14. PARTY OMA

1.9K 257 91
                                    

Tubuh mungil Ghea terkapar di lantai kamarnya dengan busa putih di area mulut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh mungil Ghea terkapar di lantai kamarnya dengan busa putih di area mulut. Hidung Ghea sudah penuh dengan darah, wajahnya begitu pucat. Sedari kemarin Ghea belum juga sadar dari pingsannya. Dan tak ada juga yang sadar dengan keadaan Ghea yang seperti ini.

Sinar mentari yang menyorot tajam ke arah Ghea, membuat Ghea sedikit tersadar. Matanya berkunang-kunang, Ghea melihat sekeliling penuh dengan kegelapan yang meremang-remang. Ia bangkit dengan berjalan memegangi tembok dengan langkah gontai, ia segera mencuci wajahnya dan meminum obatnya kembali dengan dosis normal. Ia mencoba membaringkan tubuhnya di ranjang.

Tok tok tok

"Ma-masuk." Ghea menutupi tubuhnya dengan selimut tebal.

"Non kenapa?" Tanya bibi.

"Gak papa bi."

"Tubuhmu begitu pucat ya tuhan." Bibi menaruh nampan di hadapan Ghea dan mengecek suhu tubuh ghea.

"Non ini panas sekali, apa perlu saya panggilkan nyonya dan tuan?"

"Tidak usah bi, mereka gak akan peduli," tolak ghea membuat bibi memanyunkan bibirnya.

"Tapi ini non demam, panas non tinggi!!"

"Gheakan Superman jadi Ghea kuat," ujar Ghea tersenyum kaku ke arah bibi.

"yaudah sekarang superman makan ya, abis itu minum obat."

"siap ibu peri," hormat ghea.

bibi tertawa sembari meyiapkan kompres. dan di tarus di kening ghea.

"dingin," ujar ghea tetap menerima suapan dari bibi.

"supaya panas non turun," balas bibi.

ponsel ghea berdering. ghea membuka pesan yang menyangkut di notifikasi itu.

kak glen:
sekarang ketemu!
gak ada penolakan!

ghea:
tapi kak.

kak glen:
gak ada tapi-tapi!
share lokasi.

...

"badan gue masih lemes sialan," batin ghea.

"bi?" tanya Ghea.

"iya non?"

"apa bibi gak ada pekerjaan lain? kasian nanti bibi doble kerjanya terus nanti bibj kecapean."

"ada non, tapikan kesehatan non ghea lebih penting, lagian bibi sudah biasa non."

"udah bi kerjain dulu, ghea gak papa."

"tapi non...."

"udah nanti bibi capek, nanti fisik bibi sakit," ujar ghea berhasil mengusir bibi.

"udah biasa kali non," ujar bibi meyakinkan.

Ghea [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang