08. KENANGAN BURUK MARSHA
Mengemudikan mobil dengan kecepatan yang lumayan lambat karena harus terkepung oleh kemacetan yang lumayan parah, saat pulang dari rumah sakit sekaligus melihat keberadaan temannya yang sudah tiada membuat Ghea muak, di depan sana ada kecelakaan anak Geng motor membuat keributan yang cukup parah, salah satu teman dari korban kecelakaan tersebut merasa tak terima atas insiden ini, ia mulai memukuli orang yang sudah menabrak temannya dan menelepon anggota Geng tersebut supaya melihat keadaan ini.
Tak lama ambulans datang membawa korban tersebut ke rumah sakit dan di ikuti oleh kawanan Geng tersebut menunjuk ke sebuah rumah sakit yang tak jauh dari lokasi kejadian ini. Membuat kemacetan mulai mengurang. Tetapi anehnya mobil yang menabrak Geng motor tersebut terasa tak asing bagi ku, Ghea mengemudikan mobilnya ke pinggiran untuk melihat mobil yang telah menabrak Geng motor tersebut.
Benar! Ternyata itu mobil ayahnya, Ghea menyusul ayahnya ke rumah sakit untuk melihat kondisi ayahnya yang sudah babak belur akibat pukulan demi pukulan yang di layangkan oleh teman dari korban itu.
Mengikuti kemana rumah sakit tujuan ambulans tersebut, tak beberapa lama Ghea berhenti di rumah sakit tempat ia harus ikut kemoterapi. Ghea terpaku di depan ruang UGD itu di temani sekelompok Geng yang sedang menunggu kabar temannya juga.
Salah 1 dari mereka mendekat ke arahku.
"Ngapain Lo ke sini, Lo siapa?" Ghea takut, ia menundukkan kepalanya sambil memainkan ponselnya.
"Kalau orang tanya jawab anj," ujar salah 1 dari mereka, Meraka semua mulai mendekat ke arahku.
"Yang nabrak temen kalian itu ayah saya, jadi atas nama ayah saya, saya minta maaf," ujar Ghea bangun.
"Gak segampang itu Lo minta maaf, temen gue sampai pendarahan gitu, kalau teman gue kenapa-kenapa gimana hah? Emang Lo sama keluarga Lo mau tanggung jawab hah?!" Salah satu dari mereka menerima telepon dari seseorang. Ghea hanya bisa pasrah menundukkan kepalanya di depan anak Genk tersebut.
Tak beberapa lama ada 1 anggota lagi yang datang menghampiri ku. Ghea terkejut dengan seseorang yang baru menghampirinya. Ia menarik ku kesesuatu tempat yang cukup sepi.
"Kenapa Lo bisa ada di sini?!" Ujar peria tampan di hadapannya, ya itu Glen ketua dalam Geng tersebut.
"Eum, t-tadi itu yang n-nabrak teman kakak adalah ayahku," Glen mendongak, merasa tak percaya Glen mengajak Ghea ketempat teman-temannya lagi.
"Woi! Dia kenapa bisa ada di sini?!" Tukas Glen terhadap teman-temannya.
"Tuh, dia anak yang nabrak si Frengky," tak lama Jordan dan all datang. Ghea hanya tau Jordan dan all, sisanya ia tak pernah melihat, baru kali ini bertemu dengan semua anggota Geng itu dan terlebih lagi yang tertabrak oleh ayahnya itu adalah Frengky seseorang yang menyelamatinya dulu saat amukan Glen oleh lemparan bola basket siska.
"Kenapa Lo, bisa di sini?!" Ujar Glen menatap Ghea penuh amarah.
"Tadi saat gue ingin balik pulang kerumah, gue sempat kejebak macet dan ternyata gue ngelihat mobil ayah gue, makanya gue ngikutin kesini," dokter keluar dari ruangan UGD, dan memberi tahu tentang keadaan hero dan Frengky.
"Di sini ada keluarga korban dan pelaku?" Tanya dokter tersebut.
"Kita semua keluarganya," ujar Glen.
"Baik, saya akan memberi tahu bahwa teman anda tidak kenapa-kenapa cuma ia harus mengalami keretakan di area kakinya, itu butuh waktu tiga Minggu untuk bisa berjalan seperti semula lagi dan untuk pelaku penabrakan, ia mengalami pendarahan yang cukup parah atas pukulan yang di layangkan, tetapi ia hanya di rawat dua hari baru bisa beraktivitas seperti semula lagi" ya mereka semua tak mengadukan ini kepada pihak berwajib, Karena Glen tau bahwa itu ayahnya Ghea ia memaafkan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea [Tahap Revisi]
Teen Fiction[TEEN FICTION] When broken home said "Hidup sendiri dengan beribu-ribu masalah itu gak enak."