모든 것을 싫어 | Hate Everything

292 54 76
                                    

Pesawat penerbangan Seoul-Singapore sudah lepas landas. Yoongi bersandar pada kursi yang di dudukinya. Resah gelisah menyelimuti pikiran.

Barisan kursi menjadi saksi hanya pria itu yang terdiam tanpa ada gerakan apapun. Nafasnya ia hembuskan perlahan, masih cemas akan wanita yang baru saja menangis dihadapannya-memohon dan mengungkapkan isi hati padanya.

Kata per kata yang Jisoo lontarkan pada Yoongi, tak ada satupun yang tak diingat. Semua terngiang tanpa mengizinkan Yoongi untuk hanya memikirkan salah satunya; pengakuan Jisoo atau pernyataan Jisoo tentang Eun Joo.

Tak ia pungkiri walau menurutnya masih tak masuk akal tentang sang kekasih yang Jisoo bilang sebagai penghancur hidupnya berputar disetiap inci otak yang menelusur 'Apa benar? Kenapa? Apa alasannya?'

Sebuah rasa yang semakin menekan dihati membuatnya tak bisa membayangkan jika semua yang terjadi itu benar karena ulah wanita yang ia puja; wanita yang singgah dan menetap selama bertahun-tahun lamanya.

Sekretaris Kim yang tak jauh dari tab yang selalu ia pegang memperhatikan tuan nya itu.

"Sekretaris Kim hubungi Tae untuk menjemput Jisoo." Pintanya tanpa mengalihkan tatapan kosongnya.

"Baik, Tuan."

"Lalu, awasi semua yang berkaitan dengan kekasihku." Pintanya lagi membuat Sekretaris Kim yang hendak menghubungi Tae kembali menatap Yoongi.

"Ada apa dengan Nona Eun Joo?"

"Lakukan saja."

"Baik, Tuan."

Entah yang dia lakukan benar atau tidak, Yoongi hanya berharap tak ada yang mencurigakan setelah ia melakukan ini dan ia bisa hidup tenang bersama Eun Joo.

___

Lalu lalang manusia bumi tampak berbeda dengan Jisoo yang duduk di halte bus tak jauh dari Bandara Internasional Incheon.

Cuaca hari ini sebenarnya tak sedingin sebelumnya, tapi bagi Jisoo yang mengenakan sandal selop yang tak sepenuhnya menutupi kaki, kaos tipis dan celana kain setiap angin yang berhembus membawa butiran salju terasa menancap pada tubuhnya. Untung saja, mantel yang sekretaris Kim berikan bisa menutupi setengah tubuh miliknya.

Sebuah mobil terhenti tepat dihadapan wanita ini. Jisoo tak menghiraukan itu, toh siapa yang akan memedulikannya.

Tae datang dengan masih mengenakan jubah putih dengan papan nama kecil 'Dr. Kim Tae' disebelah kiri.

"Soo-ya!!!" Tae menghampiri langsung membawa Jisoo berdiri walau respon Jisoo hanya diam dan menatapnya dengan wajah pucat.

"Michyeosseo?!" Lontar Tae kesal.

Tae pun segera menuntun Jisoo kedalam mobilnya, tak ada perlawanan atau satu kata yang keluar dari mulut Jisoo.

Didalam mobil Tae mendecak seraya menancapkan gasnya.

"Kenapa kau berbuat bodoh seperti itu? Ha?!"

"Kau tau? Kau bisa mati." Lanjut Tae.

"Aku tahu." Jawab Jisoo lemas.

"Lalu? Kenapa? Ceritakan padaku." Tanya Tae.

"Tae, biarkan aku berdamai dengan diriku." Pinta Jisoo.

"Aku berhak tau. Apa yang membuat mu seperti ini?"

WHY? [왜요?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang