피의 | Blood

429 101 140
                                    

Mereka menjadi pusat perhatian.

"K-kau tadi akan tertabrak." Ucap Jisoo.

Yoongi yang tersadar segera berdiri dari sana dan membantu Jisoo yang berada dibawahnya.

"Maafkan aku sajangnim." Ucap pegawai itu seraya menunduk meminta maaf.

"Tidak apa-apa, lanjutkan lah kerja mu." Ucap Yoongi.

Jisoo memegangi sikut nya yang sedikit memar karena tumpuan tadi.

Mulut-mulut pedas para pegawai perempuan yang mengira Jisoo mengambil kesempatan dari kejadian ini terus terdengar, walaupun mereka berbisik tapi percuma jika bisikan itu dari puluhan orang akan jelas terdengar.

Yoongi menarik tangan jisoo dari sana dan membawa nya ke sebuah ruangan pribadi Yoongi. Bukan, bukan ruangan yang biasa Yoongi pakai untuk bekerja. Ruangan ini benar-benar khusus untuknya. Tak ada yang bisa masuk tanpa seijinnya.

"Duduklah." Ucap Yoongi.

Jisoo duduk di sebuah sofa berwarna coklat diruangan itu.

"Ruangan apa ini?" Tanya Jisoo.

"Tempatku bersembunyi." Kata Yoongi seraya mengambil kotak obat disana.

Yoongi duduk dihadapan Jisoo.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jisoo menatap Yoongi tajam.

"Diam." Singkat Yoongi. ia membuka kancing lengan baju Jisoo dan menggulungnya agar siku nya bisa ia obati.

Jisoo melihat Yoongi mengobati lukanya, hatinya mulai tergoyah ia menjadi bimbang. "Apa benar kau yang membunuh ayahku? Jangan membuatku bingung Yoongi-ssi, jangan bersikap seperti ini."

"Kenapa kau melakukan itu? Itu membahayakan mu." Ujar Yoongi.

"Bukan kah tugas pengawal menjaga tuan nya?" Jisoo membuat Yoongi menghela nafasnya.

"Lihat, kau terluka." Yoongi menatap Jisoo.

"Lalu? Bukan kah itu wajar bagi seorang pengawal seperti ku?" Jisoo membalas tatap Yoongi.

"Aku tak mau." Yoongi.

"Aku tak mau kau terluka, Jisoo-ssi." Lanjutnya membuat Jisoo semakin tergoyahkan dari niat awalnya itu. Tatap mata Jisoo tertuju pada Yoongi sedari tadi.

"Ingat jisoo! Tolong ingatlah, kau menderita karena nya, sedangkan dia hidup bahagia dengan semua yang ia punya. Ingat itu!" Jisoo terus menguatkan diri nya agar tak membiarkan hal konyol ini tumbuh dihatinya.

Drrtt.

"Sekretaris Kim menelepon. Angkat telepon mu." Ujar Jisoo.

Yoongi mengambil Handphone nya dan mengangkat telepon yang tak berdering itu.

"Tuan, gawat! Ruangan mu.."

"Ada apa dengan ruangan ku?"

"Ruangan mu di penuhi darah."

"Ck. Kau memperkerjakan beberapa pengawal di depan kantor untuk apa? Hanya berdiri saja disana? Siapa yang melakukan ini?" Tegas Yoongi.

"A-aku tak tahu Tuan, aku sedang berjaga di ruangan mu agar pegawai lain tidak tahu keadaan ini."

Yoongi mematikan telepon itu kesal.

WHY? [왜요?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang