(IND) Extra Chapter - Family Approval

375 33 23
                                    

[Sehari sebelum Pha mengajak Singto untuk melihat Condo...]

Wan kebetulan berjalan keluar dari apartmentnya dan mencium bau gosong yang berasal dari apartment Singto.

Tanpa pikir panjang, ia segera menekan bel namun tidak ada yang membukakan pintu. Ia lalu mencoba memutar knob, dan ternyata pintunya tidak terkunci. Wan pun melangkah masuk dengan ragu - ragu sambil menutup hidungnya dan memicingkan matanya, sementara tangannya sibuk menyingkirkan asap yang menghalangi pandangannya. Terlihat asap telah memenuhi seluruh ruang tamu yang di duga berasal dari dapur.

Wan pun segera melesat ke dapur dan terbelalak kaget melihat masakan yang gosong di dalam panci, ia pun bergegas mematikan api.

Tidak lama, Phana muncul dari dalam kamar hanya mengenakan boxer dan berkeringat, diikuti oleh Singto di belakangnya. Keduanya terkejut melihat seluruh ruangan di tutupi asap, dan melompat kaget saat melihat Wan.

Gadis itu mematung dengan ekspresi tercengang memandang keduanya bergantian, lalu melirik ke bawah saat matanya tidak sengaja menangkap sesuatu yang menonjol di balik boxer Pha, sementara Singto menutupi bagian bawah tubuhnya dengan bantal.

"A-apa yang terjadi?" tanya Singto kaget.

"Bagaimana kau bisa masuk?" Pha bertanya pada Wan.

Gadis itu tidak menjawab, ia bisa menebak apa yang terjadi dan membalas. "Jika aku tidak masuk kemari, kalian pasti akan mendapat masalah!"

Singto tiba - tiba teringat seseuatu. "Oh! Aku lupa sedang memanaskan sup!" serunya kaget dan segera berlari ke counter untuk memeriksa panci. "OMG!!!"

Sementara Phana segera memeriksa fire detector yang sepertinya tidak berfungsi. "Sebaiknya kau segera menelpon management apartment dan melaporkan hal ini..." ia memberitahu Singto.

Wan terbelalak kaget melihat bokong Singto yang terekspos. "A-aku akan menelpon sementara kalian menyelesaikan urusan kalian sebelum petugas maintenence tiba..." ujarnya dengan canggung, lalu bertanya penasaran.

"Apakah kalian bisa memberitahuku, sejak kapan kalian mulai berkencan? Aku yakin ini bukan pertama kalinya kalian tidur bersama, bukan?"

Singto seakan di sambar petir di siang bolong dan menyadari sesuatu, ia segera memutar tubuhnya menghadap ke depan sambil menggenggam bantal dengan erat dengan wajah merah padam karena malu.

Phana merespon dengan cepat sambil menunjukkan cincin di jarinya.

"Kami sudah menikah satu setengah bulan yang lalu..."

"Apa?!"

"Singto ingin merahasiakannya, jadi kami tidak mengadakan pesta dan hanya menikah di catatan sipil..." Pha menjelaskan. "Bahkan sampai sekarang ia menolak memakai cincin di jarinya, dan aku tidak ingin memaksanya..." ujarnya sambil tertawa canggung.

Wan mengangguk mengerti, namun kepalanya masih di penuhi ribuan pertanyaan.

"Er...jika boleh tau, apakah kalian sudah berkencan sebelum itu?" ia melirik Pha. "Aku ingat Veera pernah mengatakan bahwa kau adalah mantan kekasihnya..."

Pha mengangguk mengiyakan. "Tetapi kami sudah berpisah 3 tahun yang lalu, dan saat ini Singto adalah pasanganku yang sah, aku ingin kau mengingat itu..." ia lalu memeluk Singto dari belakang.

"Well, aku terkejut...kupikir Singto pernah mengatakan ia tidak tertarik dengan pria..." ia berhenti sejenak, lalu teringat kejadian saat Singto menciumnya di dalam mobil.

"Aku ingin memastikan sesuatu, apakah kau bisa membantuku?" tanya Singto pada Wan.

"Tentu, apa yang bisa kubantu?" gadis itu mengeryitkan alis bingung.

(ENG - IND) Butterfly's Fate - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang