Glen membangunkan Ghea yang tertidur di salah satu kamar basecamp ini, saat kemarin Glen meminta Ghea untuk tetap tinggal di dalam basecamp tersebut.
Segerombolan anak geng libert terus mengawasi gerak-gerik basecamp laskar. Mereka ingin tanah yang di tempati laskar kembali kepadanya. Namun laskar tetap bertahan di balik benteng rumah tua itu. Bukan takut, mereka hanya waspada kepada anggota libert.
Glen mengetuk pintu kamar basecamp yang di dalamnya ada Ghea. Tak mendapat jawaban, Glen langsung menyelonong masuk kedalam kamar itu.
"Woi anjir bangun!"
"Euhh, iya," Ghea beranjak dan membenarkan posisinya menjadi duduk.
"Lo mau pulang gak? Dari kemarin Lo kagak balik ke rumah! Emang orang tua Lo gak nyariin?" Tanya Glen yang sedari tadi berdiri di depan pintu.
"Iya gue mau balik ini, gue numpang mandi dulu."
"Lima menit!" Perintah Glen.
"Eh t-tapi gue gak Ada baju."
"Nasib." Glen membalikkan tubuhnya dan berjalan menuruni anak tangga. Di bawah sana sudah ada ketua lamanya yang bernama "David Guetta" sesosok lelaki paruh baya yang membuat geng besar di Jakarta ini. Usianya mungkin sudah mencapai 56 tahun.
"Tuan david, apa anda sudah membaikan?" Tanya Glen kepada lelaki paruh baya yang menggunakan kursi roda di depannya. Glen membungkukkan badannya, untuk menghormati pria di depannya ini.
"Sudah Glen, tolong jangan suka membungkukkan badan di hadapan saya," suara berat itu menggema di seluruh ruangan. Mungkin bagi mereka itu adalah suara yang akan berujung kematian ,namun bagi Glen itu adalah suara kemenangan.
"Gimana keadaan tuan," ujar Glen sembari mendorong kursi roda yang di naikin oleh David.
"Baik."
"Syukurlah."
"Gimana dengan seleksi ketua baru nanti? Apa kamu sudah menemukan yang terbaik buat kedepannya?."
"Sejauh ini belum ada, cuma yang saya incar sudah ada. Dia perempuan!" Ujar Glen.
"Perempuan? Gak salah kamu?"
"Tidak tuan, ia wanita yang tangguh, saya akan menyelidikinya baik-baik."
"Kalau begitu, saya serahkan kepada mu! Saya percayakan kepada mu."
Suara yang menggema di seluruh ruangan membuat percakapan antara Glen dan David terhenti. "GLEN," pekik Ghea.
"Sialan," batin Glen.
Glen meninggalkan David di tengah ruangan basecamp, lalu ia segera berlari menaiki anak tangga dan menuju tempat suara itu berasal.
"Apaan," tanya Glen kepada Ghea yang masih bersembunyi di dalam kamar mandi.
"Gue gak ada baju! Baju gue basah, gimana?" Teriak Ghea dari balik pintu kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea [Tahap Revisi]
Подростковая литература[TEEN FICTION] When broken home said "Hidup sendiri dengan beribu-ribu masalah itu gak enak."