Singto akhirnya membuka matanya dan siuman setelah di infus selama 15 jam di rumah sakit. Ia mendapati Pha sedang terlelap di atas kursi di sampingnya.
Singto menebak pria itu pasti kelelahan karena memeluknya sepanjang malam, ia memperhatikan wajah yang sedang tertidur itu sejenak, lalu membawa tangannya menyentuh rambut pria itu dengan lembut sambil tersenyum.
Namun tiba – tiba saja ia terenyak dan bertanya – tanya tanggal berapakah hari ini, dan sudah berapa lama ia berada di rumah sakit.
Singto melirik ponsel di tangan Phana sejenak dan mencoba menariknya keluar dengan perlahan, namun malah menyebabkannya terbangun.
"Aw, kau sudah sadar?" tanya Pha dengan ekspresi mengantuk dan segera mengecek ponselnya untuk melihat jam.
"Apakah ritualnya sudah selesai dan kita sudah selamat?" tanya Singto penuh harap.
Pha berpikir sejenak dan menimbang apakah sebaiknya ia memberitahu Singto soal ritual terakhir atau tidak, mengingat kondisinya yang sedang sakit.
Namun belum sempat ia membuka mulut untuk menjawab, tiba – tiba saja mereka di kagetkan oleh seorang bikkhu tua yang datang untuk mempelajari keadaan Singto sekaligus menanyakan apakah mereka masih ingin melanjutkan ritual hingga akhir.
"Syukurlah, kau sudah siuman, bagaimana keadaanya?" tanyanya pada Pha.
"Semuanya normal, hanya sedikit demam dan flu..."
"Lalu, kapan kalian akan menyelesaikan ritual terakhir?"
"Aw, masih ada ritual? Kupikir yang kemarin itu yang terakhir...." ia berhenti sejenak dan menoleh memandang Pha menuntut penjelasan.
Pha terlihat gugup, dan segera memutar otaknya memikirkan alasan.
Bikkhu itu tertawa dan berkata sebelum Pha. "Berikutnya adalah ritual sakral dan merupakan ritual sesungguhnya untuk mengakhiri kutukan..."
Singto mengernyitkan alisnya tidak mengerti.
"Upacara pernikahan, itu adalah ritual yang sesungguhnya..." tutur bikkhu itu. "Ying dan Khan tidak pernah menikah, jadi ritual itu tidak pernah selesai, dan kalianlah yang harus menyelesaikannya..."
Ia menghela nafasnya sejenak dan menambahkan.
"Aku tau kalian sudah menikah, tetapi itu tidak bisa dihitung, jika kalian sudah siap, datanglah ke kuil, aku akan menjelaskan semunya..." ia pun pamit dan meninggalkan tempat itu.
Singto menghela nafas panjang dan turun dari ranjang dan terhuyung sejenak, namun ia tetap memaksakan diri.
"Kau mau kemana?!"
"Tentu saja keluar dari sini..."
"Jangan bercanda, kondisimu masih belum pulih...."
"Aku baik – baik saja..." Singto segera mengganti pakaiannya dan berjalan keluar dengan sempoyongan. "Ayo ke kuil dan menikah lagi..." ia mengatakannya dengan santai.
Phana segera menarik lengannya dan menghentikannya. "Cukup!! Aku tidak mau melakukannya!!!"
Singto membeku seketika, lalu menoleh ke belakang dan melototinya. "Kau bilang apa?!!"
"Kubilang, aku tidak ingin melakukannya..."
"Tinggal ritual terakhir dan tiba - tiba kau ingin membatalkannya?!! Kau pasti bercanda, kan?!!"
Pha menarik nafas dalam dan berpikir bagaimana ia harus menjelaskannya. "Lihat dirimu, kau bahkan tidak bisa berjalan dengan lurus, bagaimana mungkin aku bisa melanjutkan ritual dengan tenang?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(ENG - IND) Butterfly's Fate - Completed
Mystery / ThrillerCouple : Pha/Sing Genre : Criminal/Mistery Sinopsis : (IND) Phana adalah seorang inspektur polisi yang menemukan rentetan kasus kematian aneh yang melibatkan kematian kembar. Ia mencurigai kasus kematian tersebut berhubungan dengan pembunuhan beran...