28. TAWURAN
"Kami hanya ingin berteman, menjunjung solidaritas, tetapi kenapa mereka selalu membenci kita? kita gak pernah sekalipun ingin merebut wilayah mereka!"
-laskar-
Markas sudah begitu ramai, sekujur tubuh All bercucuran keringat. ia begitu cemas dengan perang ini, "Bang apa kita gak mundur aja? lebih baik ngalah bang."
"Mereka mencari masalah, kita hanya meladeni!" balas Glen, ia masih terduduk di atas motornya.
"Tapi di sana, Ghea pasti sedih kalau lo nanti kenapa-kenapa.." All semakin cemas. ia melihat kiri dan kanan jalanan gang yang begitu sepi.
"Sudah tidak ada harapan untuk medekati Ghea! Anggap saja Ghea hanya sebatas lalu!" Glen masih fokus melihat anak buahnya memasang kawat besi di sepanjang jalan.
"Tapi bang--"
"Lo kenapa si cemas banget?! hem? takut?" balas Robert.
"Bukan gitu, perasaan gue gak enak--"
"Santai ya ilah, mereka mana mungkin dateng?" balas Jordan.
"Nah bener tuh dan, mereka kan beraninya di kandang hahaha," kekeh Robert.
"Jangan ngeremehin, walaupun mereka cemen tapi pasukannya banyak!" balas Frengky singkat.
"Yailah, paling cuma preman pasar--"
Jordan meneguk ludahnya ketika sekomplotan motor datang ke arah mereka. "Yailah tuh dan yailah."
"BANGSAT itu badannya gila gede banget!!"
"Cih, mereka ngepung, telepon yang lain dan!!" guman Glen terhadap Jordan.
"Siap bos!" balas jordan.
Kini suasananya begitu mencekam, setiap sorot mata dari musuhnya menatap Laskar remeh. mereka kesini tak menggunakan tangan kosong, ada yang membawa senja belati sampai celurit yang sudah berlumuran darah.
Di sana tak ada Zeron, hanya ada Sebastian dan anak geng motor lainnya. Sebastian kini menggunakan jaket libert ia telah melupakan geng besar yang mau menerimanya yaitu laskar.
"Ternyata lo busuk kaya abang lo!" ujar Glen seraya memperhatikan jordan yang begitu ketakutan.
Glen menggenggam tangan Jordan yang sudah panas dingin, "Tenang... kita pasti menang!"
Jordan mengagguk seraya menatap Glen. "Makasih boss."
"SERANG MEREKA!!!!" pekik Sebastian tanpa aba-aba. Mereka semua berlari menuju ujung jalan, pukulan demi pukulan mereka layangkan.
Glen melayangkan bogem mentahnya di pipi kiri Sebastian, namun semua itu tercegah oleh segerombolan berbadan besar kearahnya.
BUGHH!!
BUGHH!!
"GLEN DEPAN LO!!" pekik All seraya membangunkan badannya. All menarik salah satu kaki lelaki yang membawa celurit untuk membacoknya ke Glen. alhasil lelaki itu terjatuh dan tubuhnya menancap di ujung celurit itu.
Pikiran Glen terasa tercabik-cabik,
GHEA-- GHEA-- GHEA
Hanya ada nama itu di pikirannya, ia masih begitu khawatir untuk menjauh darinya apalagi dengan kondisi Ghea seperti itu.
"ROBERT!! AWAS BELAKANG LO!!" pekik All,
Jordan berlari gontai kearah markas untuk memanggil anggota lain, namun dari sisi kiri ada yang memukul kepala sebelah kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea [Tahap Revisi]
Teen Fiction[TEEN FICTION] When broken home said "Hidup sendiri dengan beribu-ribu masalah itu gak enak."