(IND) Chapter Thirteen - Nobody

332 34 1
                                        

Keesokan paginya....

Singto membuka matanya dan syok saat menyadari posisinya sedang berpelukan dengan Pha seperti koala, ia membelalakkan matanya sejenak sebelum berteriak kencang, membangunkan orang di sampingnya, dan segera menyingkir ke ujung ranjang, wajahnya tampak pucat seperti baru bertemu hantu.

"Kenapa kau berteriak pagi – pagi? Kau kesurupan?" tanya Pha dengan suara berat dan mata setengah tertutup. Ia lalu melihat sekeliling ruangan untuk mencari jam.

Waktu menunjukkan pukul 07.12.

Pha pun memaksa membuka kelopak matanya yang terasa berat dan menoleh pada Singto. Pria itu membeku seperti terhipnotis dengan posisi setengah duduk sambil memeluk bantal dengan punggung menempel di dinding.

"A-apakah kau sengaja memelukku saat tidur?!" tanya Singto dengan berdebar- debar, menuntut penjelasan Pha.

Pha membisu sejenak dan mengingat – ingat, sebelum menjawab.

"Kau tidak ingat?"

"Apa maksudmu?! Aku tidak akan bertanya jika aku ingat!"

Pha menarik nafas pelan sebelum menjawab. "Kau kedinginan tengah malam karena tidur tanpa selimut, dan tiba - tiba memelukku tanpa sadar..." Pha ingin menjelaskan itu namun ia berubah pikiran dan memikirkan sesuatu yang lain.

"Kau tidak lupa kalau kemarin adalah malam pertama kita, bukan? Jadi wajar saja jika kita melakukan sesuatu di ranjang tadi malam, apakah kau ingin aku menjelaskan secara detail?" ujarnya memasang wajah serius, berusaha menahan tawa.

Singto seraya melemparkan bantal padanya dan menukas. "Aku tidak percaya padamu!"

"Kalau tidak percaya, aku tidak bisa apa – apa..." ujar Pha sambil memegang bantal. "Tetapi, itulah yang sesungguhnya terjadi..." ia segera mengganti topik sebelum atmosfir berubah menjadi canggung.

"By the way, dimana handukmu? Aku harus mandi sebelum ke kantor, aku harus bertemu dengan seorang saksi pagi ini..." ia meletakkan bantal dan turun dari ranjang.

Singto reflek melirik lemari di depannya.

Pha langsung membuka lemari tanpa ijin dan mencari handuk dan sebuah kaos yang agak besar.

"Aku pinjam bajumu..." Pha menambahkan, "Besok, aku akan memindahkan beberapa pakaian dan barang - barangku kemari seandainya aku tiba - tiba menginap seperti tadi malam..."

Singto tidak ingin mempercayai pendengarannya.

"Point kesepakatan kedua, kita tidak akan tinggal serumah, jadi kau tidak perlu melakukan itu!" Ia segera memotong ucapan Pha. "Kembalikan bajuku setelah kau laundry..." ia menaikkan volume suaranya.

Pha menoleh ke belakang menatapnya serius dan berkata. "Apakah kau harus berbicara dengan nada tinggi? Bagaimana pun aku adalah suamimu, kau seharusnya berbicara dengan lembut padaku...." protesnya.

"Kau bilang apa?" Singto seraya melototinya.

"Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar di pagi hari..." Pha segera mengganti topik. "Jam berapa kau berangkat ke sekolah? Aku bisa mampir di sekolah sebelum ke kantor polisi..."

"Tidak perlu, aku punya mobil..."

"Aw, biarkan aku mengantarmu...."

"Urusi saja urusanmu sendiri..."

"Bagaimana kalau sarapan bersama?"

Singto tidak menjawab,dan berkata tidak sabaran. "Kamar mandinya ada diluar..." ia menunjuk keluar.

(ENG - IND) Butterfly's Fate - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang