40. DASAR IBLIS CUPU

1K 124 3
                                    

40. GLEN MENJAUH

Glen mengangkat sebelah alisnya, "yaudah kalau lo gak mau jawab sekarang, gue bakalan tunggu sampai lo bilang Iyaa." Glen bangkit lalu memutar tubuhnya. selang beberapa langkah Ghea menahan tangannya, Glen tersenyum mungkin Ghea akan menerimanya. Glen membalikan tubuhnya.

"Apaa?"

"Maaf.. gue belum siap." Ghea melepaskan genggaman tangan Glen, "Gue gak mau--"

Senyum Glen budar, "Gue akan tunggu lo."

"Maaf.."

"Gapapa Ghea.. walaupun gue kecewa." suara Glen memelan. ia meninggalkan Ghea di tengah lapangan sendirian.

"Tunggu--"

"Apaa?"

"Gue--"

"Iyaa, gue tau Ghea, gue terima keputusan lo." Glen benar-benar meninggalkan Ghea sendirian di tengah lapangan.

---------------------------------------------------------------

Dari atas balkon lantai tiga Ghea melihat tanpa berkedip kearah Glen yang sedang bermain basket di bawah sana, tatapannya kosong. memikirkan kejadian kemarin dan perubahan sikap Glen, semenjak Glen menembaknya kemarin namun belum juga Ghea menjawabnya, sikap Glen sedikit aneh, ia seperti menjauh dari Ghea.

Ini yang Ghea tidak mau, ketika pertemanan memiliki rasa, Ghea hanya mau Glen menjadi teman dekat saja, toh kalau pacaran ada masalah sedikit putus, cemburuan berbeda dengan teman, selalu ada ketika susah tidak akan ada yang memisahkan.

"Ghea." Jordan menepuk bahu Ghea pelan, "Lo liatin siapa? Glen?"

"Ahh e-engga," ujar Ghea gelagapan.

"Cie, emang gue gak tau, btw kenapa gak terima aja si?" Jordan melompat lalu duduk di atas balkon.

"ga--"

"Dia kaya pendiam banget karena gak lo terima, ehh tapi bos emang udah dingin si, maklumin aja."

Ghea mengusap wajahnya prustasi, "Dia marah yaa sama gue?" tanya Ghea.

"Lebih tepatnya kecewa," balas Jordan.

Ghea menghela nafasnya, "Gue cuma mau dia jadi teman gue gak lebih dan."

"Coba lo ngomong baik-baik mungkin Glen bakalan ngertiin lo." Jordan turun menyamai tingginya dengan Ghea. "Gue pamit."

Jordan mengumpat di balik tembok seraya mengintai Ghea dari kejauhan, tak lama ada seorang lelaki berada di belakang Ghea lalu memeluk tubuhnya. Jordan sedikit tersentak lalu menelepon All yang masih mengintai dari bawah. mereka semua bersekongkol untuk membuat Glen dan Ghea balikan kembali namun saat melihat Ghea di peluk dengan laki-laki lain membuat Jordan kecewa.

Kamera itu terhubung lalu Jordan membalikan kameranya menyorot kearah Ghea bersama lelaki lain. Ada sedikit kejanggalan karena di situ Ghea hanya diam saja tidak melerai tangan lelaki yang melingkar di pinggulnya.

"Gila kalau bos tau gimana? gue gak nyangka banget kalau Ghea berani kaya gitu, gue nyusul keatas dan bentar!!" All memutus sambung telepon mereka.

All berlari menaiki tangga di area kelas sepuluh, banyak sorot mata yang memerhatikannya dari adik kelas sampai osis-osis yang berjalan mengambil absensi di setiap kelasnya.

"Bang Alll doi kanayaa." All menepis tangan adik kelasnya itu yang seenaknya ingin memeluk dada bidangnya.

"Huuu kanaya caper, Bang All mana demen sama lo cewe lonte," sorak teman sekelas Kanaya. All menatap kanaya yang menekuk wajahnya lalu All mendekap Kanaya seperti bayi membuat semua yang menyaksikan itu tercengang.

Ghea [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang