(IND) Chapter Twenty - The Last Witness

412 37 10
                                    

Phana mengambil lipstick diam – diam dari meja peramal wanita itu dan menyerahkannya pada tim forensik.

Selanjutnya ia mengirimkan orang untuk mengembalikan gigi yang dipinjamnya pada Ny. Permpoonsavat, sekaligus memberitahunya bahwa ia telah menemukan putranya Khem.

Selain itu, ia juga mengundang bikkhu tua yang memberitahunya lokasi makam Ying dan Khan ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

"Ku dengar kau bekerja di rumah kepala desa selama 30 tahun, aku yakin kau pasti mengenal Ying, Khan dan juga Khem..." ujar Pha terus terang.

Bikkhu itu tampak terkejut, dan mengangguk pelan.

"Apakah kau bisa menceritakan bagaimana hubungan ketiganya?"

Bikhhu itu tampak ragu sejenak sebelum membuka mulutnya.

"Semuanya berawal dari kepercayaan bahwa bayi kembar siam harus di pisahkan sejak lahir, jika tidak akan membawa bencana di dalam keluarga..." tutur Bikkhu itu sambil menggelengkan kepalanya.

"Tn. Kithisarang diam – diam menukar bayinya yang cacat dengan seorang bayi laki – laki yang kebetulan lahir di hari yang sama, dan membuat bekas luka yang sama di punggung bayi malang itu untuk mengelabui semua orang..."

Pha membelalakkan matanya syok mengetahui hal itu.

"Namun karma berbicara lain, Ny. Kithisarang tiba – tiba sakit parah dan Tn. Kithisarang akhirnya jatuh bangkrut untuk membiayai pengobatan istrinya. Setelah istrinya meninggal, ia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Ban Na Ton Chan dan menjadi kepala desa di Phee Sua..."

"Ying dan Khem berusia 14 tahun saat pertama kali datang desa Phee Sua, Ying adalah gadis yang pemalu, ia sulit bersosialisai dengan penduduk desa dan tidak punya teman, sampai ia bertemu dengan Khan, dan tidak ada yang tau bahwa ternyata Khan adalah saudara kembarnya yang terpisah sejak kecil..." ia tersenyum lirih dan melanjutkan.

Hubungan ketiganya sangat dekat seperti layaknya saudara, dan seiring berjalannya waktu Ying dan Khan saling jatuh cinta dengan diam - diam. Meskipun demikian, keduanya tetap saling menjaga jarak dan tidak pernah terlihat berduaan tanpa Khem.

Selain itu, kepala desa dan sebagian penduduk desa juga mulai mencurigai sesuatu, karena wajah Ying dan Khan mirip satu sama lain.

Hingga suatu hari, Khan dan Khem dihukum berjemur matahari karena mencuri, kepala desa meyadari bekas luka operasi berbentuk sayap kupu - kupu pada punggung Khan dan meyakini bahwa ia adalah putranya.

Ia pun mulai melarang Ying berbungan dengan Khan dan melarang keduanya untuk bertemu, namun itu tidak membuat Ying dan Khan tunduk pada takdir, mereka selalu mencari kesempatam untuk bertemu diam - diam.

Hingga suatu hari, Ying tiba – tiba hamil, kepala desa syok mengetahui hal itu dan tentu saja ia langsung memaksanya untuk menggugurkan kandungan dan ingin menjodohkannya. Namun tentu saja Ying menolak dan berencana kabur bersama Khan.

Kepala desa pun tidak punya pilihan selain membeberkan rahasia hubungan keduanya, yang kemudian menimbulkan kegegeran di seluruh desa, para warga yang sebelumnya bersimpati, akhirnya ikut menghujat dan menentang hubungan keduanya.

Kepala desa bahkan mengusirnya dari rumah dan mengancam akan mengeluarkannya silsilah keluarganya.

Namun itu tidak membuat Ying takut dan menyerah.

Kepala desa kemudian mengajukan syarat jika keduanya berhasil meyakinkan seluruh penduduk desa untuk menerima hubungan mereka, lalu menjalani ritual yang sudah disiapkan, maka ia akan memberikan restu dan mengijinkan mereka menikah.

(ENG - IND) Butterfly's Fate - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang