07. PERGINYA GADIS KECIL
Dari balik tiang menyangga, ada seseorang yang membuntuti Ghea dan dokter. Ia hanya melihat dari kejauhan, menangis sesenggukan, meretapi semua penyesalannya. Mungkin ini adalah cobaan untuknya karena telah tega membiarkan suaminya menjual anak semata wayangnya. Di saat seperti ini penyesalan baru tiba, karma telah menimpa kepada dirinya.
Hari ini begitu hancur, anak semata wayangnya telah meninggalkannya untuk selamanya dan suaminya semceraikannya. Saat untuk pertama kalinya ia ingin melihat wajah anaknya untuk terakhir kalinya. Itu semua tidak bisa di dapatkan.
Pikirannya sudah berantakan, ia teringat suatu kejadian saat ia menyakiti hati anaknya.
[Flashback on]
"Anak kurang ajar."
"Ampun bun, s-sakit."
"GAK ADA AMPUN-AMPUN, KAMU SUDAH MEMECAHKAN VAS MAHAL BUNDA!!" Wanita itu menampar anaknya dengan keras.
"Sakit Bun...hiks, Marsha gak kuat-t," Isaknya.
"DASAR ANAK SIALAN!! ANAK GAK BERGUNA!!" Wanita itu mengambil rotan dan mulai memukuli ke seluruh Marsha.
"Ampun bun...Mar-marsha minta m-maaf, itu se-semua gak sengaja Bun...hiks...hiks," Isak Marsha semakin mengencang, seluruh tubuhnya seakan mati rasa, ayahnya yang menonton semua itu hanya bisa tersenyum ke arah istrinya.
"Lanjutkan sayang," umpatnya.
"DASAR ANAK PENYAKITAN!! SEKARANG KAMU MASIH SAYA MAAFKAN, DAN KAMU INGET BAIK-BAIK!! BAHWA PENYAKIT KAMU AKAN SECEPATNYA MENJEMPUT AJAL MU!! SAYA TAK AKAN MEMBAWA MU KE RUMAH SAKIT UNTUK DI RAWAT, ITU SEMUA BUAT PENGGANTI VAS SAYA YANG SUDAH KAMU PECAHKAN!!" Wanita itu mendorong tubuh Marsha, membuat Marsha kehilangan keseimbangannya dan perlahan ia ambruk.
"Iya, Bun-n....hiks....m-marsha tidak usah di bawa ke rumah sakit untuk di rawat, gak papa Bun....hiks....yang penting bunda gak benci lagi sama Marsha....hiks....Marsha kuat kok Bun....hiks, nanggung semuanya....hiks," Isak Marsha terbata-bata.
"Nah bagus itu baru anak bunda." sepasang suami istri itu tersenyum miring melihat keadaan anaknya.
Marsha perlahan bangkit dan mulai beranjak menuju kamarnya. Ia berjalan mendekati jendela kamarnya dan Marsha tersenyum saat melihat ke luar jendela yang bertempatan dengan taman bermain, ia hanya bisa melihat dari kejauhan dan merasakan senangnya dari jendela ini. Seakan lupa dengan luka lembab di sekujur tubuhnya.
"Kapan yaa, aku bisa bermain bersama kalian," gumannya.
[Flashback off]
Wanita itu sedikit mendongak saat melihat Ghea dan dokter itu berjalan keluar dari pemakaman. Ia cepat-cepat bergegas menuju trotoar jalanan dan berpura-pura berjalan membelakangi Ghea.
Pikirannya sudah tidak karuan, saat ia melihat Ghea dan dokter itu kembali memasuki wilayah rumah sakit. Ia cepat-cepat berlari menuju pemakaman anaknya.
Air mata sudah tak terbendung lagi, tangisnya mulai pecah, ia mengelus dan mencium nisan anaknya dan menggaruk tanah yang mengubur jenazah anaknya. Semua ingatan itu seakan terulang lagi, saat ia menampar dan memukulinya dengan rotan, sampai memasukannya kedalam gudang yang begitu gelap.
"Maafin bunda sayang, bunda itu ibu yang buruk. kenapa kamu masih sayang sama bunda? maafin bunda, karena bunda kamu jadi menderita sepanjang hidup kamu..." Tangisnya pecah. makam yang begitu sunyi sekarang menggema suara tangisannya.
"Ayo nak bangun... bunda bakal ngasih semuanya untuk kamu... asalkan kamu bangun..."
"Kamu mau bangetkan main di taman yang ada di seberang rumah kita? ayo nak."
"Mamah malu sudah menjual kamu... "
[Flashback on]
"Bunda mereka siapa," tanya gadis itu bernama Marsha.
"Kamu sekarang ikut om ya, kamu sudah tak boleh tinggal di sini lagi bersama bunda dan ayah, kamu sayangkan sama bunda dan ayah?"
"Sayang banget Bun, t-tapi kenapa? Marsha maunya tinggal sama bunda."
"Hai anak manis, kamu sekarang ikut om ya," ujar seorang paruh baya di hadapannya yang bernama david.
"Buat apa om, Marsha hanya mau tinggal sama bunda," pintah Marsha.
"Ayah kamu punya utang sama om, jadi orang tua kamu sudah menyetujui kalau kamu di jual ke om," ujar David.
"APA? JUAL?! KOK BUNDA SAMA AYAH JAHAT?! MARSHA GAK MAU, MARSHA MAU DI SINI!!" Pekik Marsha.
"Hey anak kurang ajar!! Mau kamu nangis gimana pun saya tetap akan menjual kamu!!" Ujar Devan ayah Marsha.
Satu orang dari mereka menggendong Marsha untuk membawanya ke dalam mobil, Marsha dengan sekuat tenaga sudah memberontak tapi tenaga mereka lebih kuat dari padanya.
"BUNDA!! AYAH!! TOLONG MARSHA!!" Marsha tetap memberontak namun kesadarannya mulai hilang saat denyutan kepalanya begitu nyaring.
"Bos dia tidak apa-apa bos?" Tanya salah satu teman dari David.
"Biarkan," jawab David.
[Flashback off]
Hancur sehancur hancurnya, semua yang ia perbuat itu telah membuat Marsha menderita, ia telah menyakiti seseorang yang menyayanginya tulus.
"KENAPA? KENAPA AKU BARU SADAR SEKARANG?!" Batinnya.
...
Anak yang menutupi semua penderitaannya dengan senyuman, anak yang sangat begitu ceria dan baik hati. anak yang melawan semua penyakit kerasnya sendiri tanpa dukungan dari satu orang pun.
Selamat tinggal anak manis, semoga amal ibadahmu selalu di terima di sisinya. Tersenyumlah di sana, karena penderitaanmu sudah berakhir. Selamat jalan untukmu
'Marsha cempaka'•Jumat 03 February•
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea [Tahap Revisi]
Teen Fiction[TEEN FICTION] When broken home said "Hidup sendiri dengan beribu-ribu masalah itu gak enak."