36. CAMPING [2] (ALL & FINA)
Hari semakin larut, udara begitu dingin di halaman belakang rumah Ghea, mereka semua jadi melaksanakan camping walaupun hanya di halaman, tetapi hawanya seperti di puncak. Mungkin karena rumah Ghea yang hampir dekat dengan gunung, makanya cukup dingin udara di sana.
Mereka semua terduduk di pinggiran api unggun dengan memakan sosis beserta bakso yang sudah mereka panggang sebelumnya.
All mendekat kearah Fina yang berada di pinggiran api unggun sendirian sembari menghangatkan tubuhnya. All melepaskan hoodie hitam yang ia kenakan dan di lingkarkan di bahu Fina.
Fina menatap All seraya tersenyum simpul, hatinya berjoget ria tetapi untuk memulai percakapan begitu canggung.
Aduh mama, aku salah tingkah, aaaaaaaa batin Fina berkoar-koar.
All membenarkan duduknya di sebelah Fina. ia memeluk lututnya yang terasa dingin. batin Fina terus berkata kenapa yang harus di peluk lutut? kenapa bukan gue?!
"Aku boleh nanya gak?" tanya Fina menoleh lalu kembali fokus pada api unggun.
"Apa?" jawab All, seketika sikap bobroknya hilang dan tergantikan oleh sikap soft.
"Kamu udah punya cewe?" ujar Fina memberanikan diri.
"Kenapa nanyanya gitu?" Deg! Fina terdiam, ia berfikir kalau pertanyaannya tadi salah. All yang menyadari Fina membeku langsung membantunya, "Gausah tegang, santai aja."
"Gue jomblo, santai." ujar All kembali. Fina ber-ohh ria setelah mendengar peneturan All.
"Kakak sekolah di mana?" tanya Fina.
"Bareng kakak kamu, kebetulan kita satu kelas." All menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ohh yaa, panggilnya All aja, gak enak kalau lo manggil gue pakai sebutan "Kak" lagian umur lo gak jauhkan dari Ghea."
Fina menatap All, "Iyaa kak... eh maksudnya All."
"Kelas berapa sekarang?" guman All berusaha mengalihkan topik. jujur lebih enak menghadapi teman-temannya dari pada perempuan yang ada hubungannya dengan bossnya sendiri.
Fina tidak menjawab, tubuhnya terasa dingin walaupun sudah tertimpa dengan hoodie over size milik All. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan rasa dingin itu, tubuhnya menggigil. All yang menyadari Fina sedang kedinginan langsung mendekapnya, lumayan bukan? All melepas dekapan itu, ia sadar kalau sedari tadi ada yang mengintainya dari belakang sana, "Maaf."
Fina tidak membalas, ia langsung masuk kedalan tubuh kekar All yang hanya memakai kaos tipis. tangan Fina melingkar di tubuh All mencari kehangatan.
All terpaku diam, ia salah tingkah ketika gadis itu kembali memeluknya, "Apalo gak kedalam aja?"
Gadis itu menggeleng, "Gue mau kaya gini aja, berada dalam dekapan lo kak!"
"Ta-tapi kita di intai da-dari belakang--"
"Gapapa, aku pengen kaya gini."
Nyesel gue nyesel, kenyang kagak di peluk cewe iyaa, batin All. Dia hanya diam tak menanggapi ucapan Fina hingga mereka tak sadar jika hari sudah terganti. All mencoba melepaskan tangan Fina yang masih betah melingkar di tubuhnya dalam kondisi tertidur.
-G h e a . . .
All bangkit dari duduknya untuk keluar dari tenda itu, belum sempat membalikkan badan, All terjatuh di atas Fina yang tertidur pulas karena tali sepatu yang di kenakan oleh Fina melilit di kakinya, membuat All limbung seketika. Detak jantung All berdecak tidak keruan, di tambah saat Fina membuka matanya secara perlahan. saat-saat seperti ini sanggup membuat All menahan nafasnya. posisi All berada di atas Fina dengan Fina yang santainya memandangi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea [Tahap Revisi]
Teen Fiction[TEEN FICTION] When broken home said "Hidup sendiri dengan beribu-ribu masalah itu gak enak."