(IND) Chapter Nineteen - Caught in Fire

497 37 5
                                    

Dari rumah sakit, Pha memutuskan mengunjungi apartment Singto untuk mendiskusikan sesuatu, selain itu ia kembali teringat percakapannya mereka yang belum selesai di kantornya, sekalian ia mengajaknya minum, pikirnya.

Saat tiba di tempat parkir, Pha membelalakkan matanya terkejut melihat Singto sedang bercumbu dengan seorang wanita di dalam mobil, ia tidak ingin mempercayainya. Dadanya terlihat naik turun, dan tanganya mencengkram steering wheel dengan kuat, namun ia hanya mematung di dalam mobilnya dan menyaksikannya hingga selesai.

Ia kembali mengingat ucapan Singto, dan bertanya – tanya apakah pria itu sedang berusaha mengubur semua yang terjadi di antara mereka dengan berkencan dengan wanita, pikir Pha.

Tidak lama, Singto dan wanita itu turun dari mobil, begitu juga dengan Phana, ia memutuskan untuk menyapa keduanya sambil tersenyum lebar.

Singto tampak terkejut melihatnya dan bertanya – tanya apakah pria itu melihat apa yang ia lakukan sesaat yang lalu, namun ia bersikap seolah – olah tidak terjadi apa – apa, selain itu Pha juga tidak menyinggung soal apa yang dilihatnya dan bersikap seolah – olah itu bukan masalah.

Singto lalu menariknya agak menjauh dan bertanya penasaran. "Kenapa kau tiba - tiba kemari? Apakah ada petunjuk baru tentang Khem?"

"Er..." Pha memutar otaknya sejenak dan mengangguk. "Apakah kita bisa bicara di apartmenmu?"

"Tentu..."

Singto lalu memperkenalkan keduanya singkat, dan memberitahu Pha bahwa gadis itu adalah salah satu guru di sekolahnya, hubungan mereka cukup dekat, dan ia baru saja pindah ke sebelah apartmentnya.

 "Apakah kau bisa mampir di tempatku sebentar?"

Saat di dalam elevator, tiba - tiba saja gadis itu mengundang Singto ke apartmentnya.

"Er..." Singto tampak ragu sejenak sambil melirik Pha yang sedang melototinya seakan memperingatkannya agar menolak.

"Aku mencoba membuat brownies pagi ini, aku ingin kau mencobanya..." gadis itu beralasan.

Singto mengangguk setelah berpikir sejenak, Phana tidak ingin mempercayainya.

.

.

.

Pha berjalan mondar – mandir di depan pintu apartmen Singto dengan gelisah sambil bertanya – tanya apa yang di lakukan Singto di dalam apartment wanita itu. Padahal, pria itu mengatakan bahwa ia akan segera keluar setelah mengambil brownies, namun sudah setengah jam berlalu, tidak ada tanda – tanda ia akan keluar.

Kesabarannya pun abis dan akhirnya ia memutuskan untuk mengetuk pintu apartment wanita itu.

Pha menekan bel dengan tidak sabaran dan terkejut saat melihat Singto membuka pintu, lalu terbelalak kaget melihat gadis itu muncul di belakangnya dengan mengenakan bathrobe.

Phana mematung di depan pintu dengan ekspresi tercengang, lalu memandang keduanya bergantian dengan ribuan pertanyaan di kepalanya.

"Bukankah aku sudah memberimu kunci apartmentku?" tanya Singto terkejut. "Kau tidak menunggu di dalam?"

Pha tidak menghubris pertanyaannya dan balik bertanya dengan ekspresi serius.

"Apa yang kau lakukan begitu lama?"

"Aku..."

Gadis itu segera menyela. "Aku meminta Singto membantuku mengganti bola lampu sementara aku mandi..."

"I see.." kommentar Pha singkat. "Lalu, apa kau masih ada urusan dengannya?"

Gadis itu tampak terkejut dan membalas. "Tidak, tetapi aku ingin mengundangnya makan brownies sambil mengobrol, kau ingin bergabung?"

(ENG - IND) Butterfly's Fate - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang