6 tahun lalu.
"Lee In Gu-ssi, istri mu telah tiada akibat serangan jantung yang dialaminya." Ucap seorang dokter disana.
"Dokter jangan memberikan informasi yang tidak akurat!" In Gu memarahi dokter itu.
"Saya mengerti sulit untuk menerimanya, tapi relakan lah agar istri mu pergi dengan tenang." Ucap dokter itu mencoba menenangkan In Gu.
Jangan tanya, Eun Joo sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Sakit rasanya, rasa sakit itu bahkan sudah tidak bisa membuatnya menangis lagi. Dia terdiam di kursi rumah sakit, sedangkan ayahnya masih tak bisa menerima itu semua dan terus memarahi dokter tadi.
3 bulan setelah kematian ibunya, bulan depan Eun Joo harus masuk universitas yang dia inginkan. Namun, keadaan ayahnya semakin kacau. In Gu terus pulang larut malam menghabiskan uang yang tersisa untuk membeli alkohol.
"Appa! Sadarlah! Kumohon." Eun Joo berteriak kepada ayahnya yang baru masuk kedalam rumahnya itu dalam keadaan mabuk.
"Apa urusan mu? Pergilah tidur." Balas In Gu sedikit mendorong putri nya.
"Aku harus kuliah, setidaknya kau jangan menghabiskan uang itu. Aku ingin tetap kuliah." Tegas Eun Joo.
"Kau ingin kuliah? Hanya dua pilihan hidup yang Tuhan berikan pada mu. Pergi mati bersamaku menyusul ibumu atau mencari lelaki kaya raya yang sanggup menghidupi mu dan diriku." Ucap In Gu pada putrinya yang dahulu sangat ia cintai.
Deg.
Tajam menusuk dihati Eun Joo. Ayahnya, pria pertama yang ia cintai dalam hidupnya kini menjadi pria pertama yang mematahkan hatinya. Air mata Eun Joo mengalir dari malam hingga pagi datang jika teringat perkataan ayahnya ia kembali meneteskan air matanya.
Hari demi hari sama saja. Ayahnya masih pergi dengan membawa uang dan pulang dengan keadaan mabuk, berlanjut sampai ayahnya jatuh sakit.
Kali ini, Eun Joo tak bisa lagi menahan rasa kesal dan amarahnya pada keluarga Min. Menurutnya keluarga Min Daejang adalah alasan mengapa dirinya hancur seperti saat ini.
Eun Joo memutuskan untuk pergi ke kantor MIN Group yang sudah mulai berkembang. Ia pergi menemui Min Daejang dengan sebuah batu yang ia genggam erat ditangan nya.
Ia membuka pintu ruangan dimana Min Daejang bekerja tanpa permisi. Batu yang ia genggam dilemparkan kearah Min Daejang, namun tak mengenai pria itu.
Terkejutnya Daejang saat batu itu mengenai papan nama dihadapannya. "Ada apa ini?!"
"Kembalikan uang ayahku! Kembalikan keluarga ku! dan kembalikan hidupku pria tua brengsek!!" Umpat Eun Joo, denyut jantung nya semakin cepat, emosinya tak terkendali.
Daejang tersenyum, "Tenanglah, bicaralah baik-baik. Kau sungguh tidak sopan, mulutmu sama seperti mulut ayahmu."
Security yang ingin menyeret Eun Joo keluar tak diizinkan oleh Daejang. "Biarkan dia, dia tamuku." Ujarnya.
"Cih. Cepat kembalikan semuanya padaku!! Atau aku akan melaporkan mu pada polisi." Ancam Eun Joo, ia kini mengaktifkan rekaman suara di handphone nya.
"Laporkan? Kau yakin aku akan ditahan? Kau mempunyai bukti?" Tanya Daejang.
"Aku akan meminta ayahku untuk menjadi saksi." Ucap Eun Joo yakin.
Daejang tertawa lantang. "Kau tak tahu seperti apa ayahmu itu. Setiap malam dia pergi untuk mencari wanita. Dia yang mengkhianati ku. Dia yang menjebak ku terlebih dahulu."
"Maksud mu?" Tanya Eun Joo tak mengerti.
"Kau tahu Daechan? Heemin? DIA BUKAN ANAK KU MELAINKAN ANAK DARI AYAH MU!" Tegas Daejang dengan nada suara yang semakin lama semakin mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY? [왜요?]
FanfictionSeorang pengusaha muda bernama Min Yoongi mengalami teror dalam hidupnya karena satu permasalahan yaitu hak waris dari sang ayah. Ia harus selalu siap dengan keadaan apapun itu, karena seseorang yang tak ia ketahui menginginkannya mati dan mengambil...