Happy brithday oma kata itu terukir indah di papan yang begitu besar dan mewah. hiasan demi hiasan tertata rapih di seluruh taman.
malam yang begitu menyenangkan bagi oma dengan seluruh anak panti. mereka begitu sangat bahagia menggunakan kostum yang berkarakter, sembari berlari-larian mengelilingi kolam yang ada di tengah-tengah taman ini.
"aduh," salah satu anak panti yang sedang berlari-larian mengelilingi kolam itu, jatuh di hadapan Ghea.
"kamu gak papa dek?" tanya Ghea sembari membantunya bangkit.
"gak papa kok kak," ujarnya.
"hati-hati ya lain kali, larinya jangan kenceng-kenceng nanti nyebur kolam," ujar Ghea memberi tahu.
"iya kak, makasih ya kak." Ghea tersenyum manis ke arah anak itu.
"nama kamu siapa?"
"Reva."
"wah nama yang indah." Ghea membungkuk sembari mengusap kepala Reva.
"Reva duluan ya kak," ujarnya berpamitan. Ghea mengangguk dan membiarkannya pergi.
Ghea berjalan mencari keberadaan Glen yang meninggalkannya di tengah-tengah pesta, katanya ia ada urusan dengan bunda panti di sini. la gadis yang menggunakan seragam pelayan dengan membawa nampan berisi makanan melintas di hadapan Ghea.
"mba," ujar ghea memberhentikan pelayan itu.
"iya mba, apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.
"apakah anda melihat Glen? eh maksudnya tuan Glen?"
"eum tadi dia kalau gak salah di atas panggung party."
"kalau begitu terima kasih ya mba." Ghea tersenyum ke arahnya dan bergegas menuju panggung party yang sudah terhalang banyak orang.
"bisa permisi?" ujar Ghea kepada sekawan yang menghalangi panggung.
Ghea menyelak masuk kedalam sekawanan yang menghalangi panggung party dan ia berhasil untuk menyaksikan panggung itu.
"deg" jantung Ghea berdetak tidak karuan ia terdiam di tempat saat menyaksikan Glen dan Mona berfoto bersama keluarga panti Glen.
"Glen peluk pinggul mona dong," ujar Felin yang terdengar oleh Ghea.
"iya bunda." Glen tak bisa menolak ia hanya takut nanti bundanya akan terpermalukan karena ulahnya, dan pesta ini kacau. Mona yang merasa tangan kekar Glen memeluk pinggang langsung tersenyum ke arah kamera.
"kenapa gue gak terima? kenapa dada gue sesek?" batin Ghea.
Mona melirik ke arah Ghea, sembari tersenyum miring seperti meledek bahwa Ghea kalah. Ghea bungkam ia melirik ke arah lain dengan berjalan tak memperdulikan kejadian di atas panggung tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea [Tahap Revisi]
Fiksi Remaja[TEEN FICTION] When broken home said "Hidup sendiri dengan beribu-ribu masalah itu gak enak."