Pada Minggu pagi, Pha dan Singto mendatangi balai kota bersama untuk mendaftarkan pernikahan. Setelah mengisi formulir, menyerahkan KTP, dan pengambilan gambar, mereka di minta menunggu sejenak untuk penerbitan sertifikat nikah.
Pha menoleh pada Singto sejenak sebelum membubuhkan cap jari dan tanda tangan di atas sertifikat. "Apakah kau sudah memikirkannya baik – baik dan tidak ingin berubah pikiran?"
Singto menelan ludahnya sejenak dengan gugup, lalu menoleh padanya dan menjawab.
"Asalkan kau menepati kesepakatan kita, aku tidak akan menyesal...."
[Malam sebelumnya....]
Singto membawakan selembar dokumen berisi point – point kesepakatan pernikahan ke kantor Pha dan meminta pria itu menandatanginya sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu penandatanganan project.
Phana menerima dokumen tersebut dengan berdebar – debar, mengingat soal kompensasi yang disebutkan Singto beberapa hari yang lalu, dan membacanya dengan seksama.
Point pertama, disebutkan mereka hanya akan mendaftarkan pernikahan sipil di balai kota tanpa saksi, tidak ada pengumuman, tidak ada pesta dan dilakukan secara rahasia.
Pha langsung menyetujuinya tanpa berpikir.
Point selanjutnya, disebutkan bahwa setelah menikah hubungan mereka tetap sama seperti dulu yaitu sebatas tetangga dan kenalan, mereka juga tidak akan tinggal bersama sebagai keluarga.
Pha berusaha menahan tawa, sebelum menyetujuinya.
Point ketiga adalah open relationship, dengan kata lain baik ia dan Pha bebas berkencan dengan siapapun, jadi jika mereka ingin menjalin hubungannya dengan orang lain, itu tidak akan di katakan sebagai selingkuh.
Pha menghela nafas panjang saat membaca point ketiga dan berkomentar. "Apakah kau berencana untuk berkencan dengan seseorang dan membuatku cemburu?"
"Jangan salah paham, aku membuat point ketiga itu untukmu..."
Pha mengangkat alisnya dengan ekspresi bingung.
"Aku tau kau masih menyimpan perasaan pada Veera, kau melakukan semua ini untuknya, bukan? Aku bisa memahaminya..."
Singto lalu memberitahu Pha alasan yang ia dengar dari Veera soal kenapa ia memutuskan hubungan mereka dan pergi keluar negri.
"Veera mengatakan, kau ingin melepaskan impianmu untuk masuk akademi polisi demi dirinya, namun ia tidak bisa membiarkanmu melakukan itu, jadi ia memutuskan untuk meninggalkanmu..."
Namun Pha tidak menunjukkan ekspresi terkejut, karena ia telah mengetahuinya dari seorang teman Veera.
Pha akhirnya mengerti kenapa Singto tiba – tiba menyetujui idenya, namun tidak dipungkiri Veera merupakan salah satu alasan ia menyetujui ide gila ini. Ia tidak boleh mati sebelum pembunuh berantai dari 15 tahun yang lalu tertangkap, dan membongkar rahasia kutukan 40 tahun yang lalu, dengan begitu, mereka akan bisa mengepakkan sayap mereka sendiri dan terbang dengan bebas.
Point terakhir, setelah proyek selesai atau dengan kata lain setelah kutukan berakhir, mereka akan segera bercerai.
"Hanya ini?" tanya Pha dengan ekspresi datar.
"Aw, ada yang ingin kau tambahkan?"
"Kupikir kau akan meminta kompensasi jika kita bercerai..."
"Ha?" Singto tercengang seketika dengan ekspresi terkejut, ia hanya meminjam kata kompensasi dari ketiga wanita di elevator dan tidak sungguh – sungguh memikirkannya. "Aku tidak butuh kompensasi, kau pikir aku wanita?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(ENG - IND) Butterfly's Fate - Completed
Mystery / ThrillerCouple : Pha/Sing Genre : Criminal/Mistery Sinopsis : (IND) Phana adalah seorang inspektur polisi yang menemukan rentetan kasus kematian aneh yang melibatkan kematian kembar. Ia mencurigai kasus kematian tersebut berhubungan dengan pembunuhan beran...