Ruang satu petak dengan lampu yang tak terang, berisi satu meja dan dua kursi berhadapan. Dalam ruang interogasi itu, tim penyidik berusaha bertanya apa saja yang sudah Daechan lakukan pada Yoongi. Karena kepolisian mengungkapkan bahwa kasus Daechan ini berhubungan dengan apa yang terjadi pada malam lima bulan lalu.
"Sudah ku bilang. Memang benar, aku menyerang nya malam itu. Tapi, aku tak ada kaitan nya dalam kasus penembakan misterius pada Yoongi dan pengawalnya!" Tegas Daechan.
"Mengaku lah, Min Daechan-ssi jika kau tak ingin hukuman mu lebih berat." Ujar salah satu tim penyidik itu pada Daechan yang sudah frustasi disana menjelaskan semua.
Daechan yang selalu tampil berwibawa dengan jas serta dasi yang terikat rapih, kini hanya menggunakan piyama dengan rambut yang berantakan.
Tak lama, pria yang ada dihadapan Daechan menerima laporan dari rekan nya melalui alat yang terpasang ditelinga.
Pria itu mengangguk dan tersenyum karena sepertinya ia tak harus melanjutkan interogasi ini, ia menatap Daechan. "Sebuah senjata api ditemukan dikamar apartemen mu. Kasus ini akan berlanjut ke pengadilan." Kata nya sontak membuat Daechan terkejut, bola matanya membulat.
"Apa katamu?! Dikamarku?"
Pria yang menginterogasi Daechan sejak dua jam yang lalu itu mengangguk. "Kau boleh membayar pengacara untuk meringankan hukuman mu."
"Tidak mungkin. Aku tidak tahu-menahu soal itu. PERCAYA PADAKU!" Tegas Daechan dengan nada suara mengeras. Tangan nya masih terborgol disana.
"Bawa adik ku kemari." Ucap Daechan. Namun tak dihiraukan oleh pria yang kini keluar dari ruang interogasi.
"YAK!! BAWA YOONGI KEMARI!!!!" Teriaknya.
___
Di ruangan yang cukup besar, hanya ada Jisoo dan Yoongi disana. Yoongi yang setengah terbaring diranjang rumah sakit dan Jisoo yang terus memperhatikan Yoongi di sofa tak jauh dari ranjang yang kini ditempati Yoongi.
Entah sudah berapa wartawan hari ini menemui Yoongi. Jisoo sadar pria yang kini menguasai pandangannya lelah bukan main, lebih tepatnya batin dan hatinya sudah lemah.
Sejak kemarin saat Yoongi memutuskan untuk menangkap Daechan, ia tak pernah sekali pun berbicara pada Jisoo tentang malam yang ia lalui di gedung bekas Gwangan.
"Bagaimana aku harus meminta maaf pada wanita tak bersalah ini Tuhan? Ternyata keluarga ku sendiri yang menghancurkan hidupnya." Batin Yoongi.
Jisoo menarik nafasnya panjang,
"Tuhan, berikan pria itu kekuatan. Tolong jangan menambah penderitaannya. Hidupnya sudah cukup berat. Aku tahu dia sangat hancur dan saat ini hatinya bergelut menyalahkan dirinya sendiri." Doa Jisoo dalam batin nya.Pintu ruang rawat itu terbuka, Sekretaris Kim masuk dengan jas berwarna biru tua membawa satu tab.
"Tuan masih belum berbicara dengan mu?" Tanya sekretaris Kim tanpa suara dibalas anggukan oleh Jisoo.
Sekretaris Kim menghampiri Yoongi, ia membungkuk memberi salam. "Tuan.."
Tatapan Yoongi yang tadi hanya menatap gorden kini menuju kearah Sekretaris Kim.
"Tuan Daechan ingin menemui mu. Dia terus berteriak tak henti dalam sel." Jelas Sekretaris Kim.
"Hm, siapkan pakaian ku. Aku akan kesana."
Mendengar itu Jisoo langsung berdiri dan membuka suaranya. "Tapi kau belum pulih, Tae mengatakan pada ku setidaknya kau harus beristirahat selama satu pekan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [왜요?]
FanficSeorang pengusaha muda bernama Min Yoongi mengalami teror dalam hidupnya karena satu permasalahan yaitu hak waris dari sang ayah. Ia harus selalu siap dengan keadaan apapun itu, karena seseorang yang tak ia ketahui menginginkannya mati dan mengambil...