkan dan mereka yang selamat mendapatkan kutukan dan mati 25 tahun kemudian..."
Phana tidak tau harus percaya atau tidak, namun ia tidak ingin berdebat, lalu segera mengganti topik.
"Apakah kau mengetahui alasan putrimu bunuh diri?" tanya Phana. "Apakah kau pernah melihat putrimu bertemu dengan orang yang tidak di kenal atau mengalami kejadian aneh sebelum kematiannya?"
"Putriku adalah gadis yang baik, dia bekerja di balai kota dan bertemu dengan banyak orang setiap harinya..." Ekspresi orang tua itu mulai berubah. "Sampai ia bertemu dengan bajingan yang memiliki takdir yang sama dengannya, ia lebih memilih mati daripada menikah dengan pria brengsek itu..." ujarnya emosi.
"Ku dengar calon menantumu yang tidak beruntung itu juga tewas karena keracunan di hari yang sama..."
"Dia pantas mendapatkannya..."
"Apakah kau tau siapa yang meracuninya?"
"Aku tidak tau, dan aku tidak perduli..."
Phana lalu menunjukkan sebuah foto yang memperlihatkan luka cakaran pada wajah korban pria yang disebabkan oleh kuku, lalu menunjuk beberapa helai rambut wanita di lantai di dekat jarinya. Selanjutnya ia juga memperlihatkan foto korban wanita, dimana terdapat noda darah di dalam kukunya.
"Ini membuktikan korban sempat terlibat kontak fisik dengan orang yang meracuninya sebelum tewas..." ujar Pha, menyebutkan analisanya. "Pelakunya mungkin seorang wanita, memiliki rambut dan kuku panjang, dan orang yang memiliki motif kuat untuk membunuhnya ..."
Orang tua itu membelalakkan matanya tidak percaya. "Apakah kau ingin mengatakan bahwa pelakunya adalah almarhum putriku?" tanyanya dengan nada tinggi.
"Sayangnya tidak ada laporan DNA yang bisa membuktikan pemilik darah dan rambut itu..." ujar Phana menghela nafas panjang, lalu berpikir sejenak.
"Berani sekali kau menuduh putriku tanpa bukti!!! Aku bisa menuntutmu untuk itu!!!"
"Tapi, meski tanpa bukti, aku tahu apa yang terjadi saat itu..." dia lalu berbicara pada dirinya sendiri. "Selain itu letak goresan dan karakteristiknya cocok dengan kuku jari..."
KAMU SEDANG MEMBACA
(ENG - IND) Butterfly's Fate - Completed
Mystery / ThrillerCouple : Pha/Sing Genre : Criminal/Mistery Sinopsis : (IND) Phana adalah seorang inspektur polisi yang menemukan rentetan kasus kematian aneh yang melibatkan kematian kembar. Ia mencurigai kasus kematian tersebut berhubungan dengan pembunuhan beran...