(IND) Chapter Eighteen - The New Suspect

388 34 7
                                    

Phana memerintahkan bawahannya mengevakuasi kedua kerangka dengan hati – hati tanpa mengubah struktur susunan tulangnya. Namun, tiba – tiba saja seorang wanita berusia 80 tahun menyerbu TKP dan menghalangi petugas memindahkan kerangka.

Wanita itu adalah orang yang melaporkan putranya yang hilang 40 tahun yang lalu dan meminta bantuan Pha untuk menemukan putranya, ia tidak lain tidak bukan adalah ibu Khem.

"Kalian tidak boleh membawanya!!! Keduanya telah beristirahat dengan tenang di tempat ini selama 40 tahun, jika kalian memaksa membawanya, arwah mereka akan marah dan membunuh kalian semua!!!" serunya sambil melototi Phana dan Singto bergantian.

"Ny. Permpoonsavat, kenapa kau bisa ada disini?" tanya Pha padanya dengan curiga.

"Aku...mengikuti kalian..."

Tiba – tiba saja Pha mencium sesuatu, ia akhirnya ingat pernah mencium aroma bunga hutan ini di gubuk wanita itu saat bertemu dengannya di Ban Na Ton Chan beberapa waktu yang lalu.

Selain itu, selama menjalankan ritual bersama Singto, Pha juga menyadari ada seseorang wanita yang selalu menutupi wajahnya kerudung, mengikuti dan mengawasi mereka dari kejauhan, ia curiga orang yang mengintai dan membakar kamar tempat mereka menginap adalah wanita itu.

Ia pun bertanya – tanya, apakah wanitu itu adalah dalang di balik kutukan Ying dan Khan selama ini, apakah ia yang membunuh orang – orang itu, dan mencoba membunuh mereka, Phana tidak ingin mempercayainya.

Ia lalu menarik nafas dalam dan mengajukan pertanyaan.

"Apakah kau sudah mengetahui bahwa putramu Khem sudah meninggal dan dikuburkan di tempat ini? Karena itu kau rutin datang kemari dan merawat makamnya?"

"Kau bilang apa? Putraku sudah meninggal?! Itu tidak benar!!! Putraku masih hidup!!!" tiba – tiba ia berteriak seperti kesetanan.

Pha menunjuk kaki kerangka pria dan berkata. "Kau menyebutkan kaki kiri putramu patah waktu kecil, aku menduga dia adalah putramu..."

"Tidak mungkin, putraku tidak mungkin mati!! Aku tidak percaya padamu!!!"

Pha mencurigainya berpura – pura gila untuk mengalihkan pembicaraan, dan berpikir sejenak, lalu tiba – tiba saja ia menarik sehelai rambut wanita itu tanpa aba – aba.

Wanita itu pun langsung berhenti berteriak dan membeku seketika menatap rambut di tangan Pha lurus.

"Aku akan meminjam rambutmu dan melakukan tes DNA untuk mengetahui apakah ia adalah putramu atau bukan..."

"Dia bukan putraku..."

"Kita akan mengetahuinya setelah laporannya keluar, tetapi ada yang ingin kutanyakan..." Pha melirik kedua kerangka sejenak. "Apakah kau yang memakamkan mereka disini? Apakah kau tau apa yang terjadi pada mereka?"

Wanita itu seraya melototi Pha tajam dan berkata. "Mereka bunuh diri bersama dan jiwa mereka berubah menjadi kupu – kupu, untuk membalas dendam..."

"Kenapa mereka ingin membalas dendam?"

"Karena seluruh penduduk desa tidak menerima mereka dan menertawakan mereka, lalu mendorong mereka ke jurang dan mati..."

"Dan kau membalaskan dendam untuk mereka dengan mengarang soal kutukan?" tuding Pha.

"Mereka pantas mendapatkannya..."

Pha menghela nafas sejenak dan mengganti topik. "By the way, aku menduga Ying dan...pria disebelahnya bukan bunuh diri, melainkan dibunuh..." ia menunjukkan tali bekas di potong pada wanita.

"Kau tidak perlu khawatir, aku akan menyelidiki dan menangkap pembunuhnya agar arwah keduanya dapat beristirahat dengan tenang...."

Phana memperhatikan ekspresi wanita tua itu, ia sama sekali idak menunjukkan reaksi kaget atau apapun, seolah – olah sudah mengetahui fakta tersebut. Ini membuat Pha yakin bahwa wanita itu memiliki motif untuk membalas dendam.

(ENG - IND) Butterfly's Fate - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang