"Bagaimana keadaan nya Dokter?" Tanya sekretaris Kim kepada dokter yang telah menangani Yoongi.
"Tak ada yang serius. Ia belum sadarkan diri karena beberapa benturan yang ia terima di kepalanya. Sepertinya ia tak memakai sabuk pengamannya." Ujar dokter itu.
"Terima Kasih dokter." Sekretaris Kim.
"Jisoo-ssi pulanglah. Kau perlu istirahat karena kejadian tadi." Titah Sekretaris Kim.
"Ah tidak. Aku akan menunggu disini. Aku bahkan tidak terluka sama sekali, aku akan merasa bersalah jika pulang begitu saja." Jawab Jisoo.
"Sebentar, apa yang baru ku katakan? Kenapa aku harus merasa bersalah. Tapi aku jelas melihat Yoongi membuka sabuk pengamannya untuk menahan tubuh ku. Yak Jisoo-yaa sadarlah." Batin Jisoo.
"Baiklah. Jaga lah dia. Aku akan pergi membeli makanan sebentar." Sekretaris Kim pun pergi dari sana.
"Bagaimana bisa ban itu meletus?" Gumam Jisoo.
Pandangan Jisoo kosong, berpikir mengapa bisa semua itu terjadi, dihadapannya terlihat Yoongi yang masih terbaring di ranjang putih rumah sakit dengan selang infus yang ada ditangan nya.
"Jisoo-ssi." Lirih Yoongi.
"Kau sudah sadar?" Tanya Jisoo.
"Berhenti lah menjadi pengawal ku." Yoongi menatap Jisoo.
"Aku mohon." Lanjutnya, suaranya belum stabil.
"Kenapa kau ingin sekali aku berhenti?" Tanya Jisoo.
"Ini membahayakan mu. Kau tak lihat kejadian tadi?" Yoongi.
"Itu hanya kecelakaan." Jisoo.
"Tidak. Itu perbuatan orang yang meneror ku. Kau tak mendengar suara tembakan saat kecelakaan tadi berlangsung? Jadi berhentilah." Yoongi menatap Jisoo serius.
Jisoo berpikir dan kembali mengingat kejadian tadi. Benar, ia mendengar suara tembakan sebelum ban mobil itu meledak.
"Kenapa kau tidak melaporkan semuanya ke pihak polisi?" Tanya Jisoo.
"Tak ada guna nya. Aku selalu melapor tapi tidak ada kelanjutan dari kasus ku ini." Jawab Yoongi.
"Aku tak akan berhenti. Aku akan tetap menjadi pengawalnya dan mencari tahu apa yang terjadi dengan ayahku malam itu." Ucap Jisoo dalam hati.
"Berhentilah. Kau tak boleh terlibat dalam masalahku." Yoongi.
"Kau yang terlebih dahulu membawa ku kedalam masalah mu Min Yoongi-ssi." Ucap Jisoo kembali dalam batin nya.
Saat Jisoo hendak merespon perkataan Yoongi, dering handphone nya berbunyi.
"Halo? Halmonie?" Jisoo.
"Soo-ya.. tolonglah a-aku-"
Terdengar suara nenek Ryu seperti sedang kesakitan.
"Ha? Halo? Halmonie? Kau baik-baik saja?" Jisoo sangat khawatir hingga ia berlari dari sana tanpa pamit kepada Yoongi.
"Jisoo-ssi! Han Jisoo-ssi!!" Teriak Yoongi memanggilnya. Ia mencabut selang infus yang tertancap ditangan nya. Dan berusaha beranjak dari ranjang rumah sakit itu untuk menyusul Jisoo.
Yoongi keluar dari ruangan itu, ia mencari Jisoo. Tapi..
"Tuan. Kau hendak kemana? Kau harus mengistirahatkan tubuh mu." Tanya sekretaris Kim menghentikan Yoongi.
"Aku baik-baik saja. Sekarang kau harus antarkan aku. Cari alamat baru yang ditinggali Jisoo-ssi. Kita harus menyusulnya." Titah Yoongi.
"Tapi dokter memberitahuku agar kau harus tetap disini." Sekretaris Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [왜요?]
FanfictionSeorang pengusaha muda bernama Min Yoongi mengalami teror dalam hidupnya karena satu permasalahan yaitu hak waris dari sang ayah. Ia harus selalu siap dengan keadaan apapun itu, karena seseorang yang tak ia ketahui menginginkannya mati dan mengambil...